Pagi itu, di taman kampus Elice hanya duduk sendirian. Dia memandangi orang-orang yang lalu-lalang di hadapannya, sekaligus para pasangan-pasangan yang sedang bermesraan dan juga beberapa teman-temannya yang belajar bersama.
Entah mengapa, Elice merasa kesepian hari ini. Elice membuang nafasnya dengan kasar, saat bayangan Jin Seo mulai merasuki ingatan nya.
Dia mengingat, ketika dia dan Jin Seo yang membuat janji akan masuk di universitas yang sama setelah lulus SMA.
Dia juga mengingat, saat janji yang sudah mereka buat itu ternyata tak bisa terpenuhi saat Jin Seo mengatakan bahwa dia akan melanjutkan pendidikan nya di New York.
Mata gadis itu seketika memerah. Dia tidak bisa membohongi bahwa dia saat ini sedang merindukan lelaki itu.
"Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi denganmu Jin Seo. Ini sudah dua bulan, tapi kau belum ada kabar. Kau bahkan sudah lama tidak online di sosial media mu" tutur Elice pelan dengan wajah senduh.
"Hi Elice!" Seseorang tiba-tiba datang menghampiri Elice.
Elice tidak menoleh. Tapi dia tau siapa orang itu karena suaranya sudah tidak asing lagi di telinga Elice. Lagipula, hanya orang itu lah yang memanggilnya Elice di Korea.
Siapa lagi, kalau bukan Vicktory Valenzuela. Si tunangan gilanya. Vicktory kini sudah duduk di sebelah Elice.
Vicktory memalingkan pandangannya yang tadinya tertuju di tempat lain, ke arah Elice dan mendapati Elice yang kini sedang menatapnya dengan tatapan yang menakutkan.
"Why?" Tanya Vicktory pelan.
"Panggil lah aku dengan sebutan Jae-Ah. Kenapa kau memanggilku Elice? Ini di Korea, jadi tolong panggil namaku sesuai dengan negara mana saat ini aku tinggal" cibir Elice.
Mendengar itu, Vicktory mengangkat satu alisnya, sambil tersenyum miring. Karena ini yang pertamakali Elice memarahinya karena memanggilnya dengan nama Elice.
Sedangkan, Vicktory memang selalu memanggilnya dengan nama itu. Dia bahkan tidak pernah memanggilnya dengan sebutan Jae-Ah, atau yang lainnya.
"Kau ingat... Dulu, saat kita berkenalan di Indonesia kau hanya memperkenalkan bahwa namamu adalah Elicia Shin. Kau tidak mengatakan bahwa kau punya nama Korea. Jadi, jangan salahkan aku... Lagi pula, anggap saja ini sebagai panggilan sayangku untukmu" ujar Vicktory.
Elice memandangi lelaki di depannya itu dengan wajah datar, yang kemudian berubah menjadi sebuah tawa kecil.
"Panggilan sayang? Eh, Tuan Vicktory Valenzuela... Anda lebay..." Ejek Elice sambil tertawa.
"Terserah apa katamu lah" ucap Vicktory pasrah.
~~~
Waktu terus berlalu, menyisakan kenangan yang terkikis Waktu
Tak terasa, satu tahun telah berlalu...
Elice kini sudah berada di tahun ketiga. Beberapa bulan lagi, dia akan lulus dari universitas dan menggapai mimpinya menjadi pengacara.
Orang tuanya dan juga orang tua Vicktory, telah memutuskan tanggal hari pernikahan Vicktory dan Elice.
Dan hari baik itu, jatuh di jati di mana Elice lulus dari universitas dan di terima menjadi pengacara.
Hari itu, tanggal 22 Oktober, hari ulang tahun Elice yang ke dua puluh tahun.
Vicktory mengajaknya ke sebuah restoran makanan Prancis, restoran favorit Elice, yang juga menjadi tempat Vicktory menyatakan cinta nya pada Elice satu setengah tahun yang lalu.
Vicktory dan Elice memang sering datang untuk makan di restoran itu setiap kali ada kesempatan.
Elice dan Vicktory, memilih untuk duduk di sudut ruangan itu. "Selamat ulang tahun sayang... Maaf, aku tidak punya hal istimewa yang bisa aku berikan untuk mu" ujar Vicktory, sambil menggenggam lembut tangan Elice di atas meja yang berbentuk bundar itu.
"Memiliki mu, adalah hadiah terbesar dalam hidupku. Aku tak butuh benda berharga lainnya" ucap Elice sambil tersenyum ke arah Vicktory
Vicktory tersenyum penuh arti ke arah Elice, sebelum dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, dan memberikannya pada Elice.
Itu adalah sebuah kalung liontin dengan desain bunga mawar yang sangat indah. Kalung itu terbuat dari emas putih asli. Di balik mawar tersebut, terukir nama Vicktory dan juga Elice di sana.
Vicktory berdiri dari tempatnya dan memakaikan kalung itu di leher jenjang Elice yang putih dan mulus.
Mata Elice kini berbinar-binar melihat benda indah tersebut "Ini sangat indah... Pasti seorang desainer yang sangat ahli yang telah merancangnya" tutur Elice.
Sementara Vicktory, tersenyum kecut melihat ekspresi bahagia di wajah Elice itu. Awalnya dia berpikir bahwa Elice tidak akan menyukai hadiah kecil darinya itu. Tapi ternyata dia salah besar..
Vicktory mengelus lembut pipi Elice dengan telapak tangannya. "Terimakasih" satu kata yang terucap dari mulut Vicktory.
Elice yang dari tadi sibuk mengagumi liontin itu, tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Vicktory. "Terimakasih? Terimakasih untuk apa?" Tanya Elice dengan ekspresi heran di wajahnya.
"Terimakasih karena kau telah menerima hadiah dariku. Awalnya ku pikir kau gak akan suka" ujar Vicktory
Elice tertawa kecil mendengar penuturan Vicktory itu. "Aku akan selalu suka dengan semua hal yang kau berikan" tutur Elice dengan tulus.
***
Pagi-pagi sekali di kota New York_
Kala itu, Jin Seo baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Rambutnya masih basah, menandakan bahwa dia baru saja selesai mandi.
Dengan sebuah handuk putih yang melilit di pinggang nya, Jin Seo mengibas-ngibaskan rambut basahnya, dan dia terlihat cool dengan wajah tampannya.
"Uwah... Amazing!!" Seru lembut seorang wanita cantik yang kini tengah duduk di atas kasur empuk king size milik Jin Seo.
Jin Seo seketika tersentak kaget mendengar suara seorang wanita di dalam kamarnya. Matanya seketika membulat, bahkan mulutnya sempat ternganga saat melihat, entah sejak kapan wanita itu ada di dalam kamarnya
"Alena?!" Seru Jin Seo kaget
"Yes this I'm", balas Alena dengan senyuman indahnya
Jin Seo melirik jam tangannya sejenak 'Astaga... Ini baru jam 06:57 pagi, dan dia sudah ada di sini?' batin Jin Seo kesal, sambil menghentakkan kaki kanannya di lantai.
•Alena Gunter, adalah seorang wanita cantik berusia 22 tahun. Dia adalah adik kandung dari Hayley Gunter, yang tidak lain adalah tunangan Park Hoon, kakaknya Jin Seo. Alena memiliki paras yang cantik dan menawan. Bahkan, kecantikan yang di punyai Alena, melebihi kecantikan yang di miliki oleh Hayley kakaknya. Gadis itu memang telah menyukai Jin Seo sejak pertama kali pertemuan mereka, ketika Jin Seo baru saja tiba di New York. Namun, entah mengapa meskipun dia sangat cantik, kecantikannya tetap tidak bisa mengalahkan Elice. Jin Seo benar-benar tidak pernah tertarik dengan gadis itu. Namun, walaupun begitu Alena tidak pernah lelah mengejar dan menggoda Jin Seo agar lelaki itu tertarik padanya, meskipun dia tau bahwa usahanya selama ini tidak pernah berhasil, tapi dia yakin bahwa suatu saat hati Jin Seo pasti akan terbuka untuk nya.•
"Get out from this room...!" Usir Jin Seo.
"No!!" Balas Alena, dengan nada yang mengejek.
Jin Seo menggenggam kasar tangan Alena dan melemparnya keluar dari dalam kamarnya. "Jin... Jin..." Teriak Alena sambil menggedor-gedor pintu kamar Jin Seo.
Namun, alih-alih kembali dan membukakan pintu untuk gadis yang sudah berteriak di depan kamarnya itu, Jin Seo malah memasang earphone di telinganya dan tidak memperdulikan wanita itu lagi.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
There Are Two Loves (End)
RomanceElicia dan Vicktory, sudah saling bermusuhan sejak pertama kali mereka bertemu. Namun siapa sangka, ternyata mereka akhirnya bisa saling jatuh cinta satu sama lain. Setelah menjalani hubungan selama beberapa tahun, mereka memutuskan untuk menikah. N...