Chapter 28

3 2 0
                                    

Sudah hampir satu Minggu, Jin Seo di rawat di rumah sakit. Dia di temukan dalam keadaan pingsan oleh ibunya di kamar, dan langsung saja di larikan ke rumah sakit.

Dan hari itu, Jin Seo sudah di perbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya yang sudah mulai membaik.

***

Lima hari sudah berlalu, setelah pesta pertunangan Vicktory dan Elice di laksanakan di Paris.

Namun, keluarga mereka belum terpikirkan untuk pulang ke negara masing-masing dan masih ingin menetap di sana selama beberapa hari lagi.

Sore itu, Elice dan Vicktory sedang berjalan-jalan di kota Paris. Terlihat, mereka sangat bahagia, bercanda sambil tertawa di sepanjang jalan.

Haru sudah mulai menggelap. Kala itu, sudah menunjukkan jam 05:28 sore.

Entah apa yang merasuki Elice, hingga gadis itu tiba-tiba mengajak Vicktory masuk ke dalam sebuah bar, yang kebetulan mereka lewati sore itu

"H... Hei.. apa yang akan kita lakukan di sini?" Tanya Vicktory

"Ayo pulang! Jangan berbuat aneh-aneh deh!" Sambungnya Lagi, sambil menarik tangan Elice menjauh dari sana.

"Hei, ayolah... Kali ini saja" rengek Elice sambil menarik paksa tangan Vicktory.

"Tidak .. tidak! Ayo pulang!" Ujar Vicktory, sebelum dia menggendong tubuh kecil Elice dan berjalan pergi menjauh dari tempat itu.

"Sayang .... Apa yang kau lakukan, aku ingin kesana!" Rengek Elice, sambil memberontak ingin di turunkan.

Vicktory pun, menurunkan Elice dari gendongannya. Namun, pria itu masih tetap memegang erat tangan tunangannya tersebut.

"Hei apa itu?!". Seru Elice setengah berteriak, sambil menunjuk ke suatu arah.

Vicktory pun memalingkan pandangannya ke arah yang di tunjuk oleh Elice, tanpa sadar bahwa gadis itu hanya ingin mengerjainya saja.

Secara perlahan, Elice melepaskan tangannya dari genggaman Vicktory. Dia tersenyum penuh kemenangan sebelum akhirnya dia berlari meninggalkan Vicktory.

Vicktory yang sudah memahami situasi pun, kini langsung saja berlari mengejar Elice.

"Wey, jangan lari Woy...!" Teriak Vicktory.

Aksi kejar-kejaran pun tak bisa di hindari lagi. Elice berlari menyusuri trotoar di pinggir jalan dan Vicktory mengejarnya dari belakang.

Tak lama kemudian, Vicktory akhirnya bisa menangkap Elice. Dia memeluk gadis itu dari belakang dan mencium leher jenjang Elice.

Ada garis-garis senyuman yang saat ini tertahan di bibir indah Vicktory.

Mereka yang sengaja tidak membawa mobil itu pun, langsung saja berjalan kaki ke arah Apartemen tempat mereka menginap, dengan penuh keringat dan seruh nafas yang ngos-ngosan karena habis kejar-kejaran tadi.

"Sayang .." panggil Elice dengan nada merayu di tengah perjalanan mereka

"Apa!" Balas Vicktory dengan nada yang sedikit membentak

"Aku lapar... Ayo mampir lah sebentar di restoran itu!" Ucap Elice, sambil menunjuk ke arah sebuah restoran yang tak jauh jaraknya dari mereka

Sekarang sudah jam tujuh malam. Jadi, wajar saja jika Elice kini sudah merasa lapar.

"Sial, apakah kau tidak lihat, kita sekarang berkeringat" kata Vicktory.

" Apa Kau tidak malu jika di lihat orang-orang di sana?" Tanya Vicktory

There Are Two Loves (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang