LEVITRA [Part 27]

2.3K 178 22
                                    

Seorang gadis sedang duduk bersantai di pinggir kolam renang dengan kaki yang terus ia ayunkan di dalam air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis sedang duduk bersantai di pinggir kolam renang dengan kaki yang terus ia ayunkan di dalam air. Ia menutup kedua matanya seraya menikmati angin pagi yang cukup dingin.

Tiba-tiba ia tersenyum lebar dengan mata yang masih saja terpejam. Ingatannya kembali ke kejadian dua minggu lalu, di mana kekasihnya sudah memberikan sebuah peringatan kepadanya dan tentunya ia abaikan.

***

Seorang pria tiba-tiba menarik tangan seseorang yang akan minum jus dengan sangat kasar, sehingga gelas yang berada di tangan gadis itu terjatuh ke lantai dan pecah.

Gadis itu memutar bola matanya malas. "Apalagi, sih, Di? Bisa enggak lo datang secara baik-baik, enggak usah kasar kayak gini? Status gue masih pacar lo dan sebentar lagi jadi tunangan lo," keluhnya dengan memijat pelipisnya pelan.

"Gue peringatkan ke lo, ini terakhir kalinya lo berbuat ulah dan berhenti menganggu kehidupan dia!" tekan pria itu dengan mencengkram bahu gadis itu dengan erat.

Gadis itu meringis pelan. "Ya," jawabnya acuh dan kembali hendak duduk di atas kursinya.

Namun, kembali di tahan oleh pria itu. "Wanita yang menyelamatkannya dari penculikan sebulan yang lalu sudah memberikan peringatan yang keras! Dia sepertinya sudah tau siapa dalang di balik kecelakaan ini. Jadi gue peringatkan sekali lagi cukup dan berhenti! Jika tidak lo akan berhadapan dengan wanita itu."

Gadis itu perlahan melepaskan cengkraman di bahunya dengan kasar. "Gue enggak perduli dan gue juga enggak takut!" tekannya dengan tatapan tajam.

Pria itu menggelengkan kepalanya pelan kemudian tersenyum miris. "Lo enggak tau siapa dia, jadi jangan nekat!"

"Di, Di, lo yang udah buat gue senekat ini. Coba aja dari awal lo buang perasaan lo ke gadis itu, mungkin enggak akan seperti ini."

"Ra! Udah gue jelaskan berapa kali, perasaan enggak bisa dipaksakan. Setidaknya gue udah nurutin kemauan lo buat jadi pacar lo dan sebentar lagi kita juga bakalan tunangan."

"Gue enggak hanya butuh fisik lo, tapi gue juga butuh hati lo," ucap gadis itu dengan nada yang penuh penekanan.

"Gue udah mencoba, tapi enggak bisa Ra!"

"Usaha lo kurang keras!" ketus gadis itu dan berlalu pergi meninggalkan pria yang kini menggepalkan kedua tangannya.

***

"Gue Tamara, apapun yang gue mau harus gue dapatkan," ucapnya setelah membuka kedua matanya, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kemudian menghembuskan nafas kasar.

"Sangat monoton," gumamnya kemudian bangkit dari duduknya, ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

LevitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang