Chapter 23

2 2 0
                                    

Vicktory kini sedang duduk sendirian di ruang tamu keluarga Shin, sambil sibuk dengan handphone nya, ketika Rani tiba-tiba muncul dari dapur.

"Eh, Vicktor ada kau. Nam Joon belum pulang dari kemarin!" Ujar Rani di iringi dengan senyuman nya

"Oh aku tau Nam Joon tidak pulang sejak tadi malam, aku datang ke sinj bukan untuk bertemu Nam Joon Ibu!" Balas Vicktory dengan seutas senyuman.

"Jadi, kalau begitu apakah kau ingin menemui orang tua mu?" Tanya Rani.

"Tidak juga, aku ke sini untuk bertemu Elice!" Balas Vicktory dengan santai.

Tujuan utama Vicktory datang ke sini Sebenarnya untuk bertemu dengan ayah dan ibunya yang sudah lama tidak dia jumpai.

Tapi sayang sekali, ego di dalam hatinya itu terlalu besar untuk di hilangkan.

Mendengar apa yang di katakan oleh Vicktory barusan, Rani kini mengangguk mengerti.

"Kebetulan kau ada di sini, ayo kita sarapan bersama" ajak Rani.

"Baiklah... Tapi, aku akan menunggu Elice dulu" jawab Vicktory menyetujui tawaran Rani.

***

Di meja makan, terlihat ada Jong Hoon, Rani , Raven dan juga Han So Raa. Ke empat orang tua itu kini tengah berbincang kecil.

Dari pagi sekali, ke empat orang itu sibuk memasak bersama di dapur, hingga hanya Rani lah yang tau tentang keberadaan Vicktory di rumah itu.

Tak lama kemudian, terlihatlah Vicktory dan Elice datang berjalan bersama menuju ruang makan.

Terlihat, Elice menggandeng mesra tangan Vicktory, sebelum akhirnya kedua orang itu duduk di kursi mereka yang bersebelahan.

Vicktory kini duduk tepat di depan Ibunya Han So Raa. Di samping kanan nya adalah Elice, sedangkan di samping kirinya tidak lain adalah Raven ayahnya.

Beberapa saat kemudian, kegiatan sarapan pagi pun di langsung kan. Keadaan terlihat henig karena Semua orang hanya fokus pada makanan mereka masing-masing.

"Aku dari tadi sedang bertanya-tanya dalam pikiran ku,  sejak kapan Tom and Jerry ini berteman, hahaha" ujar Jong Hoon memecahkan keheningan sambil tertawa getir.

Sedangkan Vicktory, hanya menanggapi perkataan Jong Hoon, dengan senyuman tipis saja.

"Mungkin, sejak kemarin ketika dia membelikan ku banyak barang di mall Daddy hahaha" balas Elice yang juga di akhiri dengan tawa khas milik nya.

Raven, kini menatap Shin Jong Hoon dengan tatapan cemburu. Dia bahkan tidak tau banyak hal yang dilakukan oleh putranya sekarang.

Dia bahkan, tidak bisa bercanda dengan putranya itu. Tapi lihatlah, Jong Hoon yang begitu akrab dengan putranya.

Di sisi lain, Han So Raa hanya tersenyum canggung. Dia kini sedang memperhatikan Elice dengan Vicktory yang duduk di hadapannya itu.

'Seandainya, gadis ini adalah pilihan anak ku, aku pasti akan sangat setuju dengan hal itu' batin Han So Raa.

Apalagi, Elice sendiri kan adalah putri dari sahabatnya sendiri. Jadi, hubungan kekeluargaan di antara dua keluarga itu pasti akan semakin erat jika Vicktory dan Elice berjodoh.

Vicktory kini melemparkan tatapan nya pada Raven ayahnya, yang hanya diam saja dari tadi. Ayahnya bahkan belum menyentuh makanan yang ada di depannya sama sekali.

" Apakah kau tidak makan Ayah? Kenapa makanan mu masih utuh?" Tanya Vicktory.

"Ah, I... Iya, aku akan makan" ucap Raven yang sedikit terkejut, sambil meraih sumpitnya dan melahap makanannya.

Ting...

Handphone milik Vicktory kini berbunyi. Itu adalah notifikasi pesan yang masuk. Vicktory membuka Handphone nya dan membaca pesan itu.

Ketua SEO :
'Sial detektive Valenzuela... Di mana kau? Kenapa kau pergi begitu saja!'

Begitulah, isi pesan yang di kirimkan oleh Seo Kang Suk. Vicktory tertawa nakal saat membaca pesan itu.

Kini, semua orang yang ada di sana memandangi Vicktory yang sedang tertawa sendiri.

''Why?" Tanya Elice dengan singkat, sambil menyenggol lengan Vicktory pelan.

"Hah? Tidak ada apa-apa.." balas Vicktory sambil menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, aku pergi dulu yah sebelum aku di pecat oleh bos ku" 

lanjut Vicktory sambil pamit pada Elice, sebelum dia bangkit dari kursinya dan melangkahkan kakinya pergi dari sana.

***

"Dari mana saja kau?!" Tanya Seo Kang Suk pada Vicktory, dengan tatapan tajam.

"Apa kau tidak lihat teman-teman mu, mereka masih berada di sini tapi kau malah menghilang dari pagi!" Bentak Seo Kang Suk.

"Menghilang dari pagi kan, bukan dari kemarin... Aku hanya pergi satu setengah jam, tapi kau malah sudah membentak ku!" Cibir Vicktory yang tak mau di salahkan.

"Memangnya kau habis dari mana?" Tanya Nam Joon

"Oh, haruskah aku memberitahu mu? Aku takut, kau akan panas ketika aku memberitahu mu" ejek Vicktory, dengan raut wajah lucu.

"Haah... Sial, cepat beritahu, jangan buat aku jadi penasaran" bentak Nam Joon.

"Upsss... Aku takut..." Ejek Vicktory sambil menutupi mulutnya dengan tangan kanannya.

Lee Kang Nim, dan juga Kim Ji Young hanya bisa menggelengkan kepala mereka sambil tertawa, melihat perubahan sikap Vicktory.

***

Siang itu, Han So Raa sedang berbelanja di supermarket sendirian.

Baru saja, dia ingin memegang sebuah apel, kepalanya tiba-tiba terasa sangat pusing. Dunia seolah berputar-putar.

Matanya secara perlahan-lahan menjadi gelap. Seseorang tiba-tiba menangkapnya saat tubuh nya yang sudah tak sadarkan diri itu mulai jatuh perlahan.

***

Secara perlahan, Han So Raa membuka matanya. "Di mana ini?" Gumamnya pelan.

Wanita paruh baya itu, kini berbaring di atas kasur king size, yang berada di ruangan yang luas dan tertata rapi. Han So Raa tidak mengenali tempat ini sama sekali.

"Kau sudah bangun?"

Tiba-tiba, seorang pemuda datang memasuki ruangan itu di atas kasur, tepat di samping Han So Raa yang sudah duduk juga.

Kedua alis Han So Raa terangkat tinggi. Mata wanita itu membulat, mata lentiknya kini berair,  dan tak lama kemudian, air matanya jatuh saat melihat pemuda yang duduk di sampingnya.

Pemuda itu, mengusap lembut pipi Han So Raa guna menghapus air mata yang mengalir di sana

"Aku mohon jangan menangis Ibu"  kata si pemuda itu, yang tidak lain adalah putra nya sendiri, Vicktory.

Han So Raa, kini menatap anak nya itu dengan sangat erat, seolah-olah, seseorang akan membawa putranya pergi.

"Putra ku .." lirih Han So Raa di iringi dengan aliran deras air matanya.

"Aku mohon nak, maafkan Ibu mu ini" Isak Han So Raa.

Vicktory hanya mengusap punggung ibunya yang memeluknya itu dengan lembut.

Tadi, saat berada di supermarket, Vicktory tanpa sengaja melihat ibunya yang sudah mulai kehilangan kesadarannya, dan membawanya ke apartemennya.

To Be Continued

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang