⚠️ PERHATIAN ️⚠️
Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.
Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.
Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!
• • ✧ • •
Rakha terus melajukan mobilnya ke suatu tempat dengan kecepatan secepat mungkin, tetapi tetap berhati-hati karena takut menimbulkan kecelakaan dan mengacaukan aksi pelarian mereka. Sekitar dua puluh menit telah mereka tempuh hanya untuk di perjalanan, mereka akhirnya sampai ketika di menit ke dua puluh tiga.
Helaan lega Rakha embuskan, lalu bergerak turun dari mobil. Namun, sebelum kakinya sepenuhnya menginjak tanah, pria angkuh itu berkata, “Turunlah! Kita udah nyampe. Kita aman di sini. Bakal gue jelasin sisanya setelah kita makan malem.” Iai lalu sepenuh keluar dari mobil, disusul kelima pemuda Yogyakarta.
Ditatapnya rumah sederhana di hadapan mereka dengan fondasi yang tak lagi utuh, kelima pemuda Yogyakarta itu terpukau akan kebenaran bahwa masih ada rumah setua ini di era sangat modern seperti sekarang.
Bentuknya yang masih terlihat seperti rumah tahun 2020an tanpa ada tanda-tanda terlihatnya bagian hasil kecanggihan teknologi, benar-benar sulit dipercaya bahwa rumah itu masih ada.
Bahkan, ketika mereka masuk ke dalamnya tidak ada kecanggihan teknologi apa pun yang tersedia seperti di vila sewaan maupun rumah mereka. Benar-benar hanya reruntuhan seperti museum tadi, hanya saja ini benar-benar sederhana.
Dari sana, Rakha menuntun kelimanya menuju bagian lebih dalam dari rumah tersebut. Barulah mereka menemukan alat-alat teknologi yang mereka kenali. Ternyata hanya bagian depan yang berbeda, dan dalamnya tetap saja mengikuti era zaman.
Rakha kemudian berkata, “Anggep aja rumah sedikit. Kalian duduk aja dulu! Gue mau siapin makan malem. Kalian enggak masalah, kan, kalau makan makanan instan? Harusnya, sih, enggak masalah. Rumah-rumah gue. Kalian, kan, Cuma numpang.”
Valdi dan keempat kawannya saling pandang mendengar Rakha bermonolog. Terkesan seperti pria aneh. Namun, Rakha tidak peduli dan tetap melanjutkan langkahnya menuju bagian lain dari rumah tua tersebut.
Aksa--si pencinta teknologi, seketika merasa penasaran dengan alat-alat yang ada di depan dirinya dan keempat kawannya, spontan berjalan mendekati salah satu jenis benda. Arkian berkata, “Specialty laptop glass tipe X05 keluaran tahun 2035, tipe XA5 keluaran tahun 2031, dan tipe A05 keluaran tahun 2029. Nih, orang koleksi atau apa sampe 3 tipe sekaligus?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Lautan Api, 2042
Action[Prequel Novel VOC Yogyakarta Tahun 2050] [Jangan lupa vote dan komen, serta follow akun penulis sebelum membaca! Cerita ini hanyalah fiktif. Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca!] Genre : Action, Thriller, dan Sci-Fi. [Indonesian Genius Generati...