"Gue balik duluan."
"Nggak gabung sama kita-kita? Chakra yang traktir."
"Yoi bro." Sahut yang lain.
"Nggak dulu, gue mau jemput Saphira nih."
"Oke, salam gue buat doi."
Alam mengangguk, "Jangan kebanyakan minum. Besok masih masuk kerja."
"Aman, btw jangan lupa dua minggu lagi birthday nya Salim. Jangan sampe lo nggak join."
"Aman mah itu." Balas Alam diakhiri kekehan.
Alam membereskan mejanya lalu memasukkan barang-barangnya ke tas kerja. Ia meninggalkan Nio yang masih berkutat didepan komputer. Rekan satu divisi sekaligus temannya itu memilih menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal beberapa lagi di kantor karena ia ingin menikmati acara happy-happy di kelab malam nanti.
Kantor tempat kerja Alam bergerak di bidang properti. Ia di tempat di divisi pemasaran, setelah beberapa hari ini bekerja lembur untuk sebuah vendor seperti biasa mereka akan merayakan keberhasilan dan melepaskan penat dengan bersenang-senang. Dan kali ini salah satu kelab di daerah Bandung menjadi pilihan mereka.
Tempat itu sebenarnya sudah tidak asing bagi Alam. Namun kali ini ia melewati kesempatan itu karena ingin bertemu dengan kekasihnya, Saphira.
Tipe hubungan Alam dan Saphira bukan hubungan yang intens selalu berikan kabar. Mereka berdua disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Apalagi Saphira merupakan wanita yang ambisius dan pekerja keras. Tidak jarang mereka tidak bertemu selama beberapa minggu.
Alam memarkirkan mobilnya di depan kantor Saphira. Ia sudah mengabari wanita itu sebelum berangkat namun wanita itu belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.
Alam melirik arlojinya dan jam menunjukkan pukul delapan malam. Pria yang mengenakan kemeja maroon itu menyandarkan badannya ke kursi mobil. Ia melonggarkan dasinya lalu melipat lengan bajunya hingga siku.
Sampai lima belas menit kemudian Saphira belum muncul. Ia mendial nomor kekasihnya.
"Aku udah didepan."
"Iya, Lam. Ini aku baru beres lima menit lagi aku turun."
"Hmm hati-hati, sayang."
Benar saja tidak lama kemudian Saphira mengetuk jendela mobil Alam. Alam membuka kunci mobil lalu Saphira masuk ke kursi penumpang.
"Kita dinner dimana?"
Alam menyebutkan salah satu nama restaurant yang tidak jauh dari kawasan perkantoran Saphira. Alam ingin menghindari macet selain itu perutnya sedari tadi sudah minta asupan.
Tiba di restaurant mereka berdua langsung memesan makanan. Alam dan Saphira duduk berhadapan.
"How was your day?" Pancing Alam sebab air muka kekasihnya terindikasi tidak sedang keadaan baik.
Saphira sama sekali tidak menyembunyikan wajahnya yang bak benang kusut dihadapan Alam. Sudah sepatutnya ia menumpahkan keluh kesahnya pada Alam.
"Not bad. Tapi kamu masih ingat Rena? Perempuan yang ada di nikahan teman kantorku enam bulan lalu."
Alam nampak berpikir kemudian mengangguk perlahan. Bayangan perempuan yang sempat dikenalkan oleh Saphira dengan keengganan yang jelas melintas dalam benak Alam.
"Aku dengar dari yang lain dia yang bakalan di promosiin dari divisiku."
Sontak tangan Alam meraih tangan kekasihnya. Dielusnya lembut karena mengetahui bagaimana Saphira amat berusaha agar menjadi karyawan yang dipromosikan menjadi General Manager.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
RomansaPuri Riane menyadari ketertarikannya pada Alam Sagara. Masalahnya Alam bukanlah pria single. Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu sudah memiliki kekasih. Bagaimana Puri mengatasi perasaannya?