LEVITRA [Part 28]

2.9K 261 53
                                    

"Ada apa?" tanya Dasya yang baru saja memasuki kamar Levitra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa?" tanya Dasya yang baru saja memasuki kamar Levitra. Ia tiba-tiba saja di telfon suruh datang menemui gadis itu ke rumahnya, sangat kurang ajar sekali bukan? Untung saja gadis itu dalam masa pemulihan jadi ia tidak masalah.

"Tante tau kan siapa dalang di balik semua ini?" tanya Levitra dengan menatap Dasya yang duduk di sisinya dengan serius.

"Hm," sahut Dasya seraya meletakkan tasnya ke pinggir dan melepaskan jaketnya. Baru kemudian ia beranjak naik ke atas kasur dan bersandar dengan santai di sana.

"Bantu Lev mencari informasi tentang gadis itu."

"Tamara anak bungsu dari keluarga Wijaya, kalau orang bilang anak bungsu itu menyenangkan. Nyatanya dia tidak, ia tidak pernah dapat perhatian dari orang tuanya sama sekali, bahkan dari adik beradiknya juga. Dia enggak jahat sebenarnya, hanya saja ia ingin memiliki sosok seseorang yang tulus menyayanginya, ia ingin merasakan di sayangi dan di cintai." Dasya menjelaskan dengan sangat detail sesuai dengan informasi yang ia dapat.

"Makanya dia terobsesi untuk mendapatkan cinta kekasihnya," lanjut Dasya lagi kemudian menatap Levitra dengan lekat.

"Bang Ferdi?" sahut Levitra dengan dahi yang berkerut.

Dasya menggagguk cepat. "Iya, sayangnya pria itu malah suka sama lo, makanya dia berusaha menyingkirkan lo agar tidak ada yang menghalanginya untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta."

Dalam hati Levitra tersenyum senang, setidaknya ia tau jika rasa sukanya terbalaskan. "Oke Lev paham, tetapi kenapa orang tua dan saudaranya tidak menyayanginya?" tanyanya dengan serius, walaupun dirinya tengah bahagia sekarang.

"Karena dia bukan anak kandung mereka." Jawaban yang di berikan oleh Dasya membuat Levitra sangat terkejut.

"Dia hanya keponakan, jadi sebelum kedua orang tua tamara meninggal mereka menitipkan Tamara ke adik lelaki mamanya," lanjut Dasya lagi kala tau apa yang sedang ada dalam pikiran gadis itu sekarang.

"Kalau tidak ingin merawat Kak Tamara, kenapa mereka menyetujuinya?"

"Duit! Apapun yang orang lakukan hanya demi duit. Orang tua Tamara bukan orang biasa, ia memiliki banyak sekali aset."

Mendengar itu Levitra lantas mengangguk paham.  "Okey, Lev paham sekarang."

"Hm, jadi cerita selanjutnya lo tau sendiri, lah. Males banget gue mau ngomong," dengus Dasya dan mulai membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Iya, tau. Lev udah sering nonton film," sahut Levitra.

"Lev jadi pengen dekat sama Kak Tamara," monolognya setelah beberapa menit terdiam.

LevitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang