Bab 24. Tamu
Yosep sangat perhatian dan mementingkan segalanya untuk Yasmin. Hal inilah yang dirasakan oleh wanita itu saat di ingat-ingat selama 2 bulan terakhir ini.
Bagaimana tidak, saat pagi sarapan, hidangannya sudah disiapkan oleh Yosep dan dimasak oleh tangan pria itu sendiri. Ke manapun Yasmin pergi, pasti akan diantar jemput oleh pria itu meskipun sesibuk apapun Yosep di kantornya.
Yosep tidak pernah membatasinya untuk bergaul dan mengikuti acara kumpul-kumpul bersama teman-temannya.
Semua hal dilakukan oleh Yosep tentu saja membuat hati Yasmin sedikit demi sedikit mulai luluh. Meski begitu ia tetap waspada, tidak ingin terlalu terlena sehingga membuat Yosep bisa menghancurkan hatinya kapan saja.
"Adek, makan siang ini sendiri dulu, ya. Soalnya Abang lagi mau pergi meeting sama klien."
Lihatlah pria itu menghubunginya menjelang makan siang dan meminta izin karena mereka berdua tidak bisa makan siang bersama.
"Iya, Bang. Aku juga lagi tidak mood makan."
"Tidak mood makan? Jangan begitu, Sayang. Kamu harus makan yang banyak biar ada tenaganya. Apalagi Abang pengen main kuda-kudaan nanti malam," ujar Yosep, membuat Yasmin tersedak ludahnya sendiri. "Sayang, kamu batuk? Kalau begitu nanti pulang dari meeting, Abang bakal antar kamu ke rumah sakit buat periksa." Suara Yosep terdengar agak panik di seberang telepon.
"Aku tidak apa-apa. Aku cuma tersedak karena denger omongan Abang aja." Yasmin menyahut setelah meredakan batuknya. "Ya udah kalau begitu Abang lanjut aja kerjanya."
"Yakin kalau adek tidak apa-apa? Apa abang langsung pulang aja?"
"Aku beneran tidak apa-apa, serius. Cuma batuk sedikit aja, bukan masalah yang berat pula," ujar Yasmin.
"Abang lega mendengarnya. Ya sudah kalau begitu, kalau adek mau main-main, kasih tau Abang aja. Nanti abang siapin sopir dari sini."
"Memangnya tidak boleh kalau aku pergi sendiri? Bawa mobil sendiri begitu?"
"Sayang, Abang tidak ingin kalau kamu kenapa-kenapa. Sopir yang abang kirim adalah sopir terbaik di kantor ini. Jadi kamu tidak akan kenapa-kenapa," jawab Yosep dengan suara lembutnya. "Ya sudah nanti kabarin Abang kalau kamu mau pergi. Abang tutup dulu teleponnya ya, Sayang. Abang udah ditunggu sama klien juga."
"Iya, Bang."
"Bye, Sayang."
Sambungan telepon terputus membuat Yasmin akhirnya bisa menghela napas. Wanita itu sedang berpikir sepertinya Yosep ini agak mengekang dirinya. Namun, entah mengapa ia tidak merasa risih sama sekali.
"Sepertinya ada kelainan pada diriku," gumam Yasmin pada dirinya sendiri.
Wanita itu bangkit dari tempat tidurnya menuju meja rias untuk melihat penampilannya yang masih acak-acakan karena sejak bangun tidur ia belum mandi sama sekali.
Yasmin menatap pantulan dirinya di cermin. Dilihat dari segi wajahnya memang cantik. Yasmin memiliki rambut panjang yang terawat dengan baik. Wanita itu juga memiliki bentuk tubuh yang ideal. Maka tak heran saat ia berada di luar negeri, beberapa pria ingin mengajaknya berkencan atau menjalin hubungan serius, namun selalu ditolak karena fokus Yasmin pada saat itu adalah bekerja dan belajar.
Yasmin tidak mengerti mengapa perlakuan Yosep sangat berbeda saat dulu dan sekarang. Bukankah pria itu dulu menolak dirinya? Kenapa sekarang terlihat pria itu sangat mencintainya? Sebagai seorang wanita tentunya Yasmin memiliki pertahanan yang kokoh untuk membantengi dirinya dari segala bujuk rayu Yosep. Sayang sekali, pertahanan Yasmin akhirnya mulai runtuh sedikit demi sedikit karena perlakuan pria itu.
"Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Bang Yosep?"
Yasmin mengangkat bahunya dan berbalik pergi menuju kamar mandi. Tidak mau memikirkan lagi apa yang sedang direncanakan oleh Yosep.
Wanita itu memiliki janji temu dengan teman-temannya di rumah Agnesia dan juga Angela. Sudah hampir 1 bulan ini mereka jarang bertemu karena kesibukan mereka masing-masing.
Yasmin pun masih bekerja meskipun melalui jarak jauh. Pada kenyataannya, bosnya di sana tidak mau Yasmin resign dari pekerjaan. Ide-ide wanita itu masih sangat dibutuhkan oleh perusahaan karena memang Yasmin adalah salah satu karyawan yang kompeten dan disukai oleh para atasan.
Malam harinya, Yasmin menatap jam di dinding dan sudah menunjukkan pukul 8. Yosep tadi menghubunginya dan mengatakan jika pria itu akan sedikit telat untuk pulang ke rumah karena harus bertemu dengan klien terlebih dahulu.
Yasmin memaklumi karena memang orang-orang kantor sangat sibuk, terutama bos-bos yang pastinya memiliki jadwal lebih padat daripada karyawan biasa.
Yasmin menatap layar televisi yang sedang menayangkan berita artis yang terlibat dalam perselingkuhan.
Tidak artis dan tidak masyarakat biasa memang paling hobi untuk menyaksikan berita heboh seperti ini, termasuk Yasmin sendiri.
Duduk dengan santai sambil menikmati keripik kentang dari dalam toples, Yasmin dapat mendengar suara bel berbunyi.
"Sepertinya ada tamu, Mbak."
"Iya. Siapa ya kira-kira, Bu?"
"Ibu juga tidak tahu. Ya sudah ibu buka dulu pintunya."
Terlihat bu Lina yang buru-buru keluar dari dapur membawakan minuman untuk Yasmin sebelum akhirnya wanita itu menuju pintu utama untuk melihat siapa tamu yang datang. Menurut bu Lina tidak mungkin yang datang adalah Yosep mengingat pria itu bisa masuk menggunakan smart lock yang passwordnya sudah dihafal di luar kepala.
Tak lama kemudian bu Lina masuk dengan ekspresi panik dan cemas yang membuat Yasmin segera meletakkan toples di atas meja.
"Kenapa, Bu?" Jelas ekspresi bu Lina sangat berubah sehingga membuatnya bertanya-tanya.
"I-itu Mbak, ada aduh, gimana ya saya mau bilangnya." Bu Lina terlihat sangat ragu-ragu untuk menyampaikan atau tidak apa yang dilihatnya di depan sana.
Hal ini tentu membuat Yasmin segera bangkit dari tempat duduknya dan melangkah mendekati bu Lina.
"Siapa tamu yang datang?"
Dilihat Yasmin tangan bu Lina yang gemetaran membuat wanita itu semakin mengerut keningnya. Tak menunggu jawaban dari Bu Lina, Yasmin yang sedang mengenakan celana pendek setengah paha dengan baju kaos kebesaran yang hampir menutupi celananya, melangkah keluar untuk melihat siapa tamu yang datang hingga membuat bu Lina panik.
Yasmin menarik daun pintu dan membukanya dengan lebar.
Tepat pada saat itu ia melihat seorang wanita yang penampilannya cukup memprihatinkan dengan lebam di sekujur tubuh, mengenakan dress setengah lengan dengan panjang di bawah lutut berwarna hijau.
Sementara rambutnya tampak berantakan, serta mata yang memerah bengkak mungkin karena kebanyakan menangis.
Yasmin menatap wanita itu dengan sebelah alis terangkat. Jujur saja Yasmin tidak mengenal wanita di hadapannya ini.
"Kenapa, Mbak? Mbak mau minta-minta?" Yasmin menatap bu Lina yang baru saja berdiri di sebelahnya. "Kalau cuma minta duit kenapa tidak langsung Ibu kasih saja?"
Bu Lina meringis dan menatap ke arah wanita di hadapannya kemudian kembali menatap ke arah Yasmin yang masih tampak tenang.
Bu Lina tidak bisa membayangkan apakah Yasmin akan tetap tenang setelah tahu siapa wanita di hadapannya.
Akhirnya dengan takut-takut bu Lina menjelaskan siapa sosok wanita di hadapannya.
"I-ni Mbak Eriska, mantan pacarnya Mas Yosep."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti [Yosep & Yasmin]
Romansa⚠️❕❗ Ini konten ada adegan 21++ harap bijak membaca. Btw, ini dari wattpad-nya yakk yg buat babnya acak. Bukan karena disengaja. SINOPSIS Kepulangan Yasmin ke Indonesia untuk menghadiri pernikahan kakaknya, setelah hampir 8 tahun ia tidak pulang k...