25. Eriska

4.1K 245 8
                                    


Bab 25. Eriska

Yasmin melipat tangannya di dada menatap tajam pada sosok wanita bernama Eriska yang merupakan calon istri dari Yosep yang kabur di hari pernikahan.

Semula, tidak ada darah di sudut bibir wanita itu ketika datang pertama kali ke rumah ini. Namun, sekarang ini, bibirnya juga sudah berdarah, hidungnya juga sudah merah dan semua ini berkat tinju erat seorang Yasmin.

Dendam masih membara di hati wanita itu ketika mengingat  jika Eriska adalah salah satu penyebab mamanya meninggal dunia.

Yasmin tidak akan pernah mau memaafkan wanita di hadapannya ini meskipun penampilannya saat ini sungguh memprihatinkan.

"Mau apa kamu datang ke sini? Mau kasih nyawa kamu ke saya?"

Yasmin berdiri dengan congkak di hadapan Eriska yang kini terduduk dengan memegang wajah serta perutnya yang menjadi korban tendangan Yasmin.

Saat ini mereka masih berada di luar karena Yasmin tidak mengizinkan wanita ini untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Siapa kamu? Kamu melakukan penyerangan terhadap saya. Saya bisa melaporkan masalah ini ke kantor polisi." Eriska mengangkat kepalanya menatap Yasmin.

Tidak menyangka ketika bu Lina menyebutkan namanya,  perempuan muda di hadapannya ini langsung melakukan gerakan yang membuatnya terluka.

"Siapa saya?" Yasmin mendekat kemudian membungkuk sedikit. Tangannya bergerak mencengkram pipi Eriska. "Saya adalah anak dari wanita yang meninggal karena kelakuan kamu."

Benci sudah mendarah daging di hati wanita itu ketika menatap Eriska. "Kamu menginjakkan kaki kamu di sini dengan tampilan babak belur seperti ini, apa kamu ingin menarik simpati? Heh! Mimpi."

Wanita itu melepaskan cengkramannya dan mendorong kepala Eriska begitu saja.

Sementara bu Lina yang berada di dalam sudah selesai menghubungi Yosep yang masih berada di luar.

Tangan wanita itu bergetar hebat saat melihat bagaimana Yasmin memperlakukan mantan kekasih dari Yosep yang kabur di hari pernikahan.

Apalagi ekspresi wajah Yasmin seperti ingin membunuh Eriska membuat wanita itu waspada. Takut-takut kalau istri dari majikannya ini lepas kendali dan ia harus mempersiapkan diri.

"Kamu!"

Eriska rasanya ingin marah ketika mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari wanita muda di hadapannya.

Tiba-tiba suara deru mesin mobil terdengar mendekat membuat Eriska menolehkan kepalanya. Wanita itu tampak lega ketika mengenali mobil tersebut yang memang milik Yosep.

Segera, tubuhnya berbalik berniat untuk mendekat ke arah Yosep namun rambutnya sudah lebih dulu ditarik oleh Yasmin dari belakang.

"Mau apa kamu? Kamu mau dekat-dekat dengan Bang Yosep? Kamu pikir, kamu pantas berada di dekat dia?" Cengkraman di rambut Eriska semakin erat membuat wanita itu meringis kesakitan dengan bulir air mata yang menetes membasahi pipi.

Yosep yang baru saja turun dari mobil tidak menyangka akan melihat pemandangan di hadapannya ini.

Segera pria itu mendekati keduanya. "Dek, kenapa ini?"

Tatapan Yosep langsung tertuju pada Yasmin dan beralih menatap pada Eriska yang kini sudah babak belur. Ekspresi terkejut ditampilkan sejenak oleh Yosep saat melihat penampilan Eriska.

Pria itu menebak-nebak di dalam hatinya apakah ini semua akibat perlakuan Yasmin pada Eriska? Namun, Yosep hanya bisa memendamnya di dalam hati dan tidak bertanya secara langsung.

Yasmin mendorong tubuh Eriska ke samping.

"Abang tanya aja sendiri kenapa dia datang ke sini. Dia perempuan tidak tahu malu yang datang setelah membuat kekacauan pada hari itu," ujar Yasmin dingin.

Ekspresi wajahnya yang datar membuat Yosep tahu jika istrinya masih sangat marah akan kejadian yang menimpa Mama mereka.

"Abang urus perempuan ini. Ingat, jangan biarkan dia menginjakkan kaki di dalam rumah karena aku tidak akan sudi rumah ini diinjak oleh perempuan ini," ujar Yasmin menatap dingin pada Yosep.

Wanita itu segera berbalik pergi meninggalkan keduanya di teras rumah.

Setelah melihat Yasmin menghilang dari pintu, tatapan Yosep langsung beralih pada Eriska yang kini menatapnya dengan air mata berlinang.

"Eriska? Ada perlu apa kamu datang kemari?" Tidak ada rasa iba atau kasihan sama sekali yang dirasakan oleh Yosep pada wanita di hadapannya ini.

"Mas, tolong maafkan aku karena waktu itu aku tidak bisa datang di hari pernikahan kita. Aku diculik sama Marco, dan aku disiksa sama dia terus-menerus. Aku berhasil melarikan diri ke sini karena aku datang ke rumah orang tuaku, mereka tidak mau menyambutku." Eriska berkata dengan suara lemah menatap Yosep dengan tatapan melasnya. "Bukan aku yang ingin membatalkan pernikahan kita. Tapi, Marco yang tiba-tiba langsung menculik aku. Dia juga mengancam akan membunuh kamu kalau sampai aku tidak mau pergi sama dia waktu itu."

Wanita itu menangis sesenggukan di hadapan Yosep. Sementara Yosep  tetap berdiri dengan tenang.

"Kamu tidak percaya? Kamu bisa lihat seluruh tubuhku penuh dengan luka-luka."  Tidak lupa Eriska juga mengangkat pergelangan tangannya yang memang sudah terdapat banyak memar. Juga, dress semata kakinya yang juga diangkat hingga memperlihatkan kakinya yang penuh dengan bekas cambukan. "Apa kita bisa menikah, Mas? Aku benar-benar tidak kuat kalau harus berhadapan dengan Marco. Aku tahu kamu punya kekuasaan,  kamu pasti bisa melindungi aku. Waktu itu aku panik takut kalau kamu celaka, makanya aku mengikuti kemauan dia," tambah Eriska menatap Yosep.

Wanita itu sangat berharap di dalam hatinya jika Yosep mau memaafkan dirinya dan mereka kembali menjalin hubungan. Orang tuanya tidak menyambutnya dan bahkan saat ini mereka sedang berada di luar negeri. Beberapa kali Eriska berusaha untuk menghubungi kedua orang tuanya namun tidak mendapatkan respon apapun dari mereka. Inilah yang membuat Eriska akhirnya memutuskan untuk datang ke kediaman Yosep dan sangat yakin jika pria itu pasti akan mau memaafkannya. Apalagi mengingat jika hanya dirinya yang masih bertahan terhadap sikap dingin Yosep selama ini.

Tidak ada yang kuat menghadapi sikap dingin pria ini selain dirinya. Eriska juga berpikir jika Yosep pasti tidak akan mau kehilangannya juga. Apalagi ia pergi demi kebaikan pria itu sendiri.

"Kamu datangnya terlambat."

Eriska menatap Yosep tak mengerti.  "Maksud Mas Yosep apa?"

"Saya tidak bisa membantu kamu karena saya tidak ingin membuat istri saya kecewa. Ya, saya sudah menikah dan wanita yang tadi menghajar kamu adalah istri saya, Yasmin Theodora."  Tidak lupa Yosep juga memperkenalkan Yasmin sebagai istrinya di hadapan Eriska. "Kamu bisa meminta bantuan orang lain, tapi bukan saya. Saya tidak mau berurusan dengan kamu lagi."

"Apa?" Eriska tercengang menatap tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Yosep.  "Kamu pasti bohong, Mas. Tidak mungkin kamu menikah dengan perempuan yang tidak kamu cintai. Apalagi kamu menikah secepat ini.  Apa kamu menipuku karena kecewa dengan apa yang terjadi waktu hari pernikahan kita?"

Tentunya Eriska menolak percaya jika Yosep sudah memiliki istri.

Yosep tidak berkata-kata tapi mengangkat satu tangannya untuk menunjukkan cincin pernikahannya yang melingkar di jari manisnya pertanda jika memang ia sudah menikah.

Istri Pengganti [Yosep & Yasmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang