Chapter 9

3 2 0
                                    

"D... Daddy....!!!" Seru Elice dengan keras. Matanya kian memerah, dia melepas semua paper bag di tangannya, dan langsung memeluk Shin Jong Hoon ayah nya.

"Daddy... kau...  Kapan kau kembali hemm..?!"
Ucap Elice, yang kini sudah tenggelam dalam pelukan ayahnya.

"Baru saja keluar dari bandara, dan ingin menuju rumah, tapi ayah dan ibu, melihat mobil mu di parkiran mall ini. Dan, benar saja baru saja, ayah ingin mencari mu di dalam, malah bertemu dengan mu di sini"
Jelas Jong Hoon pada putrinya.

Mendengar perkataan ayahnya itu, Elice merasa agak malu.

Bagaimana tidak, ayahnya saja sampai mengenali mobilnya.

Mobil yang dia bawa hari ini, adalah mobil berwarna jingga, yang merupakan hadiah ulang tahun dari ayahnya saat dia berusia 14 tahun.
Waktu itu, ayah dan ibunya masih tinggal di Korea.

Meskipun usia mobil itu, sudah empat tahun, dan dia juga sudah memiliki dua mobil baru, tapi dia selalu menggunakan mobil jingga nya itu.

Karena itu, merupakan mobil pertamanya.
Berbeda dengan putri pengusaha lainnya, yang selalu mengganti mobil mereka hampir setiap bulan.

***
-Ruang Tamu keluarga Shin-

"Elicia... Apa ini, di mana para maid?"

Tanya Rani yang sedari tadi mencari tiga pembantu yang dulu bekerja di rumah mereka.

"Aku telah memecat mereka" sahut Elice dengan malas.

"Haah!! Kenapa kau memecat mereka? Dan... Kapan?" Tanya Rani terkejut.

"Hah? Mom apa kau serius tidak tau? Apakah kak Nam Joon tak memberitahu mu? Aku telah memecat mereka sejak dua tahun yang lalu, lebih tepatnya sepuluh bulan setelah mommy dan Daddy pindah ke Jakarta"

Jawab Elice sambil menjelaskan.

"T... Tapi kenapa kau memecat mereka nak?"

Tanya Rani yang masih tidak percaya akan hal ini.

"Aku... Aku memecat mereka juga bukan tanpa alasan mom .."
Jawab Elice.

"Lalu apa alasan nya?" Tanya Rani, kini di raut wajah nya sudah terlukis tanda serius.

"Satu dari mereka adalah pencuri.... Pencuri! Barang-barang di rumah ini selalu saja ada yang hilang setiap hari nya mom .."
Terang Elice.

"Jika hanya satu, kenapa kau memecat tiga-tiganya Elice ...!"

"Yah, itu karena aku tidak tau siapa yang melakukannya mom! Lagi pula, lihatlah.... Aku bisa mengurus rumah ini sendiri tanpa para pembantu-pembantu itu..."

Ucap Elice, ada sedikit nada kekesalan, yang terdengar dari suara lembut nya itu.

Menyadari bahwa Elice sudah tidak nyaman lagi dengan suasana itu, Rani pun mencoba untuk mencairkan suasana hati putri nya itu.

"Mommy bukannya mau bertengkar dengan mu sayang, tapi lihatlah... Kau masih muda. Nikmati saja dulu masa muda mu tanpa harus terbebani dengan pekerjaan rumah"

Ucap Rani, kini nada suara nya sudah lebih pelan dan lembut dari sebelumnya.

"Tapi aku tidak terbebani Mom...! Lagi pula, aku juga sudah tidak mau lagi percaya dengan yang namanya asisten rumah tangga" balas Elice yang masih kesal.

"Sudahlah... Aku mau pergi kuliah" lanjut Elice Sambil melangkah pergi.

Rani hanya menatap punggung Elice, yang kini mulai menghilang dari pandangannya.

→_→ Bu' Rani Wijaya, dan pak. Shin Jong Hoon, hari ini kembali lagi tinggal di Korea, setelah tiga tahun tinggal di Indonesia.
Tiga tahun yang lalu, perusahaan ayahnya Elice yang berada di Indonesia hampir saja mengalami kebangkrutan,  alasan mengapa Jong Hoon dan Rani pindah ke sana adalah untuk  menangani masalah yang perusahaan mereka hadapi. Dan kini perusahaan itu telah berjalan dengan normal lagi. Maka, Shin Jong Hoon lalu menyerahkan tanggung jawab perusahaan itu, pada Revan Wijaya, kakak kandung dari istri nya.←_←

***

"Jae Ah, kenapa kau datang agak terlambat hari ini?"

Tanya seorang gadis bernama Han Se Kyung, teman sekelas Elice.
Saat ini, mereka berdua sedang menyusuri koridor kampus, menuju depan sekolah. suasana di sana sudah mulai agak gelap.

"Oh iya, tadi ayah dan ibu ku baru saja datang dari luar negeri. Itu sebabnya aku agak terlambat masuk kelas"

Jelas Elice, saat itu mereka ber dua sudah berada di dekat parkiran depan sekolah.

"Oh Iyah... Se Kyung-ah,  apa kau ingin pulang bersama ku?"

Tawar Elice, sambil perlahan berjalan menuju mobilnya yang di parkir di sana.

"Ah, terimakasih atas tawaran nya, tapi supir ku akan menjemput ku"

Balas Han Se Kyung, sambil menolak tawaran Elice.

"Tapi ini sudah gelap, tidak apa-apa kah jika kau mengunggu sendiri?. Haruskah aku menemani mu sampai mobil jemputan mu tiba?"

Tawar Elice sekali lagi, sambil memandangi Han Se Kyung, dari depan mobilnya.

"Ah... Tidak apa-apa Jae-Ah, kau pulang saja dulu aku akan menunggu di depan saja"

Han Se Kyung, menolak tawaran Elice sekali lagi.

"Baiklah... Jaga dirimu baik-baik yah... Bye... See you tomorrow"

Ucap Elice dengan senyuman, sambil pergi dengan mobil pink miliknya.
Sementara Han Se Kyung, melambaikan tangan pada nya.

Setelah pulang dari kampus, Elice pun langsung tidur setelah mengerjakan semua PR nya.

***

"Kakak, kau ... Kapan kau kembali?"

Tanya Elice di pagi hari, dari atas tangga  saat melihat kakaknya yang entah sejak kapan berada di ruang tamu.

"Oh,  ada kau juga Vicktor..."

Ucap Elice terkejut. Karena akhir-akhir ini, Vicktory selalu datang ke rumah nya.
Selama ini, Nam Joon biasa nya hanya membawa dua teman detektive nya dan Vicktory tidak termasuk di dalamnya.

"Eh ... Detektive Lee kang Nim, dan Detektive Kim Ji Young juga ada di sini"

Katanya dengan kaget lagi, dia pada awalnya hanya melihat Nam-Joon dari atas tangga, setelah itu Vicktory, lalu ketika dia telah sampai di lantai bawah, dia melihat Lee Kang Nim dan Kim Ji Young juga ada di sana.

'Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?'
Batin Elice bertanya-tanya.

Penasaran dengan apa yang mereka lakukan, Elice pun melangkah mendekati mereka ber empat, baru saja dia berdiri tepat di samping Lee Kang Nim,,, Kim Ji Young langsung melontarkan suatu pertanyaan.

"Jae-Ah, bukan kah kau kuliah di universitas Hukum Seoul?"

"Iya, aku kuliah di sana" balas Elice dengan santai.

Ke empat detektive itu saling bertukar pandang satu sama dengan yang lain.

"Why?"

Tanya singkat Elice, yang menyadari tingkah aneh dari ke empat pria tampan di depannya itu.

"Bodoh!!!, Jika kau kuliah di sana, kenapa sikapmu biasa saja?!" Lontar Vicktory.

Elice benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Memangnya kenapa kalau dia bersikap biasa saja? Memangnya harus bagaimana sikap dan ekspresi yang seharusnya dia alami pagi ini?....

"Memangnya apa yang terjadi dengan kampus ku.  Apakah sekolah itu kebakaran hah?!"

Balas Elice pada Vicktory, ada sedikit nada berteriak terdengar dari suara lembut nya itu.

"Stop..!! Kalian berdua selalu saja seperti ini"
Omel Nam Joon.

"JaeAh, taukah kau bahwa salah satu teman sekelas mu telah meninggal karena di bunuh semalam?" Lanjut Nam Joon dengan bertanya pada Elice.

*Bersambung*

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang