⚠️ PERHATIAN ️⚠️
Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.
Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.
Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!
• • ✧ • •
Masih mencari berbagai informasi dan benda tertentu, Kenzo beserta kedua kawannya terus mengulik lantai 2 tanpa takut akan kehadiran orang lain yang bisa kapan saja datang. Mereka terlalu asyik, mereka terlalu serius sampai-sampai tidak menyadari jikalau di lantai bawah terdapat pergerakan kaki yang perlahan kembali menaiki anak tangga. Suara bising yang mereka ciptakan berhasil mengundang orang-orang untuk kembali mencari tahu ada apa gerangan di dalam.
Masih dengan santai mengambili barang-barang temuan, termasuk bom dan pistol, ketiganya masih tidak sadar, sampai gerombolan petugas tiba di lantai 2. Mereka perlahan mengitari ruangan, hingga berhasil menemukan keberadaan Kenzo, Aksa dan Harzan.
Sontak, semua pistol menodong ke arah mereka, berada tepat di belakang kepala ketiganya.
Menyadari kembalinya kehadiran para polisi, berhasil membuat Kenzo, Harzan dan Aksa saling pandang. Menatap satu sama lain dengan pupil mata yang melebar, serta detak jantung yang kembali berkampa.
Kenzo, Aksa dan Harzan terpaku, payahnya mereka sampai bisa lengah dan terciduk¹. Sialnya lagi dalam keadaan memegang benda-benda terlarang.
Dari sana, salah satu petugas polisi kemudian berkata, “Angkat tangan kalian! Taruh benda-benda itu di lantai!”
Mati sudah, usaha berlindung dan pengalihan Melviano – Valdi berujung sia-sia. Kini mereka akan segera menyusul kedua kawannya itu ke kantor polisi.
Sambil menyimpan benda-benda di tangan mereka dengan gerakan yang tremor, baik Harzan, Aksa dan Kenzo sama-sama menelan kasar saliva mereka. Merasa gugup, panik sekaligus takut. Sedangkan di sisi lain, Melviano dan Valdi yang berada di perjalanan hanya bisa diam dengan kepala tertunduk. Meratapi nasib, juga mengkhawatirkan ketiga kawannya. Dalam keadaan menyedihkan seperti itu, keduanya masih saja memikirkan Kenzo, Harzan dan Aksa.
Kembali kepada Harzan, Aksa dan Kenzo, mereka kian berbalik badan secara perlahan, menundukkan pandangan, serta membungkam menahan gejolak rasa takut. Ini kali pertamanya mereka mengalami hal tersebut.
Tak lama setelahnya, petugas polisi yang berdiri di belakang polisi tadi bergumam, “Sepertinya mereka ini komplotan 2 pria tadi.” Ia menyinggung soal Melviano dan Valdi yang tertangkap basah kala bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Lautan Api, 2042
Azione[Prequel Novel VOC Yogyakarta Tahun 2050] [Jangan lupa vote dan komen, serta follow akun penulis sebelum membaca! Cerita ini hanyalah fiktif. Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca!] Genre : Action, Thriller, dan Sci-Fi. [Indonesian Genius Generati...