"Awshhh." Seorang pria meringis kecil kala ia baru saja terjatuh dengan posisi terlungkup tepat di sebelah tempat sampah. Setelah itu ia mendengus kesal karena usaha pengintipannya sekarang berakhir sia-sia.
Levitra dan Dasya yang sedang asik meng-ghibah seraya memakan eskrim di bawah pohon rindang, lantas menolehkan kepala mereka kompak.
"Abang!" pekik Levitra Syok. Gadis itu dengan cepat berdiri dan berlari kecil untuk menghampiri abangnya. Hei! Sejak kapan abangnya berada di sana? Dan apa yang ia lakukan?
Apakah gajinya tidak cukup sehingga sekarang beralih profesi menjadi pemulung?
Sedangkan Dasya tampak tengah berdiri sambil menggaruk pelan kepalanya dengan sebelah tangan yang memeluk erat pohon yang besar itu. Tidak lupa pula menatap Levitra dan seorang pria yang tidak ia ketahui itu dengan dahi yang berkerut binggung.
Ya, seperti seekor monyet pada umumnya.
Ops, bercanda.
"Kalau gaji abang kurang bilang sama Lev, nanti Lev suruh papa buat nambahin gaji abang. Jangan mulung kayak gini! Mau ditarok di mana muka papa, Bang?" oceh Levitra seraya menjilat eskrimnya yang hampir saja terjatuh ke tanah.
"Abang jatoh Lev bukan mulung!" tekan Arsya dengan menatap sang adik tajam.
Levitra menggangguk kecil lalu melihat ke arah atas. Tidak ada pohon di sana, jadi bagaimana abangnya bisa jatuh? Apakah abangnya merupakan seorang karyawan yang bekerja di atas awan?
"Abang manusia jadi-jadian, ya?" tanya Levitra dengan ekspresi syoknya.
"Abang manusia beneran, ya. Emang kamu udah dekat tapi enggak jadi-jadian."
Levitra dengan cepat menyilangkan tangannya di depan dada dengan hati-hati, takut eskrimnya tersenggol. "Enggak ada hubungannya, ya, bang." Ketusnya.
"Ya, sama kayak Lev dan dia enggak ada hubungannya," ledek Arsya seraya menjulurkan lidahnya.
"Abang kok ngeselin, sih!"
"Ngaca! Lev lebih ngeselin," sembur Arsya yang kini sudah bangkit dari posisi terlungkupnya. Ia segera berdiri lalu membersihkan telapak tangan dan pakaiannya yang sedikit kotor.
Levitra dengan cepat memasukkan eskrimnya yang hanya tinggal sedikit ke dalam mulut kemudian membuang sampahnya di tempat sampah. "Lev bilangin papa, liat aja," gerutunya.
Bukannya takut Arsya malah menjulurkan lidahnya dan memasang ekspresi yang menyebalkan. "Aaaa takut," ledeknya.
Levitra semakin kesal di buatnya, gadis itu lantas berbalik dan melambaikan tangannya ke arah Dasya. "Tante ayo pulang," ajaknya dengan memasang wajah yang cemberut.
Kemudian gadis itu kembali berbalikdan menatap sang Abang dengan mata yang melotot. "Hemh, kita kemusuhan!" tekannya dengan menggerakkan gigi bawahnya ke kanan dan ke kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Levitra
Teen FictionIni adalah cerita tentang keluarga birawa dengan versi yang berbeda dan juga alur cerita yang berbeda. tapi tokohnya tetap sama. *** Memiliki sosok Levitra di dalam sebuah keluarga memang sangat memusingkan. Ada saja tingkah yang dilakukan oleh gadi...