20. ARGUMEN

144 22 0
                                    

Setelah meminum obat di kantor, gempa berangkat bersama teman satu timnya menuju lokasi kerja lapangan hari ini. Di mobil semua orang hanyut dalam pikiran sunyi masing masing sampai salah seorang daripada mereka angkat bicara.

" Korang- " Regina memanggil namun tidak sampai mengucapkan apa maksudnya.

Amina dan Fatih menolah bersamaan. Gempa ikut menoleh. Regina dengan santainya hanya menggeleng cepat dan tersenyum garing.

" Serius la aku ni tengah bawa mobil ha " Fatih mengecam tidak terima. Ia segera berbalik kembali melihat jalanan dengan baik.

" Entah tu kira kan nak cakap apa rupanya diam jer ada " sahut Amina sama setuju dengannya.

" Ha'ah ganggu betul kan ? " Jawab Fatih lagi dari kursi kemudi.

Mereka terus mengoceh bersama sama tentang Regina yang hanya tersenyum getir di kursi belakang di dekat Amina. Gempa melihatnya seraya bertanya apa maksud panggilannya tadi. Regina yang faham akan hal itu menjawabnya dengan mengangkat bahu. Tidak mau tau.

Kembali kepada awal keberangkatan, mereka terdiam dengan pikiran masing masing. Sunyi senyap kembali melanda dan hanya menyisakan suara mesin mobil yang kemudian membuat Gempa tertidur lelap bersandar pada jok mobil.

Fatih membangunkannya Dengan menepuk nepuk lengan tangan kanannya setelah sampai pada lokasi kerja. Ia bangun dan mengusap mukanya sendiri.

" Haih sorry aku tertidur pulak tadi " katanya sembari menuruni mobil.

" Tak pe dh " Fatih mengiyakan.

" Habis minum obat aku tadi " jelas Gempa sembari mengambil botol air minum di saku ranselnya dan membasuh muka dengan air tersebut.

" Hari ni pergi sama sama nak ke tak Weh ? " Tanya Amina.

" Nak je " jawab Regina.

" Aku apa apa baiknya jer " balas Gempa.

" Kalau aku, setuju " ucap Fatih.

" Kalau cam tu aku nak pergi dengan anak bawang aku " Amina menunjuk Gempa. " Nak jer kau kan anak bawangg " celetukan melanjutkan.

" Tak boleh. " Regina membantah. " Kau pergi dengan die kau cerita jer ada nanti "

" Apa maksud kau tu " tanding Amina.

" Intinya kau tak boleh pergi dengan die dh " Regina tetap menolak.

" Biar Amina dengan aku jer kalau cam tu " Fatih menawarkan.

" Boleh " Regina mengiyakan.

" Hee!! " Amina berteriak tidak setuju.

" Ape? " Regina merespons santai. Sementara Gempa menutup kedua telinganya sendiri dengan telapak tangan.

Pembicaraan berempat selesai tepat setelah dua kelompok dari tim itu berpisah jalan. Amina pergi dengan Fatih ke arah barat daya, sedangkan Gempa dan Regina pergi ke arah berkebalikannya.

" Kenapa kau tak bolehkan Amina pergi dengan aku sebenarnya? " Tanya Gempa melihat sekeliling sambil berjalan di trotoar kecil jalan pedesaan.

" Biar die dengan Fatih boleh pergi sama sama la " jawab Regina.

" Kenapa kena cam tu ? " Balas Gempa.

" Biar dieorang baikan " jawab Regina lagi.

" Ke- " Gempa tak melanjutkan setelah Regina menjawabnya terlebih dahulu.

" Dieorang bertengkar tadi tu sebab salah faham kecil jer. Aku pasti kalau dh pergi sama sama cam tu mesti boleh bincang banyak sama sama jugak. Jadi mesti baikan jugak nanti " Regina berhenti berjalan untuk menerangkan.

Shut up !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang