Jungkook POV
Untung saja aku tidak punya banyak pekerjaan di kantor. Aku menyuruh Yoongi untuk naik taksi dan meninggalkan mobil untukku. Kami meninggalkan perusahaan menuju rumah Jin.
Sudah jelas bagiku bahwa siapa pun pria bernama Tae ini, Jin sangat peduli padanya karena dia tidak banyak bertengkar denganku saat aku ikut campur.
Aku pergi ke bank terdekat dalam perjalanan dan mencairkan uang sebesar 1 juta dolar. Mereka memasukkan uang tersebut ke dalam tas hitam yang aku bawa dari kantor.
Ketika aku kembali ke mobil, aku perhatikan bagaimana Jin memeriksa waktu sesekali. Dia berniat untuk tidak berbicara sepanjang jalan. Oleh karena itu, aku harus membuatnya berbicara.
"Jin, siapa Tae?" Aku memalingkan wajahku untuk menatapnya.
"Dia teman masa kecilku. Satu-satunya orang yang tersisa dari semua orang yang aku miliki." Jin menjawab pertanyaanku tanpa ragu.
"Apa yang terjadi padanya? Kenapa mereka ingin membunuhnya? Dan, siapakah mereka?" Aku mengajukan semua pertanyaan yang dibutuhkan.
"Woah, pelan-pelan! Tae bekerja untuk seorang pengedar narkoba. Tadi malam saat aku pulang dari rumahmu, aku melihat dia di depan rumahku dalam keadaan babak belur. Dia bilang pelanggannya mencuri paketnya yang bisa kau tebak seharga 1 juta dolar dan mereka memukulinya hingga babak belur. Sekarang bosnya sedang menunggu uangnya hari ini jam 4 sore. Dan jika dia...dia tidak memberikan uangnya. Mereka..."
"Mereka akan membunuhnya." Aku menyelesaikan kalimat untuknya.
"Ya." Dia memejamkan mata dan menundukkan kepalanya setelah mengatakan satu kata itu. Kami berdua tidak mengatakan apa-apa, dan aku hanya melihat ke jalan sementara dia hanya melamun.
Aku sempat melihat sebuah supermarket di sisi Jin dan saat itulah aku ingat Jin tidak punya makanan berdasarkan kata-katanya yang aku percayai sepenuhnya. Aku menghentikan mobil di depan tempat itu. Jin kembali ke dunia nyata saat aku memarkir mobil.
"Kenapa kau berhenti?" Dia bertanya, entah bagaimana dengan nada kesal dan terkejut.
"Aku akan segera kembali. Tunggu di sini." Aku berkata sambil melepaskan sabuk pengamanku.
Tak berapa lama, aku kembali dengan membawa banyak tas belanjaan di kedua tanganku. Aku menaruhnya di kursi belakang mobil. Saat aku memasuki mobil, Jin memelototiku seolah-olah aku memiliki dua kepala.
"Apa itu?" Dia bertanya, melihat kembali ke tas-tas itu dengan cemberut di wajahnya.
"Kau menggangguku saat aku sedang sarapan. Aku membelinya karena aku pikir mungkin kau bisa membuatkanku beberapa makanan di rumahmu." Aku menjawab pertanyaannya dengan jujur, meskipun kami berdua mungkin tahu bahwa bukan itu alasannya.
"Semua itu hanya untuk makan? Apa kau babi atau apa?!" Dia bertanya sambil tertawa kecil mengikuti kata-katanya. Itu adalah suara yang sangat indah yang membuatku ingin mendengarnya berulang kali.
"Maaf! Aku tidak bisa membeli sedikit!" Aku melihat senyum kecil dan manis terpampang di bibirnya. Dia benar-benar makhluk yang menakjubkan. Senyuman kecil itu membuatku menjadi lebih berani.
"Jin?"
"Ya, Jungkook." Dia menjawab sambil memalingkan wajahnya padaku.
"Kenapa... kenapa kau tidak mengambil uang yang kutinggalkan untukmu?" Aku akhirnya mengeluarkan pertanyaan itu. Wajahnya tertunduk dan senyumnya memudar dalam hitungan detik.
"Aku tidak melakukannya karena uang." Dia menjawab dengan sangat pelan sehingga aku harus sedikit mencondongkan tubuh ke arahnya untuk mendengarnya.
"Apa maksudmu kau tidak melakukannya karena uang?" Aku bertanya lagi kepadanya. Aku bertekad untuk mendapatkan jawaban darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? | Kookjin ✔️
أدب الهواةKim Seokjin bekerja sebagai seorang prostitut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun begitu, ia belum pernah berciuman karena menurutnya ciuman itu hanya untuk seseorang yang spesial baginya. Lalu apa yang terjadi jika Jeon Jungkook seorang CEO...