12. GE(EZ)MPA

268 27 0
                                        

Solar membuka pintu depan rumah, melihat sekeliling ruang tengah dan melangkahkan kakinya dengan pelan. Duri mengikuti setiap gerakannya.

" Bam! " Taufan memukul dinding dan mengejutkan keduanya.

Solar menoleh ke arahnya dengan ekspresi kaget, sementara Duri bersembunyi ke belakangnya dan menengok dari pundaknya. Taufan tertawa garing sendirian. Ia kemudian merubah ekspresi serius. "Korang baru sampai rumah pukul sembilan malam hari cam ni dari mana? " Tanya Taufan menyelidik.

" Dari cari Abang Gempaa " Jawab Duri dengan santainya. Solar mendelik tajam.

" Korang berdua pergi bawa motosikal Jiran sebelah sampai larut malam cam ni nak cari Gempa jer ? " Halilintar join the grup. Mengulangi kembali pola pertanyaan Taufan.

" Ha'ahh. Abang gempa dh lama sangat tak balik balik jadi kitaorang pergi la cari die. Mana tau die kenapa kenapa Kat sana? " Entah Duri sedang bercanda, ataukah ia mencari perhatian, ataukah kenapa. Kalimat itu ia lontarkan begitu saja tanpa berfikir panjang.

" Sampai tak pamit pamit ? "

" Eee, hehehehe " kekeh duri menjawabnya.

" Tak baik cam tu lah, kalau Korang berdua kenapa kenapa Kat luar sana cam mana? "Kata Taufan dengan nada khawatir.

" Heran, Korang boleh risaukan aku Ngan duri yang pergi Kat luar setengah hari jer. Sementara Abang Gempa pergi pekan lalu sampai skrang tak balik balik Korang tak risaukan sama sekali " sanggah Solar.

" Die pergi dinas luar kota jer, Pergi kerja. Die tu dh besar. dh mesti lah die boleh jaga diri sendiri " jawab Taufan.

" jadi kitaorang ni budak kecil lagi keh?! " Seru Solar tidak terima.

" Iye lah? Kan Korang sekolah menengah atas jer lagi ? Kalau dh university baru la dh besar tu kata " jawab Taufan santai.

" Engkau kenapa pula nak jer ikut Ngan Solar? " sementara itu juga Halilintar bertanya kepada Duri.

" sebab nak jer bang. hehehe " jawab Duri kembali terkekeh kecil.

" Tak de hal kelakar Kat sini "

" ... "

" Kalau lain hari engkau Kat luar tak pamit pamit lagi, baik jer tak payah balik Kat sini lagi " Halilintar menatapnya dengan penuh intimidasi.

Solar mengalihkan pandangan ke arahnya. Ia tau betul tidak mungkin karena pergi tanpa pamit saja Halilintar akan mengusir Duri. Tapi jika hal itu benar, ia bisa membuktikan bahwasanya Halilintar juga mengusir Gempa karena hal sepele semacam itu.

***

" Ini bukan aku " -gempa melempar handphone dengan foto *u*gar itu sampai hancur.

" Dh jelas jelas la itu kau " -taufan membantah.

" Pergi la jangan nak balik lagi, jangan pakai identitas kau lagi. Berenti kerja Kat perusahaan itu " kecam Halilintar menatap Gempa tepat di depannya.

Dan seperti apa yang biasanya terjadi, Gempa lebih memilih diam menanggapi kata kata Halilintar.

" Pasal kecelakaan solar aku boleh fahami, tapi yang ni aku dh tak tau nak cakapkan apa Kat kau. Patut jer kau asik lambat nak balik rumah ye? " -Taufan

Gempa masih terus terdiam di tempatnya.

" Pergi, kau tak dengar apa aku cakapkan tadi? "-Halilintar

Gempa terbangun dari (ingatan) mimpi buruknya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan memastikan keadaan. Sunyi. Itulah yang terdengar dari rumah ini. Ia mengusap wajahnya dengan kasar dan segera beranjak dari tempat tidur. Banyak hal yang harus ia lakukan hari ini.

Shut up !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang