LEVITRA [Part 16]

3.5K 319 23
                                    

Seorang gadis menurunkan sedikit selimutnya dan menatap heran seseorang pria misterius yang menggenakan pakaian serba hitam tengah menggendap-ngendap masuk ke dalam kamarnya melalui jendela di balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis menurunkan sedikit selimutnya dan menatap heran seseorang pria misterius yang menggenakan pakaian serba hitam tengah menggendap-ngendap masuk ke dalam kamarnya melalui jendela di balkon kamarnya.

"Oom-nya mau ngapain, ya?" gumamnya binggung seraya mengisap permen tangkai yang berada di dalam mulutnya.

Dengan langkah hati-hati, pria asing itu mendekat ke arah kasur dan kemudian dengan cepat menyingkap selimut yang berwarna coklat bermotif monyet itu.

Namun, matanya membola saat melihat targetnya ternyata tidak berada di atas kasur.

"Sini, Om," panggil Levitra dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya. Ia sedikit memiringkan tubuhnya dan menopang kepalanya di telapak tangan kanannya.

Dengan cepat pria itu mengedarkan pandangannya untuk mencari arah sumber suara, tetapi ia tidak menemukannya sama sekali.

"Liat ke atas, Om," ucap Levitra lagi.

Pria itu menurut, ia dengan sigap mendongakkan kepalanya dan mencari sosok gadis yang menjadi targetnya. Tatapannya seketika terhenti di sebuah lemari dengan ukuran yang cukup besar.

Terlihat di sana seorang gadis tengah berbaring santai dengan kaki yang ia goyang-goyangkan.

"Nah, seperti anjing penurut kalau kata tante Dasya," celetuk Levitra dengan girang.

Mata pria itu seketika menatap Levitra dengan tajam saat mendengar apa yang diucapkan oleh gadis itu. Sial! Lidah gadis itu ternyata sedikit tajam.

"Turun," titah pria itu dengan tegas.

"Enggak, orang Lev mau gibah sama cicak," sahut Levitra kemudian sedikit menarik selimut mininya hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya.

Mulut pria itu sedikit terbuka, gadis itu bahkan membawa perlengkapan tidurnya ke atas. Sebenarnya gadis jenis apakah dia?

Setelah itu hanya keheningan yang mengisi ruang kamar itu, pria misterius itu tampak tengah berfikir dengan netra yang sesekali melihat ke arah Levitra yang sedang berbicara sendiri sembari mengisap permen tangkainya.

Bagaimanapun caranya ia harus bisa membawa kabur gadis itu malam ini juga.

"Aw, aduh, aduh," erang pria itu sembari memegang perutnya dan berjongkok di bagian ujung bawah kasur.

Mendengar itu Levitra refleks menolehkan kepalanya dan menatap pria misterius itu dengan panik. "Kenapa, Om?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Cacingnya salah urat," jawab pria itu ngawur.

"Makanya Om kalau makan enggak usah makanan berat, udah tau cacingnya jompo mana kuat dia," gerutu Levitra, ia dengan cepat bangkit dan turun secara perlahan melewati tangga yang berada di sisi lemari.

Setelah tiba dibawah gadis itu dengan gesit membuka laci kecil yang berada di sisi kasurnya dan mengambil sebuah botol berukuran kecil.

"Nih, Om, racun buat bunuh cacingnya. Seharusnya kalau cacing udah tua enggak usah di pelihara, nyusahin," omel Levitra seraya menyerahkan segelas air putih beserta dengan botol mini yang ia bawa tadi.

LevitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang