Chapter 21

3 2 0
                                    

'A... Apa? Apakah aku tidak salah dengar?!' gumam Vicktory dalam hati.

Elice, benar-benar tidak sadar dengan kalimat yang dia katakan. Dia hanya menikmati setiap butiran salju yang menyentuh wajahnya.

  ♡‿♡ Cinta... Betapa Indahnya... Aku tak tau kenapa, dan bagaimana... Tapi yang ku rasakan ini benar-benar indah♡‿♡

***

"Aish... Sial!" Kesal Nam Joon sambil membanting berkas-berkas yang ada di tangannya.

"Kenapa?" Tanya Lee Kang Nim dengan santai sambil menatap Nam Joon.

"Sih bajingan itu... Hong Dong Pyo! Dia melakukan pembunuhan lagi!" Terang Nam Joon dengan geram.

Dia benar-benar kesal, kenapa tim tiger tidak bisa menangkap penjahat itu. Apakah tim mereka tidak cukup kuat?

Mereka terlah di percaya oleh kepolisian untuk mencari orang itu, namun lihatlah... Sampai sekarang mereka belum berhasil menangkapnya hingga dia berhasil membunuh satu korban lagi.

"Haah... Dia kembali lagi? Kali ini kita harus berhasil menangkapnya, bersama dengan para polisi. Entah apa yang sedang di rencanakan oleh pria licik itu sekarang" ujar Seo Kang Suk.

"Iya... Kita memang harus menangkap pria licik itu... Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi pada negara ini..." Kata Kim Ji Young, sambil bangkit dari tempat duduknya.

"Di mana detektive Valenzuela?" Tanya Seo Kang Suk yang baru menyadari akan ketidak hadiran salah satu anggotanya.

"Entahlah... Dia pergi dengan terburu-buru" jawab Lee Kang Nim dengan nada malas.

***

... Ding... Dong...

Siang itu, Seseorang, menekan bell pintu mansion keluarga Shin. Rani pun, membukakan pintu.

"Oh, suamiku... Kau sudah pulang?!" Tanya Rani dengan kaget. Ini masih siang dan suaminya sudah pulang dari kantor.

"Aku membawa orang bersama ku" balas Shin Jong Hoon dengan seutas senyuman.

"Siapa?" Tanya Rani.

Tak lama setelah itu, sebuah mobil kini terparkir tepat di belakang mobil tuan Jong Hoon.

Sepasang suami istri, kini turun dari mobil itu dengan membawa koper mereka.

"Han So Raa..!"

Seru Rani dengan sangat gembira sambil berjalan ke depan dan memeluk wanita paruh baya yang seumuran dengan nya itu.

Dia adalah Han So Raa. Sahabat masa kecil tuan Jong Hoon. Dan pria paruh baya yang berdiri di belakangnya adalah Raven Valenzuela, suaminya Han So Raa.

Yah, mereka tidak lain, dan tidak bukan adalah orang tua dari si detektive tampan Vicktory Valenzuela.

"Mereka memutuskan untuk menyambut tahun baru di Korea, jadi... Saya menawarkan untuk tinggal di rumah kita. Bolehkan?" Jelas Jong Hoon

Rani tertawa kecil saat mendengar kata terakhir dari suaminya itu, sebelum dia berkata

"Ayo masuklah... Anggap saja ini adalah rumah kalian."

Han So Raa, dan suaminya Raven pun, masuk ke dalam mansion keluarga Shin, dan Rani membawa mereka ke lantai dua,  di kamar tamu yang berada di samping kiri kamar Elice.

***

"Terimakasih, karena telah menemani ku belanja hari ini" ujar Elice dengan riang, di dalam mobil Vicktory.

Vicktory sedang mengemudi, dan dia duduk di samping pria itu

"Iya, anggap lah ini sebagai tanda terimakasih dariku..." Balas Vicktory. Tatapan pria itu, fokus ke jalanan. Karena, sangat sulit mengendarai mobil di saat salju turun.

Beberapa menit kemudian,  mereka pun sampai di Mansion keluarga Shin.

Elice turun, sambil memegang paper bag belanjaan nya.

"Kak Vicktor... Ayo masuklah dulu. Aku masih ingin mengobrol dengan mu..." Rengek Elice.

Tanpa basa-basi, Vicktory pun mengangguk sebagai tanda bahwa dia menyetujui permintaan Elice.

Mereka sama-sama melangkahkan kaki ke dalam pintu rumah yang masih terbuka. Di iringi canda, dan tawa.

Rona Pipi pucat Vicktory kini telah kembali berwarna merah jambu. Lesung pipi di kedua belah pipinya, membuat senyuman nya semakin indah dan manis.

Saking asiknya dengan perbincangan mereka, kedua orang itu bahkan tidak menghiraukan orang-orang yang saat ini tengah duduk berbincang-bincang di ruang tamu, keluarga Shin.

"Hei... Lihatlah, Putri ku sudah pulang!" Ujar Jong Hoon dengan bahagia, Han So Raa dan Raven pun kini menatap ke arah pintu.

"Dan dia bersama... Bersama putra kalian!" Seru Jong Hoon lagi.

Han So Raa hanya terpaku, melihat putranya Vicktory. Sudah hampir lima tahun, dia tidak melihat anaknya itu dari dekat, memeluknya, dan bahkan berbicara dengan nya. Di sisi lain, Raven sendiri telah bangun dari tempat duduknya.

Vicktory yang masih belum sadar dengan kehadiran  itu, kini terkejut saat seorang pria paruh baya ber kameja abu-abu itu kini berdiri tepat di depannya.

Satu detik kemudian, pria berusia empat puluh enam tahun itu, langsung saja memeluk putra nya yang telah lama pergi dengan kerinduan.

"A... Ayah!" Gumam Vicktory pelan.

Vicktory merasakan Raven semakin memeluk nya dengan erat, seperti tidak akan membiarkan nya pergi.

Vicktory adalah putra tunggalnya. Dia hanya memiliki satu anak, dan itu hanya Vicktory. Maka, jelas saja dia sangat mengasihi anak nya itu, dan dengan mudah melupakan kesalahan putranya itu di masa lalu.

   'Baru kemarin ku sesali. Baru kemarin ku tangisi... Hari ini, Tuhan telah memberikan aku kesempatan' batin Vicktory.

Elice menatap mereka berdua kini dengan heran. 'Ayah? Siapa pria ini? Dan kenapa kak Vicktor memanggilnya dengan sebutan ayah? Apakah dia adalah ayahnya kak Vicktor?'  Elice kini bertanya-tanya dalam hati nya.

Dengan langkah pelan, Han So Raa kini mendekati mereka. Dia ingin melihat wajah putranya itu dari dekat.

Dia telah banyak menangis selama ini karena di musuhi oleh anaknya sendiri.

Vicktory telah pergi meninggalkan rumah sejak usianya masih delapan belas tahun.

Vicktory kini menguraikan pelukan dari sang ayah. Dia kini melemparkan tatapan nya pada ibunya yang berdiri di belakang ayahnya itu.

Vicktory, masih sangat merasa bersalah ketika dia mengingat hal-hal buruk yang dia lakukan pada ibunya.

Bahkan, semua caci-maki yang dulu pernah dia lontarkan, masih bersuara di pikirannya.

Dan, kenangan yang paling buruk yang ada di ingatan Vicktory adalah, saat ketika dia menampar pipi ibunya.

To Be Continued

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang