Setelah pertemuan yang tidak begitu menyenangkan dengan Tuan Jeon, ketiganya kembali ke mobil. Jungkook duduk di kursi belakang bersama Jin, sedangkan Taehyung di kursi depan bersama Yoongi.
Jin masih terdiam. Taehyung tahu dia sedang menunggu penjelasan darinya, tetapi ironisnya dia tahu bahwa Jin akan menjadi lebih marah setelah dia menjelaskan sesuatu padanya.
Dia tidak punya apa-apa untuk diceritakan. Dia menyembunyikan semuanya dari Jin karena dia tidak ingin membuat hidupnya lebih menderita. Ditambah lagi, dia sendiri sudah lelah. Bukan hanya Jin yang menemukan informasi baru tentang ayahnya. Dia juga sudah merasa cukup menerima banyak hal dalam satu malam.
Jungkook meminta Yoongi untuk mengantar Jin dan dirinya ke rumah Jin, lalu mengantar Taehyung kembali ke mansion.
Jin begitu asyik dengan pikirannya sendiri hingga dia tidak memperhatikan apa pun yang terjadi di sekitarnya. Pikirannya dipenuhi dengan percakapan Tuan Jeon dan Taehyung.
Tak lama kemudian, kelopak matanya pun mulai terasa berat dan dia tertidur di dalam mobil. Ketika Yoongi berhenti di depan rumah Jin, Jungkook mengeluarkan kunci dari saku celana jeansnya. Dia menyerahkannya pada Yoongi.
Yoongi turun dari mobil dan membukakan pintu untuk mereka berdua sementara Jungkook menggendong Jin dengan bridal style ke dalam rumah. Yoongi meninggalkan kunci di dalam untuk mereka dan menutup pintu.
Ia menyadari bagaimana semua orang begitu diam selama di mobil, terutama Taehyung yang tidak berani menoleh ke arah Jin. Ia segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres di antara mereka berdua. Biasanya, ia akan sakit kepala melihat Taehyung yang tak henti-hentinya memanjakan Jin seperti bayi.
Ia benci mencampuri kehidupan orang lain, tapi sekarang berbeda. Ini bukan sembarang orang. Itu adalah Jin. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengetahui apa yang salah dengan orang pertama dan satu-satunya orang yang membuatnya jatuh cinta.
Ia masuk ke dalam mobil dan menatap ke depan untuk beberapa saat tanpa menyalakan mesin. Taehyung menyadari bahwa mobilnya tidak bergerak sedikitpun. Ia menatap Yoongi dengan tatapan aneh, namun Yoongi tidak mengatakan apapun. Yoongi menghela nafas dan akhirnya menyalakan mobilnya.
"Aku tidak ingin terdengar usil atau semacamnya, tapi apa pun yang terjadi antara kau dan Jin, jangan biarkan hal itu merusak persahabatan kalian, selesaikanlah." Yoongi akhirnya menemukan keberanian untuk mengutarakan pendapatnya. Taehyung menatap Yoongi dan kemudian tangannya yang berada di setir.
"Aku mengatakan ini karena dia sangat peduli padamu." Yoongi menambahkan perkataannya sebelumnya.
"Bagaimana reaksimu jika kau mengetahui sahabatmu menyimpan rahasia darimu hampir sepanjang hidupmu?!" Taehyung membuka mulutnya dan menanyakan pertanyaan tak terduga itu. Jelas saja, Yoongi terkejut.
"Rahasia seperti apa?" Dia menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan lain.
"Seperti kedua ayah kita adalah pembunuh bayaran dan juga mengedarkan narkoba." Taehyung menjawab tanpa filter, dan ia tertawa pahit ketika melihat wajah lawan bicaranya.
Yoongi mengertakkan gigi dan memegang kemudi dengan erat. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia tampak sangat berpikir keras.
"Kau tidak menjawab pertanyaanku, Yoongi!" Ucap Taehyung, menghancurkan pikirannya menjadi beberapa bagian.
"Aku sedang memikirkan bagaimana Jin akan menjawabnya." Taehyung melongo pada Yoongi seperti dia telah tumbuh dua kepala. Ia tidak pernah mengharapkan jawaban seperti itu dari pria pendek pemarah itu.
"Jangan membuat wajah seperti itu padaku! Jika itu aku, aku akan meninjumu di wajahmu yang sangat tampan saat aku tahu, tapi sekarang ketika aku melihat wajahmu aman, sehat dan tidak kacau, aku melihat Jin tidak melakukan hal yang sama yang tidak mengejutkan bagiku. Dia selalu cenderung berbeda dengan orang lain." Yoongi berkata dengan tenang.
"Namun kali ini dia sangat marah. Kurasa tidak mungkin dia bisa memaafkanku." Taehyung bergumam, menundukkan kepalanya dengan putus asa.
"Ayolah, Taehyung! Dia punya hak untuk marah padamu. Kau menyembunyikan hal buruk seperti itu darinya. Dia butuh waktu untuk pulih, mungkin cukup lama. Tapi, aku yakin dengan semua ini. Dia akan memaafkanmu pada akhirnya." Yoongi tersenyum hangat yang membuat cemberut Taehyung memudar dalam sekejap dan digantikan dengan senyuman yang tulus.
"Yoongi?" Taehyung memanggil yang lebih tua seperti anak kecil.
"Ya?"
"Aku sadar kalau kita tidak akur pada awalnya dan aku memanggilmu dengan sebutan yang buruk. Saat aku bertemu denganmu di jalan dengan Namjoon, aku berpikir bagaimana dia bisa menghabiskan waktu sebentar bersamamu dan berteman dengan orang sepertimu, tapi sekarang, aku mengerti. Sejujurnya, aku juga ingin menjadikanmu sebagai temanku." Taehyung berkata dengan pelan seperti bisikan.
"Kau adalah orang menyenangkan dan kau juga baik hati, meskipun kadang kau sangat menyebalkan. Tapi aku juga senang memilikimu sebagai temanku." Yoongi mengedipkan mata pada yang lebih muda sambil bercanda.
"Dan aku minta maaf karena kau tidak bisa memilikinya!" Taehyung bergumam tiba-tiba, namun Yoongi cukup pintar dan mengerti maksudnya. Dia tahu siapa dia yang dimaksud oleh Taehyung
"Bagaimana kau bisa tahu, Taehyung?" Yoongi bergumam.
"Tidak perlu seorang jenius untuk mengetahui bagaimana kau memandangnya, seberapa besar perhatianmu padanya. Tadi saat kau memintaku untuk memperbaiki keadaan dengan Jin, kau mengatakannya bukan karena kau mengkhawatirkanku! Kau tidak tega melihatnya kecewa."
"Kau benar-benar peka terhadap hal-hal kecil. Aku berusaha keras untuk melepaskannya, tapi sepertinya itu hal yang mustahil. Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya, tapi dia langsung masuk ke hatiku dan tidak benar-benar berniat untuk keluar!" Dari tawa Yoongi setelah ia mengakhiri kata-katanya, tidak ada perasaan lain yang bisa didapat selain kebahagiaan.
"Ya, aku benar-benar ingin tahu jawabannya dan juga solusi untuk itu!"
"Apa Jungkook tahu sesuatu tentang ini?"
"Aku yakin dia tahu ada sesuatu yang salah denganmu, tapi dia sibuk dengan perusahaan. Karena itulah dia mungkin belum mengetahuinya sekarang. Namun," Taehyung berhenti, ingin melihat reaksi Yoongi yang cukup lucu.
"Namun?!" Yoongi sudah tidak sabar ingin melempar orang ini ke luar jendela.
"Namun, jika dia memperhatikan sedikit saja caramu melihat Jin, dia akan mengetahuinya saat itu juga."
"Aku mencoba untuk lebih berhati-hati mulai sekarang, tapi sekali lagi ini adalah hal yang sulit."
"Aku mengerti, kawan." Taehyung menepuk pundak pria yang lebih tua itu dengan tulus.
"Terima kasih."
"Ngomong-ngomong, biar kuberitahu sesuatu. Kau tetaplah seorang kakek!" Taehyung mengatakan itu hanya untuk mengubah suasana hati tertekan yang menguasai mereka, dan memang berhasil.
Yoongi memelototinya, melupakan semua tentang Jin. Bagaimanapun juga, Taehyung telah menyentuh saraf sensorik dalam tubuhnya. Ia membenci kata itu dengan seluruh sistemnya. Terbukti, ia cukup sering mendapatkannya.
"Dan kau tetaplah sampah!" Begitulah malam mereka di sepanjang perjalanan menuju mansion!
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? | Kookjin ✔️
FanfikceKim Seokjin bekerja sebagai seorang prostitut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun begitu, ia belum pernah berciuman karena menurutnya ciuman itu hanya untuk seseorang yang spesial baginya. Lalu apa yang terjadi jika Jeon Jungkook seorang CEO...