Chapter 2

8 2 0
                                    

"Apa maksud mu berkata begitu?!!"

Teriak Elice pada Vicktory, yang duduk di sampingnya, tanpa memperdulikan situasi bahwa mereka sedang berada di meja makan, di depan orang tuanya.

"Tidak bermaksud apa-apa" jawab Vicktory, dengan tatapan dingin, yang membuat siapa saja hampir mati rasa.

"Hei, kenapa kalian selalu bertengkar. Setidaknya, janganlah bertengkar di meja makan. Habiskan makanan kalian, dan setelah itu tidur lah"
Pak Jong Hoon memotong pembicaraan mereka.

Dengan keberatan Elice pun menjawab "tapi kan Daddy..." Rengek Elice.

"Hei, kenapa kau melawan ayahmu?" Vicktory memotong.

"Bukan urusanmu" Elice membalas dengan wajah jutek.

"Sudah cukup! Jangan bertengkar lagi" Rani mencoba menenangkan. "Lebih baik, kalian  berjabat tangan dan berkenalan dulu. Ibu tau, kalian pasti belum berkenalan kan? Lanjut Rani.

"Hah? Berjabat tangan dengan dia? Aku tidak mau.." Elice mengelak.

"Elice, ayolah... Kenapa kau keras kepala sekali?" Rani menjawab, dengan sedikit bujukan.

"Baiklah Mom.."

Elice mengulurkan tangannya pada Vicktory, dan Vicktory menjabat tangannya dengan agak canggung.

"Perkenalkan, nama ku Elicia Shin. Usiaku delapan belas tahun" ujar Elice, yang hanya tersenyum hambar.

Sama seperti Elice, Vicktory pun hanya membalas ucapannya dengan senyuman hambar.

"Nama ku, Vicktory Valenzuela, usiaku dua puluh tiga tahun, saya berasal dari Filipina, dan bekerja di Korea"

"Owh, baiklah..." Balas Elice, sambil menarik tangan nya kembali ke posisi semula.
"Tapi...." Lanjut Elice

"Kenapa?"

"Kau bekerja di Korea, tapi kenapa kau ada di Indonesia?"

"Oh yah.. itu karena aku sedang menjalani misi di sini."

"Oh yah?? Misi apa itu?" Elice bertanya lagi.

"Misi untuk menangkap gadis jengkel seperti mu" ucap Vicktory sambil menahan tawa.

'sial...'

Geram Elice dalam hati, dia ingin membalas ejekan Vicktory, tapi dia sedang menahan diri di depan orang tuanya.

Ibu Rani tersenyum melihat keduanya yang mulai berbicara normal " nah... Kalo damai begini kan, bagus. Dari pada bertengkar terus". Ujar Rani.

"Iya mom" balas singkat Elice, yang tersenyum pahit.

***
Pagi hari;

Nada dering alarm di handphone Vicktory berbunyi, sehingga membuat Vicktory terbangun dari tidurnya.

Saat dia menyalakan handphone nya, dia terkejut melihat banyak panggilan yang tak terjawab dari ketua tim mereka.

Awalnya, dia heran kenapa ketua tim mereka menelepon nya pagi-pagi, secara di Jakarta baru pukul 06:24 pagi.

Namun, dia teringat bahwa di Seoul saat ini, sudah pukul 08:24 pagi.

Dia sangat mengantuk dan lelah, karena semalaman dia berada di depan komputer untuk menyelidiki lebih lanjut lokasi-lokasi yang sering di kunjungi oleh orang yang membuat nya berada di Indonesia saat ini.

Saat Vicktory hendak membaringkan tubuhnya di kasur yang super nyaman itu, tiba-tiba, handphone nya berdering lagi.

Kali ini, bukan alarm, tapi seseorang telah menelpon nya.

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang