LEVITRA [Part 20]

3.1K 264 11
                                    

Arsya membersihkan wajahnya yang di coret-coret oleh sang adik dengan perasaan dongkol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsya membersihkan wajahnya yang di coret-coret oleh sang adik dengan perasaan dongkol. Kemudian melepaskan ekor yang melekat di celana kerjanya dengan bibir yang terus saja mengomel tiada henti.

"Hah! Kenapa bisa gue punya adek sejenis monyet bekantan," keluh Arsya seraya memijat pelipisnya yang terasa sedikit berdenyut. kemudian Ia menyandarkan punggungnya ke arah wastafel dan menjadikan kedua tangannya sebagai penumpu.

Terlihat pria itu sedang menatap lurus ke depan. "Harus dibales, nih, biar enggak ngelunjak," gumam Arsya. Tampak pria itu tengah berpikir lalu beberapa menit kemudian ia menggangguk kecil, pertanda ia sudah mendapatkan ide yang cukup bagus untuk membalas perbuatan adiknya.

Pria itu segera keluar dari kamar mandi dan berjalan cepat ke arah meja kerjanya, lalu mengambil ponsel dan tersenyum tipis kala mendapatkan sesuatu yang ia inginkan di dalam ponselnya.

***

kini Levitra menatap heran seorang pria yang baru saja tiba di hadapannya, gadis itu memicingkan matanya dan memindai tubuh pria itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tumben sekali sang abang datang menyusulnya. "Abang sakit?" tanyanya dengan dahi yang berkerut heran, tidak lupa pula ia memeriksa bagian dahi sang abang menggunakan punggung tangannya.

Tidak panas.

Arsya menggelengkan kepalanya pelan. "Abang hari ini lagi senang, karena papa enggak jadi potong gaji abang," ucapnya dengan raut wajah yang dibuat sebahagia mungkin.

Mata gadis itu seketika terbuka lebar. "Wah! Beneran abang? Ini sesuatu yang sangat mustahil terjadi. Kalau begitu ayo traktir Lev," sahut Levitra dan meloncat-loncat kecil karena senang.

Arsya ikut menggembangkan senyumnya. "Vin, gue bawa adek gue dulu, ya," Izinnya terhadap pria yang sejak tadi hanya menatap mereka dengan raut wajah yang tidak seperti biasanya, wajah pria itu terlihat ... muram. Ada apa dengan pria itu? bukankah adiknya sedang berada di dekat pria itu? apa adiknya sudah melakukan sesuatu yang membuat temannya itu sedih? haih, ia akan mencari tau akan hal itu nanti.

Mendengar perkataan yang baru saja di ucapkan oleh Arsya membuat Levitra mengerutkan dahinya heran. "Abang ngapain izin sama Bang Kevin?"

Seketika Arsya termenung heran. Oh, benar juga yang dikatakan oleh adiknya. Ngapain dia minta izin sama pria itu. bukankah ia adalah abangnya?

"Salah ngomong. Ayo, ah, mau jajan nggak?" ajak Arsya mengalihkan topik pembicaraan.

"Ayo," sahut Levitra lalu berbalik dan menuju ke arah ke Kevin. "Bang, Lev pulang dulu, ya. Lain kali Lev main ke sini lagi," pamitnya dengan senyum yang lebar diiringi dengan melambaikan tangannya.

Kevin menatap Levitra dengan intens lalu membalas senyum gadis itu. "Hati-hati," imbuhnya.

Levitra mengganggukkan kepalanya pelan, kemudian tanpa ia sadari jarak antara dirinya dan kevin semakin menipis. Levitra tersenyum kecil lalu memeluk tubuh Kevin dengan erat.

LevitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang