LEVITRA [Part 8]

4.3K 357 18
                                    

Yuhuu, Buna update lagi. Senang nggak?

Iris mata Levitra terus saja memperhatikan sang Abang yang sedari tadi tersenyum sejak menginjakkan kakinya di depan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iris mata Levitra terus saja memperhatikan sang Abang yang sedari tadi tersenyum sejak menginjakkan kakinya di depan pintu. Ada apa? Apa yang terjadi? Apa abangnya kerasukan? Tapi ... setan mana yang mau merasuki abangnya? Pria itu tidak ada apa-apanya.

Lebih baik merasuki dirinya bukan? Lagian ia ingin merasakan bagaimana rasanya kesurupan. Pasti seru!

"Ma! Pa! Abang kemasukan!" teriak Levitra heboh dan segera keluar dari tempat persembunyiannya, yakni di bawah kolong meja. Teriakan membahana yang keluar dari mulut Levitra membuat Arsya yang dari tadi tersenyum sendiri mengelus dada kaget.

"Lev," tegur Arsya.

Tidak menghiraukan ucapan sang Abang, Levitra malah berlari ke sana kemari untuk mencari keberadaan orang tuanya. Haish, dimanakah dua orang berbeda jenis kelamin itu berpacaran? Ia sampai pusing mencarinya.

"Lev nyari siapa?" tanya Arsya yang pusing karena sedari tadi kerjaan adiknya hanya bolak-balik di depannya.

"Hei, Abang diam dulu. Lev lagi nyari papa sama mama ini, mau ruqyah Abang. Lagian Abang ngapain gelantungan di pohon dekat kuburan kemasukan jadinya, kan," omel Levitra dengan tangan yang senantiasa membuka lemari yang ada di sekitar.

Fiyuhh, di manakah keberadaan papa dan mamanya? Apakah ada yang tau?

Gelantungan di pohon kuburan? Hei! Apakah adiknya pikir dirinya adalah dia yang suka bergelantungan ke sana kemari? Ia tidak se-monyet itu asal kalian tau.

"Abang enggak ada ke kuburan Lev! Lagian abang enggak hobi manjat kayak kamu. Sampai-sampai abang enggak bisa bedain mana monyet yang mana Lev," cerocos Arsya dan mengikuti langkah sang adik dari belakang.

Levitra menghentikan langkahnya lalu berbalik dan menatap Arsya dengan tajam. Sedangkan yang di tatap hanya memasang wajah polosnya.

"Lev bilang papa karena abang bilang Lev kaya monyet," semburnya dan kembali berbalik. Ia melanjutkan pekerjaannya untuk mencari papa dan mamanya.

"Lev cari apa, sih," gerutu Arsya yang capek mengikuti adiknya ke sana ke mari.

"Mama sama papa."

"Di depan gang sana, lagi pacaran sambil makan siomay," sahut Arsya.

Levitra memejamkan kedua matanya sejenak lalu berbalik dan menatap Arsya garang. "Kenapa enggak ngomong dari tadi," geramnya dengan tangan yang meremas-remas angin.

"Lev enggak nanya," cibir Arsya kesal.

"Ishh."

***

"Sayang, sayang," panggil Kenzie seraya mencolek lengan istrinya kecil. Ia menatap wanita yang sudah menjadi istrinya selama dua puluh lima tahun itu dengan senyum lebar.

LevitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang