17. Mabuk

8K 330 10
                                    


Bab 17. Mabuk

Yasmin bergerak dengan lincah menari di area khusus dance floor bersama teman-temannya.

Wanita itu tentu saja sudah tampak mabuk karena ia sudah menyesap satu sloki yang membuat kepalanya terasa ringan.

Rasa-rasanya Yasmin sudah tidak memiliki beban hidup lagi. Wanita itu bergerak dan menari dengan bebas. 

Yasmin memang mudah mabuk meskipun dengan beberapa tetes alkohol.

Angela sendiri bertugas mengawasi teman-temannya terutama Yasmin yang kini sudah dalam keadaan mabuk.

Untuk Agnesia dan juga Jennifer sendiri, kedua wanita itu belum terlalu mabuk. Mereka tentunya masih sadar sehingga mereka harus dengan ekstra melindungi Yasmin.

Hansel yang baru saja selesai menari dengan salah satu wanita tercengang di tempat saat melihat sosok yang dikenalinya di antara kerlap-kerlip lampu.

Ekspresi wajahnya berubah dari keterkejutan kemudian senang, sebelum akhirnya ia berlari menuju lantai 2 tempat di mana Rega serta Yosep berada.

"Yosep, come on!"

Tak sungkan lagi, Hansel segera menarik Yosep menuju pembatas antara lantai 2 dan lantai 1.

"Apa yang kamu lakukan, Hans?" Ekspresi wajah Yosep langsung mendingin ketika tubuhnya yang tidak siap tiba-tiba ditarik dengan paksa oleh sahabatnya ini.

"Kamu harus tahu sesuatu. Aku akan menunjukkan ke kamu." Hansel berusaha untuk mengingat di mana posisinya tadi kemudian jari telunjuknya mengarah ke bawah tempat di mana lautan manusia berkumpul untuk menari. "Aku melihat Yasmin di antara kerumunan. Dia mengenakan dress yang sangat seksi. Aku bersumpah dan aku tidak berbohong."

Hansel bahkan mengangkat kedua jari-jarinya menunjuk pada Yosep jika ia tidak bercanda.

Tentu saja Yosep percaya dengan kata-kata Hansel karena tidak mungkin sahabatnya itu membohongi dirinya.

Ekspresinya yang memang sudah dingin semakin dingin kemudian tanpa mengatakan apa-apa lagi langsung menuruni anak tangga menuju lantai dasar di mana arah telunjuk Hansel mengarah tadi.

Sedangkan Rega yang tidak mengerti apa-apa segera menghampiri Hansel. "Ada apa?" tanya pria itu, seraya menepuk pundak Hansel.

Hansel menoleh dan menjawab dengan penuh semangat. "Sebentar lagi kita akan melihat drama paling menegangkan. Ayo, turun."

Sekali lagi Hansel dengan semangat menarik sahabatnya menuruni undakan anak tangga menuju lantai dasar mengikuti langkah Yosep.

"Ada apa sebenarnya? Jangan membuatku penasaran!" Rega berteriak di telinga Hansel dengan rasa penasaran yang sudah membumbung tinggi. 

"Aku melihat Yasmin di antara kerumunan. Kamu mau lihat bagaimana Yosep kalang kabut? Ayo, buruan!"

Keduanya kemudian bergegas mengikuti dari belakang dan membelah lautan manusia yang sibuk menari maupun minum.

Sementara langkah Yosep sendiri semakin cepat sampai akhirnya pria itu berada di tengah kerumunan dan menatap sekeliling untuk mencari sosok Yasmin yang ditemui oleh Hansel tadi.

Tatapan pria itu kemudian tak sengaja jatuh pada sosok yang saat ini sedang menari dengan gerakan sensual membelakangi seorang pria yang ikut menari berusaha merapatkan tubuhnya pada sosok perempuan tersebut.

"Yasmin," geram Yosep tertahan.

Di antara kerlipnya lampu tentu saja ia bisa melihat wajah Yasmin. Pria itu segera bergerak kemudian menarik tangan Yasmin yang saat ini sedang terangkat ke atas.

Sementara satu tangannya lagi ia lingkarkan di pinggang wanita itu. Matanya menatap tajam pada sosok pria yang sedikit terkejut dengan kehadirannya yang berada tepat di belakang Yasmin.

"Dia istriku!" Yosep berteriak pada pria itu karena suaranya pasti tidak akan terdengar jika ia mengecilkan suaranya. Ini juga untuk mengumumkan pada pria-pria yang terus menatap ke arah istrinya.

Ketiga sahabat Yasmin juga tercengang dengan kehadiran Yosep yang begitu tiba-tiba. Mereka kemudian bergerak untuk menjauhkan Yasmin yang sudah mabuk dari Yosep, namun hal itu sia-sia dilakukan karena tatapan tajam Yosep dan juga aura dingin yang ditampilkan pria itu membuat mereka bertiga akhirnya mundur.

"Kalau saya tidak senang dengan kalian bertiga, saya bisa melaporkan kalian ke kantor polisi atas tuduhan penculikan terhadap istri saya!" Yosep berbicara dengan suara kencangnya. "Jadi, jangan menghalangi saya untuk membawa istri saya pulang!"

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Yosep langsung membopong tubuh Yasmin yang memberontak dan ingin menari keluar dari area kerumunan.

"Sialan! Kita ketahuan!" maki Jennifer putus asa.

"Ayo kita ikuti dari belakang!" Angela langsung memimpin kedua wanita itu keluar dari kerumunan mengikuti langkah Yosep yang sudah lebih dulu pergi.

Tidak mau ketinggalan tentu saja Rega dan juga Hansel mengikuti mereka semua keluar dari klub malam.

"Malam-malam menari dengan indah! Oh, syahdunya musik dengan gendang telinga yang hampir pecah! Aku berada di kerumunan dan menikmati setiap momen yang ada!" Lantunan lagu dengan nada asal-asalan dinyanyikan oleh Yasmin. "Mereka semua seperti serigala lapar. Menatapku seolah aku adalah daging segar. Oh, siapa kamu? Kenapa kamu menggendongku?"

Jari telunjuk Yasmin kemudian mengarah pada hidung mancung Yosep. Tidak lupa wanita itu juga menggoyangkan hidung Yosep dengan gemas.

"Huum. Hidungmu sangat mancung. Mirip seperti hidung Bang Yosep. Tapi, Bang Yosep tidak setampan kamu. Bang Yosep itu jelek, mirip seperti kakek-kakek tukang sapu di apartemen aku itu," racau Yasmin.

"Kamu pasti tidak kenal dengan Bang Yosep 'kan? Laki-laki sialan itu yang menikah dengan aku! Andai saja aku tidak menikah dengannya, aku pasti sudah pergi ke luar negeri lagi. Aku akan tinggal di sana, kemudian aku akan menetap dan mencari suami di sana. Ha-ha!"

"Aku mau memberitahu kamu sesuatu. Aku pernah melihat tongkat Bang Yosep. Ya ampun sangat besar. Aku pasti akan mendapatkan suami bule dengan tongkat sebesar itu juga. Bagaimana?"

Kalimat-kalimat yang diucapkan Yasmin terlalu vulgar sehingga membuat ketiga wanita yang mengikuti dari belakang dan bersiap untuk mengambil Yasmin dari bopongan Yosep segera menghentikan langkah mereka.

"Ini benar-benar Yasmin tidak tahu malu," maki Jennifer, dengan wajah merah.

"Huuh! Dia lagi membahas soal tongkat kebesaran. Memangnya dia tidak tahu apa kalau tongkat kebesaran akan menyakiti kita?" Angela membalas dengan tak kalah ramah.

"Mulutmu terlalu ramah, Ngel. Skip, bintang satu," ujar Agnesia menatap kembarannya. "Tapi ngomong-ngomong, kok kamu tahu kalau rasanya sangat menyakitkan? Apa kamu pernah melakukannya dengan Devin? Seriously, Ngel, kamu sudah tidak perawan lagi?"

"Mau tahu saja kamu urusanku dengan Devin. Lagi pula aku juga sudah putus dengan dia," ujar Angela. Wanita itu mengalihkan tatapannya ke arah lain, membuat Agnesia segera menggelengkan kepala karena tahu jika kembarannya ini pasti sudah melakukan hal yang iya-iya.

Mereka bertiga akan bergerak untuk mengambil kembali Yasmin, namun segera ditahan oleh dua orang pria yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

"Hei, cantik. Kalian bertiga jangan ganggu Yosep. Bagaimana kalau kita cari tempat untuk mengobrol?" Hansel mengedipkan matanya pada ketiga wanita yang begitu cantik di matanya itu.

"Menyingkir lah dari hadapan kami!" Angela berteriak berusaha untuk mengusir dua pria di hadapan mereka. "Sialan! Yasmin sudah dibawa pergi!"

Teriakan Angela semakin kuat ketika melihat Yasmin yang sudah dibawa pergi menaiki mobil oleh Yosep.

Wanita itu benar-benar tidak menyangka jika gerakan Yosep akan begitu cepat dan tangkas sampai-sampai mereka tidak bisa menahan Yasmin lagi.

Sedangkan Rega dan juga Hansel yang berhasil menahan ketiga wanita itu akhirnya memilih untuk pulang karena Yosep sudah pergi lebih dulu.

Istri Pengganti [Yosep & Yasmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang