Chapter 20

3 2 0
                                    

" Hei, detektive Shin, ada apa dengan Mu?"

Tanya Kim Ji Young yang melihat Nam Joon dari tadi hanya duduk diam, dengan ekspresi kesal di wajahnya.

Melihat tidak ada respon sama sekali dari Nam Joon, Kim Ji Young kini membalikkan badannya menghadap ke arah Lee Kang Nim

"Apa yang terjadi dengan detektive Shin?" Tanya Kim Ji Young,  pada Lee Kang Nim

"Aku habis bertengkar dengan adikku" ujar Nam Joon dengan acuh tak acuh.

Kim Ji Young kini menatap pria itu dengan heran. Tadi saat dia bertanya padanya, pria itu bahkan tidak merespon. Di saat dia sudah bertanya pada orang lain, Nam Joon malam menjawab pertanyaan nya.

"Memangnya apa yang terjadi hingga kalian bertengkar?" Kini Lee Kang Nim juga ikut penasaran.

Ketiga orang itu, tiba-tiba saja terdiam sejenak saat melihat Vicktory yang baru saja datang.

"Hei, hei apa yang terjadi padanya?", Bisik Kim Ji Young, di telinga Lee Kang Nim.

"Entahlah..." Jawab Lee Kang Nim sambil mengangkat bahunya.

"Detektive Valenzuela, apa yang terjadi padamu? Apa kau sakit?" Tanya Nam Joon, yang tiba-tiba memecahkan keheningan yang terjadi di sana.

Di sisi lain, kedua orang yang ada di sana bersama dengan Nam Juga juga kini menatap Vicktory dengan penasaran.

Karena, tidak biasanya Vicktory seperti itu. Vicktory, anggota yang paling muda di tim mereka, dia juga sering tampil cool dengan tatapan dinginnya yang membuat orang yang bertemu dengannya merasakan aura yang berbeda.

Tapi, Vicktory yang kini berada di depan mereka itu sangat berbeda.

Dia terlihat pucat, bagian wajahnya bengkak, dan penampilan nya juga sangat berantakan.

Vicktory, hanya tersenyum tipis saja sebelum dia menjawab " Aku hanya punya masalah kecil saja. Tapi tenang lah, aku baik-baik saja"

"Oh, baiklah" Nam Joon mengangguk saat menerima jawaban dari Vicktory tadi.

"Detektive Shin, ayo lanjutkan lah cerita mu... Apa yang membuat mu bertengkar dengan adik mu?" Lee Kang Nim kini kembali mengungkit hal itu lagi.

Vicktory yang mulai duduk bergabung dengan mereka pun kaget mendengar hal itu.

Nam Joon sangat menyayangi Elice adiknya. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa bertengkar?

"Kau bertengkar dengan Elice? Kenapa?" Akhirnya Vicktory memberanikan diri untuk bertanya, karena rasa penasarannya.

"Sial... Aku tidak tau apa yang dia lakukan kemarin. Dia tidak masuk kuliah, dan pulang jam tujuh malam. Cuaca sangat dingin kemarin, aku bahkan tidak tau dia pergi ke mana dan dia hanya diam saja jika di tanyai" terang Nam Joon dengan kesal.

"Dia bahkan bilang padaku, agar tidak usah mencampuri urusan nya lagi" lanjut Nam Joon sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan mendesah sebal.

Vicktory terlihat tertegun sejenak, setelah mendengar apa yang di katakan oleh Nam Joon.

' Dia bertengkar dengan kakak nya karena aku. Dia seharian bersama ku' batin Vicktory. Ada sedikit rasa bersalah di hatinya saat ini.

"Detektive Valenzuela!! Hei...! Hallo...! Vicktory!"  Seru Kim Ji Young di depan wajah Vicktory, hingga membuat nya tersadar dari lamunannya.

"Y... Ya?" Sahut Vicktory dengan singkat, sambil menoleh ke arah Kim Ji Young.

"Ada apa? Kenapa melamun?" Tanya Kim Ji Young.

"Ti... Tidak ada apa-apa" balas Vicktory, sambil menggelengkan kepalanya.

"Oh iya, aku... Aku harus pergi dulu" ucap Vicktory, sambil berdiri.

"Baru datang, kenapa pergi lagi?" Tanya Nam Joon. Tapi, Vicktory bahkan tidak mendengar pertanyaan dari orang itu, karena dia dengan secepat kilat langsung berlari ke luar markas.

***

Siang itu, Elice duduk sendirian di bangku taman yang ada di kampus. Gadis itu menggunakan pakaian yang sangat tebal karena cuaca nya yang sangat dingin.

Gadis itu tengah sibuk dengan handphone di tangannya, ketika seseorang tiba-tiba datang dan duduk di sampingnya.

Elice tidak memperhatikan sama sekali, siapa yang duduk di sampingnya saat ini, karena dia terlalu sibuk fokus dengan handphone nya.

"Maaf, dan terimakasih..." Ucap orang yang ada di sampingnya itu, sembari memberikan sekuntum mawar putih pada Elice.

Sekejap, Elice mematikan handphone nya dan  Elice melirik benda yang di sodorkan orang itu padanya.

Mawar putih, adalah bunga favoritnya. Dia sangat menyukai bunga itu.

Lalu, Elice menoleh ke arah orang yang duduk di sampingnya itu yang memberikan mawar putih itu padanya.

"Vicktor?" Ucap Elice dengan halus, dan Vicktory memandangi nya sambil melemparkan senyuman tipis.

Elice menerima mawar putih itu dari tangan Vicktory, dan memandang lekat wajah pria itu

"Kau.. apa kau sudah baikkan? Dari mana kau tau kalau mawar putih adalah kesukaan ku? Dan, apa yang kau katakan tadi, maaf dan terimakasih? Apa maksudnya itu?" Elice melontarkan beberapa pertanyaan ke arah Vicktory.

Ssst

Jari telunjuk Vicktory, kini berada di tempat di bibir manis Elice, memberi isyarat agar gadis itu diam

"Kenapa banyak sekali pertanyaan dari mu?" Tanya Vicktory pelan.

Vicktory tertawa kecil, sebelum dia mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan Elice itu

"Aku sudah merasa baik" ucap Vicktory.

"Dan, soal mawar putih itu, aku membeli nya karena aku suka dengan mawar putih. Mana aku tau, kalau kau menyukainya juga" Vicktory menjelaskan tentang mawar itu.

"Dan, soal yang aku katakan tadi, aku ingin berterimakasih padamu, karena kau sudah menemani ku kemarin" lanjut Vicktory.

"Dan, kenapa kau juga meminta maaf?" Tanya Elice.

"Maaf, karena aku telah membuat mu bertengkar dengan kakak Mu" Vicktory, kini menundukkan kepalanya dengan rasa sedikit bersalah.

Ingat yah, hanya sedikit. Karena dia sudah menyuruh Elice untuk pergi, tapi gadis itu tetap saja keras kepala kemarin dan tak mau keluar dari apartemen nya.

"Ini bukan salah mu.." kata Elice, agar Vicktory tidak merasa bersalah tentang apa yang terjadi padanya dan Nam Joon.

Vicktory kemudian mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk, dan menatap Elice. Lagi, dan lagi, mata kedua orang itu saling bertemu.

' Aku rasanya ingin sekali memiliki mu. Aku ingin melihat mata indah mu setiap saat. Tapi sayang, takdir tak mengizinkan kita bersama ' batin Elice, sambil menatap mata Vicktory dengan penuh cinta.

Tiba-tiba, sesuatu berwarna putih nan dingin, jatuh dari langit menyentuh kulit mereka dan meleleh di atasnya.

Butiran-butiran berwarna putih itu, terus saja jatuh dari langit, dan mulai menutupi permukaan tanah.

"Salju.."

Seru Elice dengan semangat,  sambil tersenyum lepas memandangi setiap bulir-bulir salju yang jatuh dari langit.

"Ini sangat indah!" Seru Elice lagi, sambil terus menatap salju-salju itu dengan matanya yang berbinar-binar.

"Ini bukan pertama kalinya kau melihat salju, tapi lihatlah... Betapa terlihat gembiranya dirimu" ucap Vicktory.

" Karena ini adalah pertama kalinya, aku melihat salju bersama orang yang aku cintai..." Balas Elice, yang tidak sadar dengan apa yang dia katakan.

To Be Continued

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang