10. Pemanasan

11.3K 313 3
                                    

Bab 10. Pemanasan


Yosep menatap tajam wajah cantik Yasmin yang kini sudah pucat.

Pria itu tersenyum miring kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Yasmin, sebelum akhirnya ia dengan tenang menyatukan bibir mereka dan melumatnya. Sedangkan untuk kedua tangan Yasmin sendiri ditahan di atas kepala wanita itu.

Yosep menghisap lalu menggigit bibir Yasmin dengan gerakan yang begitu berutal, terutama karena ia sudah lumayan lama mendambakan bibir ini.

Aksi yang dilakukan oleh Yosep tentu saja membuat Yasmin terkejut setengah mati terutama saat pria itu tiba-tiba mencium bibirnya dengan kasar.

Yasmin berusaha untuk memberontak dan menggerakkan kakinya, namun kedua kaki Yosep dengan ahli bisa menahan kedua kaki Yasmin.

"Lepas brengsek!" Yasmin berteriak setelah Yosep melepaskan sejenak tautan bibir mereka. Sayangnya, hanya 3 detik sebelum akhirnya Yosep dengan marah kembali menyatukan bibir mereka yang membuat Yasmin menggelengkan kepalanya berusaha untuk melepaskan tautan bibir mereka.

Tidak tinggal diam, satu tangan pria itu kemudian bergerak menyusup mengusap perut Yasmin dengan gerakan lembut sebelum akhirnya ia maraba naik ke atas dan menemukan gundukan yang tersembunyi di balik bra.

"Rgghhh!" Yasmin berusaha untuk mengusir Yosep dari atas tubuhnya, namun usaha yang dilakukannya sia-sia karena selain tubuh Yosep yang jauh lebih tinggi darinya, pria itu juga memiliki tubuh kekar dan sulit untuk digerakkan.

Gerakan Yasmin semakin seperti ulat ketika salah satu jari telunjuk Yosep kini sudah menemukan tonjolan di mana tempat keluarnya ASI untuk bayi dan sesekali akan meremasnya hingga membuat Yasmin yang baru saja pertama kali merasakannya bergerak tidak karuan.

Tautan bibir mereka terlepas dengan Yosep yang meletakkan bibirnya di telinga Yasmin. "Jangan mengucapkan kata-kata kasar yang bisa membuatku marah, Yasmin. Kalau kamu berani melakukannya, aku akan membuat kamu mendesah terus menerus."

Yosep berbisik di telinga Yasmin dengan mesra. Tidak lupa pria itu juga memasukkan telinga Yasmin ke dalam mulutnya dan menjilatnya dengan gerakan lembut yang membuat Yasmin semakin menggelinjang geli.

"Abang lepas. Kita tidak boleh melakukan hal ini."

Yosep kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Yasmin dengan senyum miringnya.

"Kenapa kita tidak bisa melakukannya? Honey, kita bisa melakukannya, karena kita sudah sah secara hukum dan agama. Tapi, aku akan melakukan secara perlahan dan tidak mau terburu-buru. Nikmati saja prosesnya," ungkap Yosep.

Pria itu kemudian mulai menggerakkan tubuhnya di atas tubuh Yasmin, membuat wanita itu semakin membelalakkan matanya, terutama ketika ia merasakan sebuah benda panjang yang kini menempel di bagian luar celananya.

"Bisa lecet adikku kalau seperti ini."

Yasmin berusaha memberontak kala Yosep kini mengambil posisi duduk di bawah kakinya.

Dari jarak ini tentu saja Yasmin bisa melihat tubuh Yosep yang sudah tidak mengenakan sehelai pakaian pun.

Yasmin kemudian menarik diri, namun kedua kakinya justru ditahan oleh pria itu.

"Lepas, Bang! Abang jangan macam-macam padaku kalau tidak aku akan melaporkan Abang ke kantor polisi atas tuduhan pelecehan!"

Mendengar ancaman Yasmin tentu saja bukannya takut Yosep justru tertawa sinis.

"Tidak akan ada polisi yang menerima laporan pelecehan dari istri sendiri, Yasmin."  Tangan pria itu kemudian bergerak untuk menarik kancing celana Yasmin. Kemudian membukanya dengan perlahan dan menarik resleting celana Yasmin yang berusaha untuk ditahan oleh wanita itu.

"Tidak! Abang kalau berani macam-macam padaku, aku akan bunuh diri!" Kali ini Yasmin mengancam dengan suara yang nyaring.

Gerakan tangan Yosep yang akan menarik celana Yasmin terhenti dan mengangkat kepala untuk menatap wajah Yasmin yang kini sudah terlihat panik dan juga pucat.

"Kalau kamu mau melakukan bunuh diri silakan saja. Paling tidak lama papa juga akan menyusul. Menyusul Mama dan kamu. Kemudian selamanya kamu akan dicap sebagai orang yang sudah membuat papa nekat melakukan bunuh diri."

Dengan sekali tarikan, celana Yasmin sudah terlepas dari pinggulnya.  Hanya menyisakan CD berwarna merah jambu yang menutupi bagian terpenting dari tubuh Yasmin.

Yosep yang melihat lekuk tubuh adik angkat sekaligus istrinya itu menggigit bibir bawahnya. Terutama bagian bawah perut Yasmin yang tampak menonjol. Ini yang bisa dikatakan oleh orang tembem.

Yosep kemudian menundukkan kepalanya dan menarik tubuh Yasmin untuk merapatkan tubuh mereka hingga akhirnya pria itu menindihnya.

"Aku tidak akan memasukkan tongkat kebesaranku. Aku akan melakukannya secara perlahan sampai kamu terbiasa, Yasmin." Yosep berbicara di hadapan Yasmin kemudian menyatukan bibir mereka.

Sementara bagian atas Yasmin masih terpasang tanktopnya yang bagian atas sudah tertarik hingga memperlihatkan bagian dadanya.

Aksi yang dilakukan oleh Yosep tentu saja membuat Yasmin semakin tidak karuan. Terutama saat pria itu dengan sengaja menggerakkan pinggulnya dan meletakkan tongkatnya di atas bagian inti tubuh Yasmin.

"Ahhgh!" Yosep mendesah. Padahal tidak masuk dan juga tidak merasakan inti dari tubuh Yasmin secara langsung namun ini saja sudah nikmat.

Yosep terus menggerakkan tubuhnya dengan menahan  kedua tangan Yasmin sambil terus melumat bibir istrinya itu.

Rasanya memang sangat nikmat dan akan tambah nikmat lagi jika mereka benar-benar menyatu.

Yasmin yang baru pertama kali merasakan sentuhan seperti ini tentu saja tidak bisa menahan gejolaknya. Wanita itu ikut mendesah dan mulai menikmati alur permainan yang diciptakan Yosep.

Gerakan Yosep semakin cepat, pria itu kemudian menarik ujung CD bagian bawah tubuh Yasmin kemudian bergerak mengocok tongkat besarnya ke arah bibir bagian bawah yang sedikit terbuka dan basah.

Yosep berusaha untuk menguatkan dirinya agar tidak memasukkan tongkat besarnya ke dalam bibir vagina Yasmin yang sudah terbuka di depan matanya. Pria itu berjanji akan membuat Yasmin mengizinkannya masuk dengan sukarela dan tidak terpaksa seperti ini.

Yosep yang sudah berlutut di hadapan Yasmin terus mengocok tongkatnya, sedangkan satu jari lainnya bergerak untuk mengusap bagian bibir bawah Yasmin dan menekan daging menonjol yang sudah agak licin tersebut hingga membuat Yasmin terus mendesah dengan rasa malu dan juga nikmat yang luar biasa.

Yosep dapat melihat bagian tubuh Yasmin yang berdenyut menandakan jika sebentar lagi wanita itu akan mencapai puncak kenikmatan. Gerakan kedua tangan Yosep bekerja sama agar mereka bisa mendapatkan puncak bersama-sama. Sampai beberapa detik kemudian, semburan hangat mengenai jari Yosep yang masih bersemayam di bagian inti tubuh Yasmin. Sementara satu tangannya lagi yang sedang mengocok tongkatnya juga menyemburkan cairan hangat dan membasahi bagian bawah inti tubuh Yasmin, menyatu dengan cairan milik wanita itu sendiri.

"Hah! Hhhhhh."

Yosep merobohkan tubuhnya di atas tubuh Yasmin dengan napas saling bersahutan. Sementara cairan hangat menempel di tubuh bagian bawah mereka dengan tongkat Yosep yang kini berada di atas bagian inti dari tubuh Yasmin.

"Aku suka dengan permainan ini, Yasmin. Aku harap kamu akan terbiasa."

Istri Pengganti [Yosep & Yasmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang