Hari itu..
" Korang nak makan apa siang ni ? " Tanya Vina pada teman teman satu ruangan kerjanya.
" Maknanya kau Nak traktir la ni ? " Adi menoleh melihatnya.
Vina mengangguk semangat.
" Oke. Kalau cam tu satu kotak nasi Ayam bakar per satu orang!! " Ujar yang lainnya disana.
Vina menanggapinya dengan senang. Hari ini hari yang baik baginya, ia mendapatkan bonus dari atasan karena telah bekerja lembur akhir akhir ini. Ia berjalan ke parkiran karyawan yang berdekatan dengan garasi kendaraan dinas alias dalam hal ini kendaraan milik sekolah.
Vina tak menemukan motor miliknya berada di parkiran. ia ingat, sebelumnya ia telah meminjamkan motor itu kepada teman atau ruangan kerjanya untuk keluar membeli kertas HVS. Kira kira sekarang temannya itu masih berada di toko juga. Ah, tak perlu pusing pikir, disini banyak kendaraan sekolah yang bisa di pinjam. Ia akhirnya menghampiri salah satu motor di garasi dan menghidupkan mesinnya. Ia mulai membalikkan arahnya untuk menuju keluar dari garasi.
Motor itu mati ketika ia mulai mengangkat gas. Aneh, monitor tangki bensin menyatakan bahwa motor itu terisi penuh. Vina mematikan kontak dan turun dari motor. Ia segera memarkir dan mengeceknya. Ada seutas tali terlihat dalam kipasnya. penasaran dengan itu, Vina refleks menariknya keluar.
Suara Beberapa benda patah terdengar dari dalam mesin. Vina menyadari ia baru saja merusak motor tersebut dengan tangannya sendiri. Mampus! Ia tidak mau di suruh mengganti rugi, lagipula jika ada yang tau ia merusaknya seperti itu pasti akan sangat memalukan. Vina mulai berfikir fikir.
Setelah beberapa saat ia terdiam. Ide bagus sudah muncul di kepalanya. Ide yang sangat sederhana. Ia hanya perlu memesan taksi untuk sekarang dengan fakta bahwa motornya sedang dibawa oleh orang lain. ia juga tahu, seorang siswa sekolah ini akan memakai motor tersebut keluar kota pada esok harinya, tentu saja kerusakan motor itu akan ditudingkan kepadanya.
Araska melihat apa yang dilakukannya di garasi. Ia berdiri di balik pintu garasi membawa tang dan obeng, menggenggamnya dengan erat di tangan kanan. Ia menghampiri Vina dengan pelan.
" Apahal kau tengah buat? " Tanya Araska berdiri berkacak pinggang, sedikit merendahkan suaranya. " Nak aku laporkan kau Kat atasan kau, bahwasanya kau dh rusakkan motor ni? " Ia menyembunyikan peralatan yang dibawanya sendiri juga ke saku belakang celananya dan menutupi dengan pakaian putihnya.
Vina menoleh melihatnya setelah memarkir kembali motor pada posisi semula. Ia melihat raut muka siswa yang sedang mengancamnya, mulai ia teliti penampilannya juga.
" Aha? Kau Laporkan aku? " Vina mendekatkan wajahnya menatapnya sinis. " Atau aku yang laporkan kau balik? " Lanjutnya.
Araska berusaha tetap terlihat tidak gentar sembari menjawabnya. " Kau nak coba celakakan kawan aku yang nak bawa motor tu esok ? "
" Pertanyaan tu dh cukup buat gali lubang kuburan kau sendiri " Vina membisikinya menempatkan tangan ke bahunya. " Araska ye nama kau? Asal kau tau jer aku staff tata usaha sekolah ni. So aku boleh bawa kendaraan sekolah kapanpun aku nak kan. " Lanjutnya melihat papan nama di seragam Araska.
Araska terdiam. Benar bahwa ia tak tau betul apa tujuan perempuan ini tadi, ia hanya sekedar menerka berdasarkan apa yang ada di pikirannya sendiri.
" Aku kena ajarkan psikologi sebelum masuk instansi pendidikan cam ni. Aku tau betul apa kau tengah sembunyikan skarang " bisik Vina lagi padanya.
" Peralatan yang kau bawa Kat saku kau tu bukti, kau nak Kat sini buat hal dengan motor tu. " Jelasnya lagi melihat Araska sibuk berfikir panjang. " Oh! Motif kau mungkin sebab kau iri dengan kawan kau tu? Keh.. kau memang ada dendam dengan die. aku tak tau. Motif motif Tu urusan kau. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Shut up !
Fiksi PenggemarBerawal dari mendapatkan pekerjaan semuanya menjadi rumit untuk dibicarakan. Sampai kecelakaan terjadi dan menimbulkan kesalahpahaman, cerita ini masih terus berlanjut... Budayakan support! Nb: 3/4 karakter(tokoh) dalam cerita adalah RESMI MILIK MON...