26. KETAHUAN

240 22 3
                                    

" Abang dh balik? " Ying melihat kakak laki lakinya datang dari pintu depan. Segera ia menghampirinya dengan girang.

" Ha'ah, banyak pelanggan tadi Kat sana jadi lama skit balik hari ni " jawab sang kakak laki lakinya itu melepaskan seragam kerja dan memberikan kepada ying.

" Abang asik mengeluh jer aku dengar. Aku pun nak kerja Kat restoran tu padahal, sebabb mesti seronok la kan? " Ying meminta pendapat sekalian mengejeknya. Seragam yang di berikan padanya dengan mudahnya di lempar ke sofa, tanda tak mau mengurusnya untuk sementara waktu. 

" Tak payah la kau kerja Kat sana " usul sang kakak. " Baik kau jelaskan apa kau nak kan skrang. Aku baru jer datang kau dh sambut hangat cam ni mesti ada perlu la tu " lanjutnya.

" hehehee, Abang Iyan memangg baikk " Ying memeluknya erat.

" Hem, cakap jer cepat " perintah iyan dengan melihat sekeliling malas.

" Aku nak Kat RS jenguk kawan aku. Boleh antarkan. kaaann? " Tanya Ying dengan memohon.

>>>

" Eeee, aku cakap dengan kau. Kau jangan nak bagitaukan siapa siapa. Oke ? " Gempa melafalkan perjanjian dengan Gopal yang masih setia menunggu penjelasannya sedari tadi.

Gempa melihat tatapan penuh pertanyaan itu sebagai hal yang tidak terlalu serius. Lagipula dia hanyalah Gopal, Mungkin jika fakta diputarkan sekarang, sekali lagi ia bisa mendapat kepercayaan.

" sebenarnya aku bukan Gempa " Gempa terkekeh kecil mengucapkannya.

Suara jangkrik terdengar sayup sayup ketika ruangan itu tiba tiba hening. Gopal menatap datar muka kawannya yang berfikir bisa dengan mudah ber akting lagi.

" Hais yelah yelahh! " Gempa mulai frustasi sekarang. Ia menggaruk kasar Tengkuknya sendiri. " Tapi panjang ceritanya "

" Pendekkan " Bijak Gopal

" cam mana aku nak mulai e " Gempa bingung sendiri lagi. Gopal yang menunggu sedari tadi kesal sudah dibuatnya.

" Awal mula semua ni, masa Solar kecelakaan " Gempa yang tadinya bermain main sekarang terdengar menurunkan nada bicara, menunduk menekuk nekuk jemarinya.

Gopal melihatnya dengan mengangguk angguk penasaran. Tak mau ia lihat rasa sendu disana, lagipula merespon dengan kasihan hanya akan membuat suasana semakin mencekam. Penuh kesedihan.

" Sehari sebelum kecelakaan tu, Solar minta aku ikut dengan die tapi aku tak nak "

" Sehabis itu, Halilintar macam salahkan aku pasal kecelakaan tu. Sebab aku tak kawankan die "

Suara penjelasan Gempa semakin rendah, tanda ia semakin tidak suka menceritakan hal ini. Tentu saja mengungkitnya akan menjadikan luka yang telah lama di perban terkuak kembali.

" Aku coba cari tau pasal kecelakaan tu, rupanya kena sabotase dengan seseorang. Yang sampai skarang belum aku tau siapa die " hali ini berbeda, Gempa sedikit menekankan.

" aku kena usir dari rumah sebelum aku boleh jelaskan semua tu dengan halilintar. Kena usir sebab ada foto foto yang tunjukkan aku buat hal tak baik dengan salah satu rekan kerja aku "

" Ha, Kat situ la Aku kena kecam jugak suruh ganti identitas "

" Nanti! " Sanggah Gopal " pertanyaan aku Kat sini, kalau die usir kau sebab foto foto tu apesal pula die mesti suruh kau ganti identitas ?? " Tanyanya setelah mendengarkan setengah dari penjelasan Gempa.

" Hais kau ni. Biar tak buat malu keluarga lah ? " jawab Gempa.

" Lah engkau ni dh tak de akal keh? " Tanya Gopal lagi.

Shut up !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang