LEVITRA [Part 13]

3.8K 308 4
                                    

Dengan hati yang berdebar, Levitra merenung sejenak sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya dari ujung kaki hingga kepala seseorang yang berdiri di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan hati yang berdebar, Levitra merenung sejenak sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya dari ujung kaki hingga kepala seseorang yang berdiri di sampingnya.

Namun, begitu matanya memusat pada wajah orang tersebut, ia lantas memundurkan langkahnya dengan mata terbelalak.

"Burung hantu," gumamnya pelan, sejurus kemudian ia memukul bibirnya sendiri, karena ia keceplosan menyebut nama gelaran yang diberikan oleh keluarganya.

Wanita yang berada disebelah Levitra tersenyum lembut. "Hai, apa kabar baby?" sapanya dengan mata yang melihat Levitra dengan binar kagum, bahkan ia tidak mempermasalahkan nama panggilan yang disematkan pada dirinya.

"Tante penglihatan sama pendengarannya terganggu, ya?" tanya Levitra dan membuat wanita itu mengernyit binggung.

"Muka Lev enggak kaya bayi dan Lev udah enggak oek-oek lagi. Umur Lev udah mau dua puluh tahun, jadi ngapain dipanggil baby?" keluhnya.

Wanita itu tetap mempertahankan senyum manis di wajahnya. "Nama kamu," terangnya.

"Nama Lev itu Levitra. Ngaco, ni, tante ngubah-ngubah nama anak orang," ucap Levitra kesal, bahkan gadis itu sudah bersedekap dada dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Kamu masih lucu ternyata," puji wanita itu.

Levitra mengibaskan rambutnya bangga. "Lev emang selalu lucu, tapi enggak usah pegang-pegang. Ntar diabetes," dengusnya kesal kala wanita itu menyentuh pipinya.

"Rabies paok!" ketus Dasya yang baru saja tiba, wanita itu dengan entengnya meletakkan tangannya diatas pundak Levitra.

Melihat Dasya berada di sisinya, Levitra lantas tersenyum sumringah. Memang tadi niatnya ingin menunggu Dasya, tapi tiba-tiba saja burung hantu itu muncul di sisinya.

Wanita yang digelar burung hantu oleh keluarga Levitra lantas mengeram marah. "Anda siapa? Jangan menyentuhnya sembarangan!" sergahnya dan berusaha menjauhkan tangan Dasya dari bahu Levitra.

Dengan tangkas, Dasya memundurkan tubuhnya agar tidak di sentuh oleh orang asing tersebut. "Bestie, kenapa lo? Lo maknya? Kagak, 'kan? Awas, ah! Gue masih ada urusan sama ni bocah," ucap Dasya ketus.

"Lepaskan dia!" titah wanita itu dengan tangan yang terkepal erat di kedua sisinya.

Ujung Bibir Dasya tertarik sebelah, dan menatap wanita itu dengan remeh. "Dih, lo siapa gue? Ngatur-ngatur! Ayo, Lev," ajak Dasya dan merangkul Levitra untuk membawanya jauh dari sana. Bisa-bisa mereka akan terkena rabies beneran karena berdekatan dengan makhluk asing.

Levitra menggangguk kecil dengan tangan yang ia lingkarkan di pinggang Dasya, mereka kemudian berjalan beriringan.

Namun, baru beberapa langkah rambut Dasya sudah ditarik kebelakang oleh seseorang.

"Bangsat!" Maki Dasya kaget kala kepalanya sedikit terdongak ke belakang akibat tarikan yang menurutnya lumayan kencang itu.

"Yah, ni berudu empang cari masalah sama gue," gumam Dasya pelan dan mengkode Levitra agar menjauh darinya. Setelah dirasa Levitra aman ia dengan cepat memutar tubuhnya dan memelintir tangan wanita itu hingga genggaman yang berada di dirambutnya terlepas.

LevitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang