LEVITRA [Part 6]

4.7K 400 6
                                    

Levitra menatap sebuah cafe yang ada hadapannya dengan senyum yang lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Levitra menatap sebuah cafe yang ada hadapannya dengan senyum yang lebar. Ia baru saja tiba dengan menggunakan taksi, kebetulan tadi ia berangkat dengan papanya jadi ia Tidak memiliki kendaraan untuk ke mana-mana. Makanya memesan taksi.

Sebelum ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam Kafe, gadis itu menyempatkan dirinya untuk berfoto dengan latar belakang kafe tersebut.

Hanya sekali cekrek, Levitra lansung mengirimkan hasil fotonya ke abang dan papanya. Itu sudah menjadi kebiasaan rutin saat ia pergi ke mana-mana, jadi jangan heran.

"Ugh, enggak sabar di peluk," ucap Levitra dan meloncat-loncat dengan girang masuk ke dalam kafe.

Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok yang ingin ia temui sedang berpelukan dengan seorang wanita yang hanya terlihat bagian belakangnya saja.

"Ku menangis membayangkan, Akh, sia-sia perjuangan Lev ke sini," eluhnya dengan badan yang tertunduk lemas. Tak ingin menggangu momen sang pria, Levitra dengan cepat berbalik dan membuka ponselnya.

Hais, uangnya terbuang cuma-cuma sekarang.

"Ke tempat Bang Ben, deh. Pasti banyak makanan," ucapnya semangat saat mengingat teman abangnya itu memiliki usaha catering yang cukup terkenal di kota mereka.

Tak ingin menghabiskan uang secara sia-sia lagi, Levitra dengan cepat mencari kontak Beno di ponselnya. Setidaknya ia harus mengetahuinya di mana keberadaan pria itu.

"Abang Ben," sapanya dengan girang saat panggilannya sudah terhubung.

"Kenapa Lev?" tanya Beno dengan lembut.

Mendengar suara lembut dari Beno, Levitra lantas semakin tersenyum lebar. "Lev boleh ke sana nggak? Mau minta makan," tanyanya dengan sangat antusias.

"Boleh, boleh, kebetulan Abang lagi di sini liatin kerjaan karyawan," jawab Beno cepat.

"Oke."

"Sekarang?" tanya Beno guna memastikan.

Levitra menggangguk kecil. "Iya, ini mau otw."

"Abang tunggu," ucap Beno tanpa mematikan sambungan teleponnya, karena ia fikir pasti gadis itu sudah memutuskannya terlebih dahulu. "Siapin makanan yang banyak di ruangan saya, adek saya mau kesini," ucapnya kepada salah satu karyawannya.

"Baik, Pak."

Levitra tersenyum kecil lalu memutuskan sambungan teleponnya. Beno memang selalu bisa di andalkan, pria itu selalu memperlakukannya selayaknya seorang adik.

"Kayaknya sama Bang Ben enggak terlalu buruk, enggak papa rambutnya ikal yang penting sayang sama Lev. Yuhuu, Bang Ben Lev coming!"

"Eits, kita pesan taksi dulu kalau begitu."

***

"Emm, enak, enak, semua makanan di sini enak. Kalau begini Lev bakalan sarapan, makan siang, makan sore, makan malam, makan subuh, di sini," ujar Levitra dengan semangat. Ia memakan setiap hidangan yang tersaji dengan kepala yang ia goyangkan ke kanan dan ke kiri.

LevitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang