"Gue nggak sudi ya satu meja sama cewek gatel."
Itu adalah kalimat pertama yang dilontarkan Mika setelah ia memasuki kelas. Tanpa ragu Mika mengambil tasnya, gadis itu memilih duduk di kursi paling belakang yang masih kosong.
Kini sudah jam istirahat, tentu Puri sedang tidak dalam mood yang baik. Saat pelajaran berlangsung saja ia tidak bisa fokus terhadap apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Puri menoleh ke barisan belakang tempat duduk Mika. Ia sendiri sedikit tidak menyangka kalau Mika ternyata adalah salah satu komplotan Laura.
"Hai, Ri." Sapa seorang perempuan yang tahu-tahu sudah dihadapan Puri. Ia tidak sendiri disamping kiri dan kanannya terdapat dua orang siswa lainnya yang salah satu diantaranya Puri kenal sebagai Alea.
"Hai." Balas Puri singkat. Kedatangan mereka pasti mengungkit soal kejadian tadi pagi. Ayolah, Puri bahkan tidak mau mengingat peristiwa tersebut. Fakta bahwa teman semejanya sendiri berada di pihak Laura sedikit banyaknya membuatnya terusik.
Kursi didepan Puri sudah ditarik, begitu juga dengan dua orang yang kini sudah mengambil posisi masing-masing. Alea duduk disamping Puri.
"Hai, Ri kenalin gue Alea. Gue yakin, sih lo nggak tau nama gue. Walaupun kita udah sekelas tapi gue ragu soal itu." Alea sendiri mencoba mencairkan suasana karena sedari tadi Puri tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Gue tau, kok."
Alea tersenyum manis, "Lo pasti masih bad mood gara-gara kejadian tadi pagi. Sebenarnya lo nggak mesti terlalu mikirin itu, buang-buang waktu aja. Udah jadi rahasia umum kalau Radit itu buaya kelas kakap. Dia emang sering gangguin cewek lain dan lo adalah orang kesekian yang dilabrak sama Laura and the geng." Alea menjelaskan panjang lebar.
"Tapi Laura aja yang bego, gue tau kok pasti dia tuh tau gimana kelakuan cowoknya tapi dia tetap aja tutup mata selalu belain si Radit. Cinta udah bikin dia jadi buta." Timpal gadis yang mempunyai rambut sepunggung, "Oh iya, kenalin gue Rere."
"Hai, gue Ruby." Gadis yang berada disamping Rere juga ikut mengenalkan dirinya.
"Salam kenal." Puri tersenyum manis berusaha seramah mungkin.
"Sebenarnya gimana, sih Ri? Gue bukannya nggak percaya sama lo tapi kita mau lurusin aja. Tapi lo tenang aja kita-kita nggak bakal ke trigger kok, sama omongan Laura yang tadi." Ujar Alea.
Puri menatap mereka satu persatu. Alea nampaknya adalah gadis yang baik, lesung pipi yang muncul saat ia tersenyum menambahkan kadar kecantikannya. Mungkin itu yang membuat Kevin kapten basket Nusa Bangsa kesemsem padanya.
Lalu mengalirlah penjelasan Puri kala ia berada di kantin kemarin. Ia menjelaskan sedetail mungkin.
"Kurang ajar banget." Kesal Rere.
Ruby mengangguk menyetujui.
"Gue juga kalo digituin pasti kesel, eh tiba-tiba pacarnya yang nggak tau apa-apa malah labrak lo. Gila banget tuh pasangan." Alea juga ikut berkomentar.
"Tapi ya, mereka se-geng emang sinting semua, sih. Bukan gimana ya Ri teman semeja lo Mika kan juga satu circle sama mereka. Gue saranin nggak usah berurusan sama dia. Sekarang bagus tuh dia udah pindah kursi. Soalnya pasti mereka sebelas duabelas kan satu geng."
"Iya, sebenarnya gue juga nggak tau harus bereaksi gimana setelah tau kalau Mika temannya Laura." Aku Puri.
"Udah-udah, mending kita ke kantin aja ngisi perut gue belum sarapan soalnya, laper." Rere menyengir.
Puri tidak langsung menyetujui ajakan Rere, "Tapi gue bawa bekal."
"Yah, sekali ini aja. Besok-besok nggak usah bawa bekal, Ri. Udah ada kita-kita teman lo ke kantin. Biar lo jangan diam-diam bae dikelas nanti kesambet baru tau rasa." Ucap Rere diakhiri tawa. Alea yang mendengarnya pun ikut berkelakar sementara Ruby hanya menggeleng melihat kelakuan Rere yang talkactive.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
RomansaPuri Riane menyadari ketertarikannya pada Alam Sagara. Masalahnya Alam bukanlah pria single. Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu sudah memiliki kekasih. Bagaimana Puri mengatasi perasaannya?