Chapter.1 Dibunuh Oleh Cinta

1.1K 72 29
                                    

Halo! Prolog nya kek gitu, tapi yakinlah bahwa novel ini penuh dengan hal-hal happy happy aja ya... Yup, happy happy.

Happy reading!

****

Aku mati, dalam artian yang sebenarnya.

Kau bertanya kenapa? Yah, banyak hal yang terjadi pada ku.

Itu adalah malam hari yang indah seperti biasa.

Kota yang ramai.

Rasa lelah sehabis kerja yang biasa.

Dan rumah yang biasa juga.

Sebuah hari indah yang biasa.

Ya, itu semua indah, kecuali kenyataan bahwa di usia ku yang sekarang pun aku masih saja melajang.

Bukan berarti aku jelek atau semacamnya, okay? Ini hanya masalah timing saja. Aku hanya merasa bahwa aku belum siap untuk semua itu.

Aku masih ingin sendiri, menikmati kebebasan sesaat ini.

Itu, adalah pemikiran jujur ku.

Meski terkadang, lajang juga tak selalu tentang hal-hal baik dan bebas.

Saat melihat teman mu yang sudah berkeluarga dengan anak dan istri nya, kau harus menahan rasa iri dan kesepian aneh yang tiba-tiba aja menyerangmu.

Saat bertemu orang tua mu, kau harus terus mencari alasan untuk menghindari desakan mereka agar kau cepat mencari pasangan.

Ini sungguh perasaan yang rumit.

Maksudku, aku tentu menyadari bahwa itu tidak baik untuk selalu menyendiri seperti ini. Baik sebagai makhluk hidup dan pribadi, aku sangat tertarik pada lawan jenis. Terutama pada yang besar... Hati nya.

Namun seperti yang kukatakan sebelumnya, itu masih belum waktunya.

Aku masih belum siap untuk semua itu.

Namun, yah, tapi kurasa... Sepertinya ada yang sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi?

Sesaat setelah aku memasuki rumah ku istanaku dan hanya milikku yang tidak perlu dipertanyakan lagi jumlah total penduduk di dalam nya, pintu yang ku yakin telah ku kunci tiba-tiba saja terbuka dengan bunyi deritan senyap.

"Malem~ kak~"

Disana berdiri junior di tempat ku bekerja yang sudah kuanggap hampir seperti adik kandung ku sendiri - Nora.

"Nora...?" Aku terlalu terkejut pada saat itu.

Maksudku, bagaimana dia dapat membuka pintu rumah orang lain disaat pintu itu seharusnya sudah terkunci?

Tapi pertanyaan itu bahkan tidak perlu kutanyakan lagi pada nya.

Crring

Pertanyaan ku segera terjawab saat Nora menjatuhkan apa yang dia genggam di tangan kiri nya.

Itu adalah sebuah kunci, mungkin semacam kunci duplikat.

Sekarang itu masuk akal bagaimana dia bisa masuk kedalam rumah ku jika dia memiliki hal semacam itu - eh, bukan!! Sejak awal, bagaimana dia dapat mendapatkan kunci itu? Sejak kapan? Memangnya dia memiliki cara untuk menduplikat kunci rumah ku di saat satu-satunya kunci rumah ku selalu ku bawa kemana pun aku pergi?!

Ini aneh... Ahhh... Perasaanku tidak enak tentang hal ini.

Nora mulai melepas jaket hitam nya, "Kak~ aku udah gak tahan lagi~"

Aku tidak tau apakah itu imajinasi ku atau semacamnya, tapi aku dapat melihat samar-samar bahwa wajah Nora sedikit memerah.

Kedua pasang mata abu-abu milik Nora terlihat berkabut saat mereka terkunci kearah ku - tidak, mungkin sesuatu yang ada di bawah sana.

[Remaked On Another Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang