Gempa merapikan dokumen dokumen di meja. Memberikan satu tumpuk kepada Regina di dekatnya kemudian kertas kertas itu di lubangi dengan perforator.
Selanjutnya kertas itu di berikan lagi kepada Amina untuk dimasukkan ke dalam ordner.
Setelah tersusun di dalam ordner, lagi ia dioper ke Fatih. Tugasnya hanya menyimpan ordner ke atas rak buku yang paling atas.
" apesal pula kau tak boleh sangat ikut esok, bukannya aku suruh kau bayar satu miliar pun " kata Amina.
" aku ada kegiatan lain boleh kena buat dengan seratus Ringgit tu. Makan makan dengan Korang jer mesti keh sampai reservasi restoran mahal macam tu ? " Jawab Fatih.
" Aku pun sebenarnya tak nak " tambah Regina.
" Wei kau ni. Ikut ikut pula ? " Amina protes pada Regina.
" Hemm " Regina melihat arah lain.
" Penting ni Fatih! Restoran tu dh terkenal akhir akhir ni sebab pelayanan dengan makanan die yang sedap tingkat nasional! " Amina kembali menerangkan kepada Fatih.
" Ye. Habistu? " Fatih seolah tidak peduli.
" kau niiii!!! " Amina beranjak dari tempat duduknya menghampiri Fatih di dekat rak buku.
Suara buku, map dan kertas kertas berjatuhan memenuhi ruangan. Regina menatap datar ke arah lain, tak mau tau apa yang sedang terjadi. Sementara Gempa pula menutup kedua telinganya menoleh melihat kedua temannya itu telah mengacaukan pekerjaan yang telah mereka lakukan bersama sama seharian ini.
Capek deh !
" Sebab kau tu ! " Fatih menyalahkan Amina.
" Aku pula? Kau yang pegang tu tadi tau! " Amina tidak terima.
" Dh la tu Korang.. " Gempa menghampiri keduanya mencoba menjauhkan keduanya.
" sebab kau lah aku salah simpan Kat rak tu sampai yang lain pun jatuh jatuh macam ni " Fatih menunjuk buku yang berserakan di lantai.
" BLA BLA BLA! " Amina menutup kedua telinganya menggeleng geleng kan kepalanya juga.
" Korang-" Gempa menengahi
" Kau tengok aku sini! " Fatih menarik tangan kanan Amina.
" Apehal ishh! " Amina menyingkirkan tangannya.
Keduanya masih melanjutkan saling hujat juga biarpun Gempa menjauhkannya.
" Korang berdua tak payah gaduh pasal tu jer " lerai Gempa.
" Diam engkau! " Serentak keduanya menoleh menegur Gempa.
Gempa menutup mata sambil menghela nafas panjang mengatur emosi.
" Pencetak rompak..! " Amina memulai pertengkaran lagi. Melirik Fatih di dekatnya.
" Apa kau cakap?! " Fatih menaikkan suara.
" Kau! Ikut ikut dengan aku! " Amina menunjuk mukanya." Kau- " Fatih hendak kembali menarik tangan Amina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shut up !
FanfictionBerawal dari mendapatkan pekerjaan semuanya menjadi rumit untuk dibicarakan. Sampai kecelakaan terjadi dan menimbulkan kesalahpahaman, cerita ini masih terus berlanjut... Budayakan support! Nb: 3/4 karakter(tokoh) dalam cerita adalah RESMI MILIK MON...