Jungkook POV
"Taehyung?" Setelah Jin meninggalkan kami seperti itu, aku memanggil temannya. Dia baru saja kembali dari kamar mandi tamu. Aku ingin berbicara dengannya sendirian, jadi aku menunggunya di ruang tamu.
"Ya, Jungkook?" Jawabnya sambil mengeringkan tangannya dengan serbet.
"Aku ingin minta tolong padamu?"
"Oke?" Dia bertanya padaku daripada berkata, kecurigaan terkumpul dengan hati-hati dalam nadanya.
"Sekarang Jin tidak menerima tawaranku, aku telah mempertimbangkan sejumlah uang untuknya setiap bulan. Aku tahu jika aku sendiri yang memberikannya, dia tidak akan menerimanya. Tapi dia akan menerimanya jika kau yang memberinya uang. Katakan padanya bahwa aku membayarmu lebih, dan uang itu lebih dari cukup untukmu. Karena itu, berikanlah sebagian untuknya. Maukah kau melakukan ini untukku?" Aku hampir memohon padanya. Dia menatap mataku sejenak, dan kemudian seperti ada yang merapal mantra padanya; dia tersenyum lebar.
"Aku akan melakukannya."
***********************************
<<<Sebulan kemudian>>>
Jin POV
Satu bulan berlalu. Rasanya sangat ajaib. Begitu banyak hal yang telah berubah bagiku selama waktu yang singkat ini. Aku masih melakukan pekerjaanku, tetapi jauh lebih sedikit. Sepertinya aku bisa bernapas untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun.
Tae tinggal di mansion bersama Jungkook. Dia kadang-kadang datang. Dia benar-benar berbeda. Temanku telah berubah drastis, tentunya berubah menjadi lebih baik dan menyenangkan.
Dia tidak berbau rokok lagi. Dia berpakaian rapi. Dia tahu lebih banyak daripada yang bisa aku pelajari. Dia benar-benar tidak melewatkan kesempatan untuk mendidik dirinya sendiri. Namun, terlepas dari semua itu, dia tetaplah Tae yang baik hati, peduli, dan lucu. Untungnya, satu-satunya bagian yang tidak berubah, kepribadiannya yang manis, tetap utuh.
Dia selangkah lagi akan menjadi asisten pertama untuk CEO Jeon Empire. Aku tidak bisa lebih bangga lagi. Dia mengirimiku uang setiap bulan. Itu sudah cukup bagiku untuk meninggalkan pekerjaanku.
Namun, aku tidak ingin bergantung sepenuhnya padanya. Aku menabung sebagian besar uang yang dia berikan. Aku akan mencari pekerjaan yang layak dan memiliki gaji yang layak, dan Tae tak perlu repot mengirimiku uang lagi. Aku menggunakan uang yang aku dapatkan dari pekerjaan yang tidak begitu layak untuk biaya sehari-hari.
Aku tidak akan membawa pulang pelanggan pada hari ini. Hari ini tanggal 4 Desember, dan aku sangat senang karena hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku secara resmi berusia dua puluh tiga tahun. Bukan sebuah dosa jika aku memiliki satu hari untuk diriku sendiri bukan? terutama di hari ulang tahunku.
Aku memutuskan untuk pergi ke kafe dan menghabiskan waktu di sana. Dengan pemikiran itu, aku mengenakan mantel biru muda dengan celana jins putihku (yang aku beli berkat uang Tae) dan keluar dari rumah.
Yang sangat mengejutkanku, aku dihadapkan pada sebuah mobil mewah dan mahal. Mobil itu diparkir di jalan raya, tapi agak jauh dari rumahku. Aku belum pernah melihat mobil itu sebelumnya. Di lingkungan kami, jelas, kami tidak pernah memiliki mobil seperti itu, kecuali saat dia berada di sini. Ya, ketika dia di sini.
Itu membuatku berharap. Mungkin, itu benar-benar dia. Aku tak ingin mengakuinya, tapi aku sangat merindukannya. Sudah sebulan aku tak bertemu dengannya. Sepertinya aku sudah terbiasa dengannya yang menjadi bagian dari hidupku hanya dalam rentang waktu yang singkat.
Tapi, itu tidak mungkin dia. Kenapa dia ingin bertemu denganku setelah semua hal menyakitkan yang kukatakan padanya? Aku berjalan ke kafe terdekat dengan langkah berat, moodku untuk ke cafe sepertinya sudah hilang. Setiap kali pikiranku kembali padanya, aku akan melupakan hal lain dalam hidupku, terbukti sekarang bahkan di hari ulang tahunku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? | Kookjin ✔️
FanfictionKim Seokjin bekerja sebagai seorang prostitut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun begitu, ia belum pernah berciuman karena menurutnya ciuman itu hanya untuk seseorang yang spesial baginya. Lalu apa yang terjadi jika Jeon Jungkook seorang CEO...