Chapter.14 No.1(3)

288 35 1
                                    

-Di ruangan latihan Serikat petualang kota Minerlott.

"Tidak buruk, kurasa."

<Aze: "Oke, setelah udah belajar dikit tentang armor, kek nya ini yang paling cocok buat armor Lena seperti yang ada di imajinasi aye!">

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

<Aze: "Oke, setelah udah belajar dikit tentang armor, kek nya ini yang paling cocok buat armor Lena seperti yang ada di imajinasi aye!">

""T-tidak mungkin...""

Aku... Sudah mengalahkan ketiga dari mereka.

Mereka bertiga saat ini sedang tergeletak di tanah, bernapas berat. Sepertinya bahkan untuk berdiri pun mereka sudah sangat kesulitan.

Pada awalnya, aku memang melawan 1 lawan 1 dari mereka secara bergiliran seperti yang kukatakan sebelumnya.

Tapi, mereka kalah dengan terlalu mudah. Aku sampai terkejut dengan betapa lemahnya mereka.

Karena itu, aku pun memutuskan untuk melakukan tanding ulang melawan mereka secara bersamaan.

Hans tampaknya cukup berbakat dalam berpedang. Namun ilmu pedang nya terlalu berantakan. Dia terlalu banyak menghabiskan stamina nya pada gerakan-gerakan yang sia-sia, mungkin karena dia belajar berpedang secara pribadi tanpa ada seseorang yang mengajarinya.

Senia berbakat dalam hal sihir. Sangat berbakat, bahkan dalam sihir lain selain sihir support.

Tapi dia terlalu gugup ketika berhadapan dengan ku. Dia bahkan tidak pernah sekalipun berhasil merapalkan sihir nya pada ku. Aku penasaran, bagaimana sebenarnya cara gadis ini bertahan sebagai petualang hingga saat ini?

Untuk Hannah... Dia cukup baik. Dia baik dalam mengamati gerakan ataupun menganalisis kemampuan musuhnya. Kemampuan panahnya juga cukup baik.

Namun itu saja. Dia hanyalah seorang pemanah ahli biasa. Mungkin dia telah menjadi terlalu puas pada kemampuannya dan akhirnya berhenti mencoba untuk meningkatkan kemampuannya lagi.

Selain itu, dia juga terlalu terbuka pada serangan fisik. Dia memiliki bakat, namun dia telah menjadi lalai.

"Kalian memang memiliki potensi, tapi kalian masih terlalu naif."

"Seperti yang diharapkan dari Golden wings, kemampuan mu benar-benar melebihi penilaian ku, sungguh." Wakil serikat tertawa ramah, berjalan mendekati kami sambil bertepuk tangan.

Aku mengalihkan pandang ku ke arah Wakil ketua serikat.

"Kenapa?"

"Hm?"

"Kenapa anda tidak melakukan apapun pada saat mereka benar-benar terlihat akan menentang perintah anda? Meskipun hanya Wakil, bukankah anda seharusnya dapat memaksa mereka dengan mudah atau semacamnya?"

Wakil ketua serikat tersenyum, mata nya yang sudah sipit semakin menyipit, "Yah, saya memang bisa melakukan sebanyak itu."

"Kalau begitu kenap-"

[Remaked On Another Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang