Chapter 3

6 2 0
                                    

Pagi pun telah tiba, cuaca di luar sedang hujan. Ibu Rani sedang sibuk memasak sarapan di dapur, dan di bantu oleh bibi Ira, pembantu nya.

"Good morning mom!" Nam Joon menyapa, sambil memeluk tubuh ibunya dari belakang.

"Selamat pagi putra ku, pagi ini, apa yang ingin kau makan? Beritahu ibu, biar ibu akan buatkan untuk mu" kata Bu Rani pada Nam Joon.

Nam Joon pun tersenyum manja pada ibunya "apapun yang ibu masak, aku akan memakannya" balas nya pada Rani.

"Baiklah... Ayo duduk di sana, sebentar lagi sarapannya akan siap"  kata Bu Rani.

Sekali lagi, Nam Joon tersenyum manja memeluk tubuh ramping  ibunya.

"Tidak.! Aku akan menemanimu di sini saja Bu"

Bi' Ira yang juga ada di situ, tersenyum dan berkata

"wah... Tuan muda sudah dewasa tapi masih saja manja dengan nyonya" seru bibi Ira.

"Jangan heran bi, dia adalah anak kesayangan ku" ujar Bu Rani.

***

Sementara itu, Vicktory pun sudah siap dengan segala hal yang dia perlukan untuk misinya, yang harus dia selesaikan secepatnya.

Vicktory turun dari tangga terburu-buru dan hendak menyenggol sebuah Gucci di rumah.

Masih beruntung, Gucci nya tidak jatuh dan pecah.

Bu Rani yang melihat Vicktory, langsung memanggilnya untuk sarapan.

Tapi Vicktory hanya meminum segelas susu, yang memang sudah di siapkan untuk nya di atas meja.

"Nak! Kenapa kau begitu buru-buru meminum susunya? Ayo duduk dan makan lah" seru ibu Rani,

"Tidak ibu ! Aku sarapan di luar saja!" Vicktory membalas.

"Tapi kan nak!..."

Ucapan Bu Rani terhenti melihat Vicktory sudah berlari ke luar rumah.

Saat hendak masuk ke dalam mobil hitam nya, tiba-tiba Vicktory menerima telepon dari nomor yang tak di kenal.

"Hallo! Siapa ini" sapa Vicktory Dengan heran. Tapi anehnya, tak ada suara yang membalas.

"Hallo..!!! Siapa ini..!" Tanya Vicktory sekali lagi, kali ini nada suaranya lebih tinggi

Tiba-tiba, suara serak seorang laki-laki terdengar di seberang telepon,

  ( "Mundur lah... Jika kau tidak mau mati")

Ucap orang itu. Vicktory tercengang mendengar perkataannya nya.

"Hallo...! Hallo...! Siapa kau..! Hallo..!"

-tut...tut...tut...
Panggilan nya sengaja  terputus 

Kemudian Vicktory masuk ke dalam mobilnya dengan wajah kusut...

   "Siapa dia... Apa yang dia inginkan?!!"
  
Ucap Vicktory dalam hati, sambil mengerutkan keningnya.

***

Sementara itu, di dalam cafe mewah di iringi music yang merdu, seorang pria misterius duduk di meja nomor 13.

Pria itu tidak Memesan makanan ataupun minuman.

Dia hanya duduk memandangi setiap orang yang masuk cafe itu.

Dia sepertinya sedang menunggu kedatangan seseorang.

Tak lama kemudian, matanya terpaku pada sosok pria muda yang ada di depan pintu cafe itu, pria muda itu tidak lain adalah Vicktory Valenzuela.

Vicktory juga melihat pria itu, tapi dia  berpura-pura tidak memperhatikan, meskipun pria yang terlihat misterius itu menggunakan setelan baju berwarna hitam, di lengkapi dengan masker penutup wajah,  kaca mata, dan topi hitam nya,, tapi Vicktory masih mengenali orang itu, dan tau siapa dia.

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang