Jungkook POV
Akhirnya, aku menyelesaikan semua hal yang diperlukan. Semuanya sudah siap. Aku hanya perlu memanggil Jin dan Taehyung. Aku menyuruh Yoongi untuk membawa mereka ke rumahku. Seperti yang sudah aku rencanakan, mereka akan makan siang bersamaku dan keluargaku.
Taeyoung dan aku pergi ke depan rumah ketika kami melihat mereka tiba. Saat mereka keluar dari mobil, Jin tersenyum dan berlari ke arah Taeyoung, benar-benar lupa bahwa aku juga ada disana. Mereka saling berpelukan erat.
"Lihat siapa yang datang, Jin yang cantik dan manis, dan pria tampan ini. Jungkook, maukah kau memperkenalkan kami satu sama lain?" Dia memintaku untuk melakukan hal itu.
"Taeyoung, ini Taehyung. Dan, Taehyung, ini adalah ibuku Taeyoung." Aku hampir saja melakukan kesalahan. Jangan salahkan aku, mereka sama-sama Tae dan itu membingungkan! Mereka membungkuk satu sama lain dengan penuh rasa hormat.
"Senang bertemu denganmu, Taeyoung. Terima kasih telah menerimaku sebagai tamu anda." Taehyung berkata dengan sopan.
"Oh, Tae, kumohon! Kau harus memanggilnya Nyonya Jeon." Jin menyuruh Taehyung pergi dengan cepat.
"Tidak apa-apa, Jin. Aku suka kalau orang memanggilku dengan namaku. Itu membuatku merasa lebih muda, terutama ketika orang yang tampan seperti temanmu melakukannya." Taeyoung mengungkapkan sambil menggoyangkan alisnya dengan lucu. Dia adalah wanita yang baik hati dan ceria.
"Halo untuk kalian berdua! Selamat datang di sini. Silakan masuk." Aku berkata, akhirnya memberi tahu mereka bahwa aku juga ada di sana! Mereka berdua menyampaikan salam dan permintaan maaf kepadaku. Setelah itu, mereka mengikuti Taeyoung dan aku ke ruang tamu di mana Jimin sedang berbicara di telepon.
"Oh, ya! Apa kau melihat wajahnya? Itu sangat konyol. Aku ingin sekali berguling-guling di lantai, hahaha!" Jimin menoleh ke arah kami saat mendengar langkah kaki kami.
"Aku harus pergi, Hoseokie. Ada tamu. Aku akan menghubungimu nanti." Dia menutup panggilan telepon dan mendekat ke arah Jin, lebih tepatnya berlari ke arahnya, dan memberinya pelukan yang menyesakkan.
"Kau akhirnya memutuskan untuk datang, Jinnie. Aku sangat senang!"
"Jimin, jaga bahasamu." Taeyoung langsung memarahi adikku.
"Oh, eomma, kumohon! Aku bukan anak kecil lagi." Dan saat itulah matanya tertuju pada Taehyung yang berdiri di belakang Taeyoung.
"Siapa pria keren ini, Jungkook?!"
"Aku Taehyung, Kim Taehyung, sahabat Jin. Senang bertemu denganmu." Taehyung membuatku lega dengan menjawab pertanyaan adikku yang gila.
"Jin, teman-temanmu pasti juga sangat tampan, hmm?!" Jimin memukul lengan Jin sambil mengarahkan kepalanya ke arah temannya.
"Oh, sudah pasti!" Taeyoung menjawab dan mengedipkan mata ke arah Jimin. Rasanya sangat memalukan berdiri di sana dan menyebut mereka keluarga. Kenapa mereka seperti itu? Bagian terburuknya adalah Jin dan Taehyung tertawa bersama mereka. Semua orang duduk dan mulai membicarakan hal-hal yang tidak penting, sehingga sulit bagiku untuk membicarakan topikku sendiri.
Aku sedang menunggu untuk saat yang tepat jika saja Jimin dan Taehyung membiarkanku bicara. Kebetulan mereka sangat mirip dalam kepribadian, aneh dan keras.
"Hujan tidak terlalu deras di musim gugur ini. Aku harap itu tidak akan terjadi pada musim dingin dan tahun baru." Taeyoung menyatakan, memulai topik baru.
"Oh, tidak! Aku sangat menyukai salju, eomma. Semua orang suka salju. Salju akan muncul dengan sendirinya di tahun baru ini. Aku yakin." Jimin berkata meyakinkan dirinya sendiri lebih dari yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? | Kookjin ✔️
FanfictionKim Seokjin bekerja sebagai seorang prostitut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun begitu, ia belum pernah berciuman karena menurutnya ciuman itu hanya untuk seseorang yang spesial baginya. Lalu apa yang terjadi jika Jeon Jungkook seorang CEO...