"Nyebelin banget, ya, tu Duda. Padahal gue sengaja masak terus bawa makanan ke sana karena gue lapar. Eh, dengan seenak jidatnya nolak makanan gue! Tau gini gue bawa tumpukan kertas biar dia makan tuh kertas-kertas!" cerocos Dasya sambil meremas-remas udara dengan ekspresi kesal.
"Fiyuhh, untung gue seorang wanita yang sangat sabar sekali," lanjut Dasya lagi seraya mengelus dadanya pelan.
Dengan pandangan tajam, wanita itu mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan menikmati makanannya. Ya, ya, ya, Ia terpaksa singgah di salah satu restoran karena perutnya sudah benar-benar lapar. Salahkan saja si duda satu itu. Otaknya memang sedikit kosong.
Dasya sedikit menyipitkan matanya kala tidak sengaja melihat sosok gadis yang ia kenal tengah bersama dengan seorang wanita.
"Itu kali mamanya," gumam Dasya, kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah meja gadis itu. "Lev," sapanya.
Levitra yang sejak tadi sibuk berfikir lantas menolehkan kepalanya. Senyumnya penuh kebahagian langsung menghiasi wajahnya ketika melihat Dasya berdiri didekatnya. "Tante Dasya," pekiknya riang, tanpa memperdulikan keramaian disekitarnya.
Dengan gesit Dasya menutup mulut gadis itu dengan telapak tangannya. "Jangan buat malu!" tekannya dengan mata yang melotot.
Levitra menggangguk kecil pertanda ia sudah mengerti, baru setelahnya Dasya menjauhkan tangannya dari bibir gadis itu.
"Kenapa lo ada di mana-mana? Perasaan gue ketemu lo mulu! Capek tau enggak," gerutu Dasya dengan ekspresi wajah kesal.
Levitra tersenyum manis. "Karena kita jodoh, Tan," jawabnya senang.
"Sini gue gantung kaki lo terbalik di alun-alun kota. Mulutnya minta di sumpal pakai batu gilingan," sungut Dasya.
"Siapa Lev?" tanya Anjani dengan raut wajah binggung, pasalnya ia tidak pernah bertemu dengan wanita itu sebelumnya.
Levitra tersenyum tipis. "Ini, Ma, tante galak yang Lev ceritain," ucapnya dengan semangat.
"Gue nggak galak, ya! Cuma emosi dikit aja," tegas Dasya dengan mata yang melotot tajam.
"Iya, Tan, iya," putus Levitra akhirnya. Capek sekali ternyata berdebat dengan wanita.
Anjani menggangguk mengerti. "Hallo, Anjani mamanya Lev," sapa Anjani memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah.
Melihat itu Dasya tersenyum kecil dan membalas uluran tangan Anjani. "Gue Dasya, mantan mama tirinya Yasmin. Kenal yasmin kan? Pasti kenal, lah. Enggak mungkin enggak kenal sama calon menantu sendiri."
"Iya, kenal," sahut Anjani dengan senyum tipis.
Tidak lama jabatan tangan mereka terlepas.
"Oh, iya, duduk dulu. Enggak enak ngobrol sambil berdiri," tegur Anjani ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Levitra
Teen FictionIni adalah cerita tentang keluarga birawa dengan versi yang berbeda dan juga alur cerita yang berbeda. tapi tokohnya tetap sama. *** Memiliki sosok Levitra di dalam sebuah keluarga memang sangat memusingkan. Ada saja tingkah yang dilakukan oleh gadi...