Lagi lancar nulis cerita ini, nih, jadi up aja, deh.
Tapi, cerita Duo Duda belum bisa, idenya buntu. Mungkin karena kurangnya asupan komentar. Doain aja, biar cepat dapat ide. Biar bisa up.
"Yasmin Aprilia Yuswandari! Kenapa baru pulang sekarang? Semalam lo ke mana?" Dasya berdiri di depan pintu dengan memegang sebuah rotan di tangannya. Ia menatap seorang gadis dengan pakaian brandal dengan sangat tajam.
Yasmin berdecak kesal, badannya sedang sakit-sakit akibat pengeroyokan semalam. Sekarang malah mendengar suara cempreng dari ibu tirinya itu.
Aish, merusak gendang telinga saja.
"Lo tidur aja sana! Enggak usah urusin hidup gue." Dengan wajah ngantuknya Yasmin mengusir ibu tirinya menggunakan kode jari-jari tangannya. Jujur saja ia capek sekarang.
Mendapat pengusiran, Dasya lantas berdecak kesal. "Mami lo nitipin lo sama gue! Ya, wajar gue urusin hidup lo. Lagian lo kan anak tiri gue tersayang," sahutnya dengan sinis.
"Terserah," putus Yasmin akhirnya, sudah ia bilang bukan. Ia sangat letih, ia pengen tidur. Tidak ingin memperpanjang perdebatan ia mengayunkan kakinya gontai menuju ke arah kamarnya yang berada di atas.
Namun, Dasya dengan cepat menghadangnya menggunakan rotan yang ia pegang. "Anak mana yang bikin lo begini?" tanyanya datar.
"Anak motor di gang sok keras," jawab Yasmin malas.
Rotan yang semulanya berada di depan perut Yasmin kini di lemparkan secara asal-asalan ke lantai. "Gue ratain tu orang sekarang juga!" Tanpa memakai jaketnya Dasya bergegas keluar dari rumah. Untung saja kunci motornya selalu ia letakkan di dalam saku celananya, jadi ia tidak perlu capek mengambilnya ke dalam kamar.
Tidak lama kemudian ia kembali berbalik dan menyeret Yasmin menuju ke arah ruang keluarga. "Lain kali ajak gue! Enek gue liat muka lo jelek," sarkasnya dengan membawa sekotak p3k dan meletakkannya diatas meja.
"Lagian lo ngapain, sih? Kenapa bisa di kroyok?" tanya Dasya di sela-sela mengobati luka yang berada di bawah bibir anak tirinya.
"Cuma gue lemparin batu kepalanya," jawab Yasmin acuh.
Dasya seketika memelototkan matanya. "Cuma lo bilang?" tanyanya kaget. Sungguh, dia memang rada jahat. Tapi, enggak pernah sejahat ini.
Sejahat-jahat dia, dia paling cuma merebut suami orang. Udah, itu aja yang ia ingat.
Selebihnya dia lupa.
"Habisnya Gue bosan."
"Gila lo, ya! Pantesan lo dikroyok."
"Jadi lo bela mereka?" Dengan cepat Yasmin bangkit dari duduknya dan menatap Dasya dengan wajah tidak percaya. Bisa-bisanya wanita itu membela orang asing daripada anak tirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Levitra
Teen FictionIni adalah cerita tentang keluarga birawa dengan versi yang berbeda dan juga alur cerita yang berbeda. tapi tokohnya tetap sama. *** Memiliki sosok Levitra di dalam sebuah keluarga memang sangat memusingkan. Ada saja tingkah yang dilakukan oleh gadi...