"Atas nama Husein ya. Pesanannya nasi bakar cumi."
"Betul. Terima kasih, Mang."
Ojek online itu mengangguk kemudian bergegas lagi. Suara motornya perlahan menghilang menyatu dengan suara kendaraan di jalanan. Sementara itu, Husein kembali ke meja kerjanya. Mengambil sendok dan garpu di tas, lantas melahap nasi bakar. Hangatnya masih terasa, aroma daun pisang yang membungkus nasi semakin menambah selera makan siang. Pagi tadi ia memang tak sempat membuat bekal, jadi siang ini membeli makanan dari luar.
"Eh udah makan siang? Tadinya mau gue ajak makan di luar." Salah satu rekan kerjanya datang.
"Iya, nih. Pas gak bawa bekal."
"Ya udah, gue sama temen-temen keluar dulu ya."
Sebuah senyum dan anggukan mewakili jawaban Husein. Sepuluh menit kemudian nasi bakat sudah kandas masuk ke perut. Ia tutup dengan meminum segelas air putih dan mengucap hamdallah. Bungkus makanan pun dibuang di kotak sampah. Masih ada waktu istirahat yang lumayan panjang. Jadilah ia membuka ponsel dan mengaktifkan jaringan wifi agar tersambung.
Saat asik-asiknya melihat notifikasi di ponsel, satu pesan di Instagram membuat Husein mengerutkan alis tebalnya. Pesan dari Sani, baru kali Sani mengiriminya pesan.
"Tumben cewek catur itu kirim DM," gumam Husein.
Tak lekas membuka, Husein memilih untuk singgah di WhatsApp membalas pesan Ambu. Lalu membuka grup Herang Pustaka yang berisi foto dan video kegiatan. Pada salah satu video, tampak Lilia sedang memegang sebuah buku. Ia menceritakan kisah seekor lebah yang kentut sembarangan. Sampai memicu gelak tawa dari anak-anak. Pada video yang lain, ada Kang Rusdi yang sedang mengajari anak-anak berbahasa isyarat. Ah, Husein kian dibakar rindu. Baru beberapa bulan di sini tapi rasanya seolah sudah berabad-abad saja.
Tuntas di WhatsApp, ia teringat kembali dengan notifikasi pesan dari Sani.
"Sani kirim pesan apa, ya? Baru kali ini dia DM." Keluar dari aplikasi WhatsApp, masuklah ia ke aplikasi Instagram. Beberapa detik menunggu, postingan terbaru dari akun yang diikuti mulai bermunculan. Tanpa curiga, tanpa dugaan, Husein segera saja membuka pesan dari Sani sambil meneguk air minum lagi.
Ketika membaca isi pesan, nyaris membuat Husein terbatuk. Rasa terkejut dan tidak percaya membuat lelaki itu membaca ulang pesan dari Sani. Berkali-kali dibaca, isi pesannya ya sama saja. Tak ada yang beda. Hingga membuat keringat dingin bermunculan di dahi dan pelipis Husein. AC ruangan seolah tak berfungsi. Ia benar-benar syok dengan pesan di siang bolong ini.
"Ini teh beneran kitu?" Husein mengusap wajah.
Seumur-umur, ia tidak pernah berada di posisi seperti ini. Bahkan di posisi lelaki yang menyatakan cinta pada perempuan. Husein belum pernah menjalin cinta dengan perempuan mana pun. Jadi tak ada sejarah mantan di hidupnya.
"Astaghfirullah. Mimpi apa aku semalam ya Allah, bisa-bisanya dilamar perempuan."
Tak ada balasan yang bisa Husein kirim dengan cepat. Ia sendiri harus menetralkan diri dari rasa syok. Sampai berpengaruh pada kinerja Husein yang sedikit lebih lambat. Serta menyisakan tanda pesan telah dibaca di Instagram Sani.
Mengetahui bahwa pesannya sudah dibaca Husein dan tak kunjung dibalas, fokus Sani jadi terpecah belah. Suara dari peserta meeting mendadak timbul tenggelam, tak bisa masuk ke kepala. Di depan, kepala divisi marketing Wills Cream sedang menjelaskan produk-produk terbarunya. Namun, karena Sani tidak fokus akhirnya memutuskan untuk izin ke toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamar Husein
SpiritualBukankah tidak ada solusi bagi 2 orang yang saling mencintai selain menikah? Jika keduanya telah mampu. Tapi bagaimana kasusnya jika seperti yang dialami Sani pada Husein? Sani mencintai Husein sejak ia duduk di bangku SMP. Cintanya memang tidak beg...