Gempa masih berbaring di tempat tidur sementara handphonenya sudah berdering berkali kali. Alarm lah yang menjadi penyebabnya, bukan telpon atau pesan dari siapapun. Ia sudah meminta izin di malam hari nya untuk tidak masuk kerja hari ini, sudah dapat ia tebak bahwa besok ia akan demam tinggi.
Beberapa kali ia bersin dan batuk kemudian diam mencoba kembali tidur. Semalaman ini ia selalu terbangun setelah satu dua menit tidurnya. Tipe orang sepertinya memang jarang sakit, tetapi sekali sakit sudah seperti ingin mati. Dan sialnya ia harus merasakan itu sekarang disini, sendirian jauh dari saudara saudaranya.
Dahaga membangunkannya, ia melihat gelas air di meja nakas sudah kosong, maka segera ia beranjak dan membawanya ke dapur.
Sementara meminum air di dapur, ia mendengar suara ketukan pintu. Sekarang ia tidak bisa bertemu dengan siapapun, tolonglah jangan menganggu dulu.
" Gempa? " Panggilan seorang diluar sana membuat Gempa tersedak sampai terbatuk batuk dan memuntahkan air yang barusan diminumnya. Ia bergegas menuju westavel dan menyalakan kran air.
" Weh kau okey ke tak tu?! " Gopal menggedor gedor pintu depan dengan khawatir setelah mendengar Gempa.
Gempa datang membukakan pintu sambil mengusap mukanya sendiri dengan handuk kecil. Gopal berlagak terkejut melihat kondisinya. Muka pucat dan mata merah itu sangat memprihatikan. Miris nasib kawannya.
" Teruk betul sakit kau ni " gumam Gopal.
" aik? Kat mana kau tau pula aku tengah sakit ? " tanya Gempa.
" Tu " Gopal menunjuk tetangganya diseberang sana, sedang melihat kearahnya melambaikan tangan. Gempa membalas lambaian tangannya sambil tersenyum.
" Apehal kau datang Kat sini pulak ni ? " Tanya Gempa sembari mempersilahkan tamu nya masuk ke dalam rumah.
" Sebab nak jenguk kau lah, ape lagi " jawab Gopal santai, menyimpan plastik bawaannya ke atas meja ruang tengah.
" tak payah susah susah sangat, aku bukannya sakit terik cam mana pun " Gempa mengucapkannya setelah bersin berkali kali.
" Konon " ucap Gopal tidak percaya.
" Tapi apesal kau boleh tau pulak aku tengah sakit ni " Tanya Gempa duduk ke singgel sofa.
" Naluri kepahlawanan tak pernah berdusta. Die bagitaukan aku biar datang Kat sini untuk selamatkan kau " bangga Gopal dengan berbinar binar.
" Hem. Iyelah tu " gempa melihatnya dengan malas. Bayangkan Disaat sakit seperti inipun ia harus juga meladeni best prik friends nya.
" Ha. Kau makan la dulu tu, habistu kamu minum obat. Habistu kau rehat. Barulah bangun nanti dh baikan " jelas Gopal berlagak seperti dokter yang tengah menangani pasien.
Gempa mulai malas mendengarkannya. Ia memilih berbaring di sofa panjang dan menutup matanya yang sudah berair karena belum bisa tidur dengan nyenyak. Selepas satu detik ia terlelap, batuk mulai mengguncangnya lagi. di tambah dengan teman nya yang mulai mengomel tidak jelas tentang flu dan obat obatan, Gempa merasa kepalanya ingin meledak saja.
" Nah ? " Gopal menyodorkan botol air minum. " Minum la dulu nak. " Lagaknya membukakan tutup botol itu juga.
Gempa hanya mengambilnya tanpa mengatakan apa apa. Ia meminumnya kemudian kembali berbaring di sofa.
" Weh aku cakap makan la dulu " ucap Gopal melihatnya.
" Sekejap lagi " Jawab Gempa. Ia hanya ingin tidur sebentar.
>>>
Solar Beranjak dari tidurnya setelah mendengar suara tangisan dari dekatnya. Duri yang sedang menangis berbaring di tempat tidur. Solar bangun dan menghampirinya mengecek apa gerangan hal yang membuatnya menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shut up !
FanfictionBerawal dari mendapatkan pekerjaan semuanya menjadi rumit untuk dibicarakan. Sampai kecelakaan terjadi dan menimbulkan kesalahpahaman, cerita ini masih terus berlanjut... Budayakan support! Nb: 3/4 karakter(tokoh) dalam cerita adalah RESMI MILIK MON...