Chapter 34_ S1 end

15 3 0
                                    

"Nam Joon... Aku pamit yah!"

"Kau... Kau mau kemana?" Tanya Nam Joon agak sedikit tergagap.

"Aku , akan pulang ke Filipina. Ibuku akan di operasi, dan Ayah ku meminta untuk pulang" jelas Vicktory. "Dan... Aku Titip Elice. Aku mohon, hilangkan semua kenangan tentang ku dan semua benda-benda yang bersangkutan dengan ku" lanjut Vicktory.

"A... Apa maksudmu? Vicktor, kau... Kau akan kembali kan?"

"Entahlah... Aku butuh waktu untuk menyendiri. Aku hanya ingin kalian menghilangkan kenangan tentang ku, dan aku mohon jangan sebut namaku atau berbicara tentang aku lagi. Aku hanya takut, aku hanya takut kalau aku tidak akan kembali" tutur Vicktory. Kini, genangan air matanya telah memenuhi wajah tampan Vicktory.

Nam Joon, kini ikut terbawa suasana "lalu, bagaimana dengan tim tiger detektive? Apakah kau akan meninggalkan pekerjaan ini juga?" Tanya Nam Joon sendu.

"Akan aku Pastikan, Aku pasti akan kembali suatu saat nanti, walau itu hanya menjadi kemungkinan kecil saja. Dan jika aku kembali, aku akan bekerja lagi di sini. Aku tidak akan mengajukan pengunduran diri" tutur Vicktory.

Vicktory pun, kini berbalik pergi meninggalkan Nam Joon berdiri mematung di sana. Kini, bibir Shin Nam-Joon bergerak tak menentu. Dia ingin menghentikan Vicktory, tapi tidak bisa... Ada sesuatu yang menahannya.

***

Dua hari, setelah kepulangan Vicktory ke Filipina, Jin Seo kembali ke Korea.

Semua foto-foto, dan barang-barang yang berkaitan dengan Vicktory, telah di simpan dengan rapi di dalam gudang bawah tanah mansion keluarga Shin.

Jin Seo awalnya pulang ke Korea karena dia ingin menunjukkan kepada orang tua nya bahwa dia sekarang telah lulus dari universitas, dan dia ingin menemui Elice, meskipun hatinya masih ragu untuk menemui gadis itu setelah hampir dua tahun tak saling menukar kabar dengannya.

Dia sudah menguatkan hatinya, untuk menerima kenyataan. Tak perduli, apakah Elice sudah punya kekasih atau tidak, dia harus tetap menemui Elice sebagai sahabatnya dan melepas rindu.

Tapi, betapa kaget, dan sedihnya dia saat mengetahui tentang musibah yang telah menimpa sahabatnya itu.

Segera, Jin Seo menuju ke rumah sakit, setelah menaruh barang-barang nya di rumah.

Dia berlari menyusuri koridor rumah sakit hingga pada akhirnya dia menemukan ruangan tempat Elice di rawat, dia mendapati Elice yang kini terbaring di atas bangsal rumah sakit dalam kondisi sedang tidur. Selang infus masih terpasang di tangannya.

Jin Seo mendekati Elice dengan langkah pelan. Dia mengusap lembut kepala Elice yang di perban itu dengan tangannya. Jin Seo menundukkan kepalanya, kemudian mencium dahi Elice dengan penuh cinta.

Elice yang merasakan sentuhan itu, perlahan membuka matanya, mendapati Jin Seo yang tersenyum cerah melihat nya.

"Si... Siapa kau?" Tanya Elice dengan tatapan sayu. Sejenak, senyuman yang tadinya terlukis indah di wajah Jin Seo kini telah pudar. Setetes air mata pun jatuh dari matanya, tepat mengenai wajah pucat Elice.

"Apa kau mengenal ku?" Tanya Elice, yang suaranya masih lemah. "Aku... Aku sahabatmu, Jin Seo" balas Jin Seo dengan nada pelan.

"Kau, sahabat ku? Maafkan aku, aku tidak mengingat apa-apa"

"Tidak apa-apa... Perlahan, kau pasti akan mengingatku.." Jin Seo menggenggam tangan Elice dan menciumnya.

"Tapi ... Mengapa, aku baru melihat mu hari ini? Jika kau sahabatku, kau seharusnya sudah ada di sini sejak aku membuka mataku beberapa hari yang lalu. Kemana saja kau?"

Jin Seo tersenyum tipis mendengar penuturan Elice itu. Kini matanya memerah. Dia mengusap lembut pipi Elice "Aku baru saja menyelesaikan kuliah ku di New York Jae Ah.." ucap Jin Seo lembut.

Elice, hanya diam saja mendengar perkataan Jin Seo. Jin Seo mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan itu. Hanya ada dia dan Elice di sana. Yang dia tau orang tua Elice sekarang keluar sebentar, sedangkan Nam Joon saat ini, sedang mengurus penyelidikan barunya.

'Di mana laki-laki itu?' Jin Seo bertanya-tanya dalam hatinya. Dia ingin menanyakan hal ini pada Elice, tapi dia mengurungkan niatnya, karena kondisi Elice.

Jin Seo keluar dari ruangan, ketika  Elice Sudah terlelap kembali dalam tidurnya.  Jin Seo mendapati Nam Joon yang baru saja datang. "Jin Seo? Kau, kau sudah kembali?" Nam Joon melontarkan pertanyaan ketika melihat Jin Seo.

"Iya, aku batu saja turun dari pesawat pagi ini" balas Jin Seo. Nam Joon, baru saja memegang handle pintu saat Jin Seo menahan tangannya.

"Kenapa Jin Seo?"

"Aku hanya jngin bertanya" balas Jin Seo

"Apa?" Tanya Nam Joon.

"Sekitar satu setengah tahun yang lalu, aku datang ke Korea, tapi kalian semua saat itu sedang tidak ada di Negara ini. Ada seseorang yang mengatakan padaku, bahwa kalian pergi untuk pertunangan Jae Ah. Apakah itu benar?" Tanya Jin Seo

"Iyah... Itu benar! Kami mengadakan pertunangan Jae Ah dan Vicktory pacarnya di Prancis waktu itu." Nam Joon menjawab, sembari ingin meraih handle pintu lagi, Nam Joon membuang nafasnya dengan kasar, saat Jin Seo menahan tangannya lagi.

"Ada apa lagi Jin Seo?!!" Tanya Nam Joon dengan kesal. Sungguh, mood nya hari ini sedang tidak bagus.

"Lantas, di mana laki-laki itu? Aku ingin berkenalan dengannya" tutur Jin Seo. Nam Joon yang mendengar itu, kini hanya diam saja. "Ayo Hyung, tolong jawablah pertanyaan ku" desak Jin Seo.

Nam Joon kini menatap lekat ke arah Jin Seo. "Dengarkan aku Jin Seo, jangan pernah kamu bahas tentang dia lagi, dan jangan pernah sebut namanya di depan Jae Ah... Paham!" Ujar Nam Joon.

"Tapi, kenapa Hyung?"

"Pokoknya tidak boleh..."

"Baiklah..." Jawab Jin Seo, tanpa bertanya lebih lanjut lagi.

Sementara itu, di Filipina, Han So Raa kini telah selesai menjalani operasi usus buntu, dan dia sadar beberapa saat yang lalu.

Vicktory menceritakan kecelakaan yang menimpa Elice pada waktu itu kepada kedua orangtuanya.

Orang tuanya sudah menyuruhnya untuk kembali ke Korea. Tapi dia, belum kembali ke Korea karena dia masih terus merasa bersalah ketika mengingat kecelakaan Elice yang terjadi di depan matanya.

Berbulan-bulan telah berlalu...

Elice sudah pulang dari rumah sakit, beberapa bulan yang lalu. Jin Seo telah menjaga Elice selama ini, tanpa syarat. Kini, Elice dan Jin Seo telah sama-sama menjadi pengacara.

Elice memang telah melupakan segala hal, termasuk semua materi yang pernah dia terima, tapi, berkat nilai tinggi yang ada di ijazahnya, dia pun sekarang telah menjadi seorang pengacara yang sukses.

Dia juga mengambil les, untuk mempelajari kembali tentang pelajaran-pelajaran penting yang telah terhapus dari memorinya.

Elice, sudah beberapa kali memenangkan kasus di pengadilan. Dia hidup bahagia bersama Jin Seo kala itu, tanpa mengingat calon suaminya, sama sekali yang saat ini tengan dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

    (。•́︿•̀。) About Stranger...
                  Becoming enemy, becoming friend,
                  Becoming lover, and becoming stranger again.
                  But, with all memories (。•́︿•̀。)

-SEASON 1 END-
               

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang