" Pft- " suara blaze mulai terdengar. " Khakahakahkahak " ia kemudian tertawa lepas sendirian. " Lagak sok! Nyali kang ngaduu "
Terdengar suara pukulan sudip kayu setelah itu. Blaze berhenti tertawa dan membuat suara seolah olah sedang menangis sendu. " uHuhuhhuhu.. "
" Diamlah " Ais tetap berbalik dan meninggalkan ruangan membawa sudip kayunya.
" Abang tak pe ? " Duri bertanya kepada Blaze di dekatnya barusan. Taufan ikut menghampirinya. Tersisa solar Yang tetap duduk di kursinya sendiri sementara Halilintar juga telah beranjak mengikuti Ais.
" Ais ? " Panggilnya.
Si pemilik nama berbalik dengan malas. " ye bang? "
" Ada aku nak tanyakan dengan kau " Halilintar menyeretnya ke dalam kamar. Ia mengikut dengan pasrah.
Di dalam kamar Halilintar mengambil kertas tengah buku tulis di meja kepunyaan Blaze. Ais melihat gelagatnya Heran. " Apa benda tengah Abang buat Kat situ ? " Tanyanya kemudian.
Halilintar tidak merespon. Ia menuliskan sesuatu kalimat di atas kertas dan menunjukkan kepada Ais. Dengan cara itu tidak akan ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua dimanapun.
Ni dh kali kedua Solar curiga dengan kita.
Kau tau ke tak Siapa kira kira yang dh bagitaukan die sesuatu.Ais mengggeleng sebagai jawaban. " Kalau terus cam ni kenapa kita kena rahasiakan dari die apa yang dh Gempa buat? " tanyanya.
" Lagipun aku rasa bila kena bagitaukan jer tak ada masalah apa apa " jelas Ais lagi sembari mengambil kertas di tangan halilintar di depannya. Membuang kertas itu kedalam tempat sampah kecil di bawah meja belajar.
" Tak payah bagi tengokkan die foto foto tu. Dh cukup kena bagitaukan jer " katanya dengan santai.
" Die takkan percaya " jawab Halilintar.
Ais diam mendengarkan dengan baik penjelasan yang akan dia lakukan. Ais duduk ke kursi di dekat meja.
" Solar bukan anak kecil yang cukup kena bagitaukan jer. Die mesti minta bukti. " Ungkap Halilintar.
" selain aku tak nak bagi tengokkan hal tak baik dengan die. Aku dh hapus semua file foto haritu. Baik yang internal Kat handphone aku, ataupun Kat eksternal internet " Halilintar ikut duduk ke meja di sebelahnya.
" kalau dh cam tu. Apesal kita kena usir die Kat sini? " tanya Ais lagi. Pembicaraan seperti ini Sungguh sangat menyenangkan baginya.
" Dh aku cakap haritu kan ? Kemungkinan perempuan tu datang Kat sini cari die. Kalau sampai ada rumor pasal tu kita semua pula kena " tutur Halilintar.
" baru aku terpikir. Die kena usir Kat sini pun tak kan boleh hapus kemungkinan tu " lawan Ais menatapnya tajam. Kecurigaan mulai muncul di benaknya tentang bagaimana jika saja Halilintar sebenarnya mengusir Gempa bukan hanya karena hal itu. Jikalau Solar saja bisa ia kecoh sampai sekarang, apa kabar dengan dirinya ? Ada yang tidak jelas di sini.
" Boleh jadi die pergi Kat sini hari ni, esok keh lusa buat cari Abang Gempa. Kalau kita Kat sini pun tak semua orang tau bahwa die dh kena usir. Mesti perempuan tu pun tak tau kan? " Ais kembali mengajukan pertanyaan panjang. " Die boleh datang Kat sini kapan sahaja die maukan. Tengok die buat hal cam tu dengan Abang Gempa artinya die dh tau semua pasal Abang Gempa juga kan? Tak mungkin die tak tau rumah ni "
" tentunya aku dh bersedia sambut die " jawab Halilintar.
" Itu abang. Aku tau abang nak pura pura tak kenal die. " Ais menopang dagu dengan tangan sambil melihat saudaranya di dekatnya. " tapi Kalau sampai Solar yang berjumpa dengan die Kat sini, Keh Duri? Cam mana menurut kau "

KAMU SEDANG MEMBACA
Shut up !
FanfictionBerawal dari mendapatkan pekerjaan semuanya menjadi rumit untuk dibicarakan. Sampai kecelakaan terjadi dan menimbulkan kesalahpahaman, cerita ini masih terus berlanjut... Budayakan support! Nb: 3/4 karakter(tokoh) dalam cerita adalah RESMI MILIK MON...