24. Cinta

756 80 6
                                    

"Seberapa bersemangat kau untuk melihat restoran kecilmu sendiri?" Jungkook bertanya pada Jin dengan ceria. Keduanya berada di dalam mobil Jungkook, berkendara ke tempat yang disebutkan di atas.

"Aku sangat, sangat bersemangat. Aku tidak sabar untuk berada di sana." Ucap Jin seperti anak kecil.

"Kita akan segera sampai. Aku sudah memilihkan tempat yang dekat dengan rumahmu. Kau bisa berjalan kaki kesana dan tidak membuang-buang uang untuk ongkos taksi, selain itu juga ini ada di pusat kota. Ini akan meningkatkan jumlah pelangganmu. Lagipula, aku ingin lebih banyak orang yang bisa mencicipi makananmu yang lezat."

"Wow, Jungkook! Kau benar-benar seorang pengusaha. Terima kasih sudah memikirkan semuanya."

"Dengan senang hati. Ngomong-ngomong, aku punya pertanyaan untukmu. Apa kau berpikir kalau mobil ini milikku saat kau melihatnya di jalan dekat rumahmu? Aku sengaja meninggalkannya di sana agar kau bisa melihatnya."

"Aku sempat berpikir begitu, tapi mobil ini masih baru. Jadi, itu membuatku ragu-ragu. Sejujurnya, aku memutuskan untuk tidak memikirkannya." Jin berkata, menyandarkan kepalanya ke jendela dan melihat ke luar mobil.

Dia sadar bahwa dia bisa menjadi pembohong yang hebat jika dia mau. Namun, dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bukan? Dia memikirkan mobil itu, pemilik mobil itu, tepatnya, sepanjang hari.

"Kau benar-benar tidak mengira aku hanya memiliki dua mobil kan?! Terutama, untuk seorang pecandu mobil sepertiku?!"

"Tidak, aku... Aku hanya .."

"Aku hanya bercanda. Kau tidak perlu menjawab pertanyaan bodohku." Jungkook merasa berat di hatinya setelah mengatakan itu. Tapi mendengar Jin tertawa kecil, dia merasa lega.

Setelah sedikit berkendara, mereka tiba di tempat tujuan. Mereka berdua menuju ke pintu. Awalnya, Jin merasa ragu-ragu; dia gemetar karena gugup.

"Apa yang kau tunggu?! Dingin sekali. Aku mulai membeku di sini. Buka pintunya, Jin!" Jungkook berusaha mengubah suasana hati Jin. Dia bisa merasakan betapa cemasnya dia.

Jin membuka kunci pintu dengan kunci perak dan memutar gagang pintunya. Dia mendorong pintu itu terbuka, tapi, bukannya masuk, dia tetap berada di luar.

Jungkook akhirnya kehilangan kesabarannya dan meraih tangan Jin. Mereka memasuki tempat itu bersama-sama. Jin menatap Jungkook dengan ekspresi terkejut. Jungkook tersenyum dan mengangguk padanya. Dia melepaskan tangan Jin agar dia bisa menjelajahi tempat barunya.

Jin mulai berjalan ke ruangan lain di restoran. Dia pergi ke dapurnya. Dapur itu benar-benar dibuat untuknya. Seluruh tempat itu dibuat untuknya. Tempat itu kecil tapi indah. Tempat itu nyaman seperti di rumah sendiri.

Tempat ini telah menjadi rumah keduanya saat ini. Dia tidak bisa menahan air mata untuk tidak jatuh di pipinya sekali lagi. Ia merasakan sebuah tangan di bahunya dan ketika ia berbalik, ia melihat Jungkook tersenyum cerah padanya.

"Apa kau menangis?" Jungkook bertanya dengan manis.

"Tidak... maksudku ya. Tapi, itu karena aku sangat bahagia."

"Aku mengerti. Semuanya belum siap. Masih ada beberapa hal kecil yang belum selesai. Tapi itu akan selesai lebih cepat. Dan juga, aku akan mencarikan beberapa staf untukmu."

"Jungkook?"

"Ya?"

"Bolehkah aku memilih stafku?" Mata Jungkook membelalak karena pertanyaan itu.

"Ya. Kenapa? Kau sudah punya seseorang dalam pikiranmu?"

"Ada begitu banyak anak-anak muda di lingkunganku yang dengan pekerjaan ini bisa mengubah hidup mereka. Aku ingin memberi mereka kesempatan ini seperti yang kau berikan padaku.

What is Love? | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang