"TAE!" Jin menjerit.
"Jin, dari mana saja kau? Aku meneleponmu berkali-kali."
Taehyung bergumam lemah. Ia mencoba untuk duduk dengan tegak, namun ia terjatuh di dekat pintu.
"Hati-hati, Tae. Jangan bergerak. Ponselku tertinggal di rumah. Kenapa kau seperti ini? Siapa yang melakukan ini padamu?" Jin mulai menembakkan pertanyaan yang ada di pikirannya karena cemas.
"Jin.." Namun, Taehyung tidak bisa berkata lebih banyak lagi karena dia terbatuk-batuk dengan keras.
"Maaf, Tae. Ayo kita masuk dulu ke dalam." Jin bergumam meminta maaf. Ia berjongkok di depan Taehyung dan melingkarkan salah satu lengannya di pinggang pria yang lebih tua itu. Ia meletakkan lengan Taehyung di lehernya dan dengan susah payah, dia membuatnya berdiri.
Jin membuka kunci pintunya dan membantu Taehyung menuruni tangga. Dia bisa melihat bagaimana Taehyung meringis dan mengernyitkan hidungnya dengan setiap gerakan yang dilakukannya.
Mereka akhirnya sampai di kamar Jin. Jin membantu temannya berbaring di tempat tidurnya. Kemudian, ia melepas sepatu dan kaus kakinya. Ia menutupi Taehyung dengan selimut dan pergi ke dapur untuk mengambil kain dan seember air untuk membersihkan luka Taehyung. Ia tidak memiliki kotak P3K atau sesuatu yang dapat membantu temannya, jadi ia hanya bisa membawa air saja.
Ia masuk ke kamarnya lagi dan duduk berlutut di lantai di samping tempat tidur, mulai membersihkan luka-luka Taehyung.
Selama Jin membersihkan lukanya, Taehyung tidak mengucapkan apapun. Dia hanya menatap langit-langit. Hal itu membuat Jin semakin tidak sabar.
"Tae, apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu? Apa yang terjadi? Dan–"
"Aku lelah, Jin. Aku benar-benar lelah. Aku ingin mengakhiri kehidupan yang menyedihkan ini untuk kita berdua." Taehyung mengucapkan kata-kata itu dengan lemah dan menatap wajah Jin.
"Apa yang kau katakan, Tae?" Jin bertanya pada temannya, matanya penuh dengan kekhawatiran.
"Saat kau memberiku uang 100 dolar, aku tidak bisa mengalihkan pikiranku dari kenyataan bahwa sampai kapan kau akan seperti itu? Sampai kapan kau akan membantuku tanpa aku melakukan sesuatu untukmu? Sampai kapan aku akan menjadi beban bagimu?" Taehyung berbicara dengan keras. Sepertinya dia mendapatkan sumber energi baru.
"Tapi kau bukan beban, Tae–"
"Jin, tolong biarkan aku menyelesaikannya. Dengarkan saja! Setelah hari itu, aku menemui bosku. Aku mengatakan padanya bahwa aku ingin menghasilkan lebih banyak uang. Dia bilang untuk melakukan itu aku harus membawa paket-paket mematikan mulai sekarang." Tae mulai menjelaskan kepada Jin.
"Apa itu paket mematikan?" Meskipun, Jin bisa menebak bahwa paket itu jauh lebih berbahaya daripada paket biasanya karena dari namanya saja mematikan, dia masih perlu mengumpulkan lebih banyak informasi.
"Kami menyebutnya mematikan karena jika kau melakukan kesalahan dan tertangkap, kau akan mati di tempat." Jin terkesiap setelah mendengar ini.
"Paket itu dipenuhi dengan segala jenis obat langka dan ilegal, obat-obatan yang ada di seluruh dunia dan harganya benar-benar sangat mahal. Itu hanya untuk pelanggan yang kaya raya." Taehyung menyelesaikan penjelasannya, mengerutkan alisnya.
"Kenapa kau membawa barang seperti itu, dan kau masih belum memberitahuku kenapa kau seperti ini?" Jin hampir saja berteriak karena kebodohan temannya tidak bisa lebih buruk dari itu.
"Aku memulai pekerjaan baruku, bosku mengatakan bahwa dia akan menyimpan uangku di brankasnya, dan dia akan memberikannya kepadaku pada akhir bulan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? | Kookjin ✔️
FanfictionKim Seokjin bekerja sebagai seorang prostitut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun begitu, ia belum pernah berciuman karena menurutnya ciuman itu hanya untuk seseorang yang spesial baginya. Lalu apa yang terjadi jika Jeon Jungkook seorang CEO...