9. Ada Yosep

7.1K 315 3
                                    


Bab 9. Ada Yosep



Berhubung mulai malam ini Yasmin akan tinggal di apartemen miliknya yang dibelikan oleh orang tuanya saat ia merayakan ulang tahun yang ke-17 tahun, Yasmin membeli beberapa kebutuhan makanan untuknya.

Yasmin mengambil bahan-bahan makanan dan juga cemilan serta minuman yang tentu saja tidak akan pernah ketinggalan. Peralatan mandi dan juga sebagai macamnya.

Hidup sendiri di luar negeri selama beberapa tahun menjadikan Yasmin sebagai wanita mandiri dan tidak pernah takut.

Tidak itu saja, Yasmin juga sudah bisa memasak dan berbagai jenis makanan tentu saja ia tahu cara mengelolanya.

Apalagi saat berada di luar negeri pertama kali, ia harus membiasakan diri untuk menikmati makanan-makanan di sana sehingga membuatnya tidak cocok. Mulai dari situlah Yasmin belajar memasak untuk seleranya sendiri.

Kalaupun mau makan di luar, Yasmin membiasakan diri untuk mencari makanan yang sesuai dengan lidahnya.

Sebagai pecinta makanan, Yasmin menuntut dirinya sendiri untuk bisa memasak. Tidak ada asisten rumah tangga di sana karena memang bayarannya terlalu mahal sehingga ia tidak mau merepotkan kedua orang tuanya yang sudah bersusah payah memberikannya tumpangan hidup.

Apartemennya di sana pun dibeli atas namanya dan yang diketahui harganya mungkin sangat mahal. Anehnya kedua orang tua angkatnya tidak pernah segan-segan untuk mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan dirinya sendiri.

Maka dari itu ketika Mama Wilda memintanya untuk menikah dengan Yosep, Yasmin hanya bisa mengiyakan karena ia tidak pernah bisa menolak permintaan dari kedua orang tua angkat yang begitu sangat menyayangi dirinya. Sementara kedua orang tua kandungnya sendiri pun ia tidak mengetahui dan tidak mau tahu juga. Sejak kecil ia memang sudah dibesarkan di panti asuhan sampai umur 5 tahun baru ia bertemu dengan keluarga angkatnya.

Usut punya usut Mama Wilda tidak bisa hamil lagi hingga memutuskan untuk mengadopsi seorang anak perempuan yang tidak lain adalah Yasmin.

Wanita itu akhirnya tiba di lobby apartemennya dan dengan susah payah membawa banyak kantong plastik. Beruntung, supermarket tidak begitu jauh dari apartemennya sehingga hanya berjalan kaki bisa tiba dengan cepat dan pergi sesuka hati.

Langkah kakinya kemudian akhirnya membawa ke lantai 14 di mana apartemennya berada.

Meletakkan plastik berisi semua bahan makanan yang dibelinya dari supermarket, Yasmin kemudian memasukkan password sehingga pintu terbuka.

"Akhirnya aku sampai juga di sini." Yasmin berujar pada dirinya sendiri dan mulai mengangkat semua plastik-plastik untuk dibawa ke dalam.

Setelah memastikan pintu apartemennya terkunci dengan benar, Yasmin kemudian berniat melangkah ke arah dapur sampai kemudian ia menyadari sesuatu yang mengganjal.

Menoleh ke samping, Yasmin membelalakkan matanya ketika melihat sepasang sepatu berada di rak penyimpanan sepatunya.

Jelas saja Yasmin masih ingat jika di rak sepatu ini hanya ada sepatunya. Tidak ada sepatu laki-laki karena hanya dirinya sendiri yang tinggal di apartemen ini.

Yasmin meletakkan barang belanjaannya kemudian dengan hati-hati mengambil sebuah tongkat yang memang sengaja diletakkan di samping pintu. Wanita itu membawa tongkat dan menatap sekitar dengan waspada.

Jika ini merupakan orang jahat maka Yasmin tidak akan segan untuk memukul kepalanya dengan tongkat ini.

Lihat saja nanti, ujar Yasmin di dalam hatinya.

Langkah kakinya kemudian akhirnya membawanya masuk ke dalam kamar karena dari pintu apartemen, ruang tv, sekaligus dapur yang bisa dilihat dari pintu masuk, Yasmin tidak menemukan siapapun.

Saat membuka pintu kamar, bertepatan dengan pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok Yosep yang baru saja selesai mandi.

Pria itu hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawah perut sampai di atas lutut. Tetesan air jatuh mengenai dada bidangnya yang sedikit berotot, apalagi dengan rambutnya yang basah membuat dia tampak hot.

Yasmin membelalakkan matanya melihat sosok yang tidak ingin dilihatnya muncul di dalam kamar mandinya.

Tongkat yang ada di genggamannya segera ia turunkan. "Abang kenapa ada di sini? Kenapa Abang ada di kamar aku? Tahu dari mana password apartemen aku, hah?" bentak Yasmin penuh emosi.

Entah mengapa, ia kurang suka dengan sikap Yosep yang dianggap mengacak-acak privasinya.

Yosep yang menyadari kehadiran Yasmin mendongak dan menatap wanita itu dengan tatapan tenang.

Dilihatnya Yasmin yang mengenakan tanktop yang ditutup dengan chardigan, sementara bagian bawah wanita itu mengenakan hotpants setengah paha yang mengekspose setengah dari pahanya yang berkulit sangat putih.

Sekali lagi Yosep mengangkat kepalanya menatap mata Yasmin.

"Jangan biasa keluar dari rumah dengan pakaian seperti itu, Yasmin. Kamu tahu kalau itu tidak baik?" Bukannya menjawab salah satu pertanyaan dari Yasmin, Yosep justru menceramahinya, yang tentu saja membuat amarah Yasmin membumbung tinggi.

Wanita itu melemparkan tongkatnya kemudian melangkah masuk menghampiri Yosep. Mendongakkan kepalanya, Yasmin kemudian menunjuk dada Yosep.

"Apapun yang aku kenakan bukan urusan Abang! Urusan aku di sini adalah, kenapa Abang ada di sini? Ini apartemen aku yang dibeli sama mama dan papa atas namaku sendiri. Jadi, aku berhak untuk mengusir Abang dari sini. Pergi dari sini sekarang juga!"

Yasmin berteriak dengan marah sambil menunjuk Yosep. Benar-benar tidak tenang ada pria itu di dekatnya.

Bukannya marah dengan apa yang dilakukan oleh Yasmin, pria itu justru menurunkan jari telunjuk Yasmin dengan mata yang terus menatap wajah Yasmin.

"Aku akan berada di manapun istriku berada, Yasmin. Kamu tidak lupa dengan status kita 'kan?" Yosep kemudian berbalik pergi untuk mengambil pakaiannya yang sudah ia susun dengan rapi di dalam lemari.

Melihat itu tentu saja Yasmin tidak terima. Segera wanita itu menarik lengan Yosep agar menghadap padanya. Apa yang dilakukan Yasmin tanpa sadar membuat simpul di handuk Yosep akhirnya jatuh dan anehnya wanita itu tidak menyadarinya karena saat ini fokusnya adalah menatap Yosep.

"Sudah aku katakan beberapa kali ke Abang kalau kita hanya menikah karena keterpaksaan. Abang bisa urus surat cerai kita dan aku bisa kembali ke new York." Yasmin melotot gemas pada Yosep. "Mengerti tidak dengan apa yang aku katakan? Aku tidak ingin menjadi istri Abang! Aku mau hidup sendiri dan biarkan aku kembali ke new York sekarang juga! Mengerti tidak?"

Yasmin yang sudah tersulut emosi mengulangi kata-katanya terus-menerus.

Sementara Yosep kini ekspresinya sudah berubah marah. Pria itu kemudian perlahan merapatkan tubuhnya dengan Yasmin yang langsung mundur hingga tanpa sadar tangan wanita itu bergerak dan menyentuh sesuatu yang berada di bawah perut Yosep dengan tangan kirinya.

Merasakan sesuatu yang aneh, Yasmin menundukkan kepalanya.

Wanita itu kemudian membelalakkan matanya dan tanpa sadar menarik kembali tangannya setelah berhasil menyentuh sesuatu yang bergelantungan di bawah perut Yosep.

"Aaa!"

Ini adalah suara teriakan histeris Yasmin, sebelum akhirnya tubuhnya terdorong ke belakang dan terjatuh di atas tempat tidur dengan Yosep yang menindih tubuhnya.

Istri Pengganti [Yosep & Yasmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang