"Reno?" Alam bertanya masih fokus pada jalanan selanjutnya ia menimpali. "Oh, kakakmu yang di jakarta."
Gadis itu mengangguk antusias. Timbul perasaan hangat ketika seseorang mengingat suatu hal yang pernah kamu beritahu.
"Pantesan dari tadi kamu kelihatan senang."
Tidak bisa disembunyikannya guratan bahagia diwajah. Terang saja ia sudah sangat merindukan Reno. Juga di ruangan chat tadi kakaknya itu bilang bahwa ia ingin memberitahu Puri sesuatu membuat ia penasaran.
Tiba didepan kediaman Puri dengan rumah bercat warna putih itu mobil yang mereka tumpangi perlahan memelan.
Dimajukannya tubuh ke arah Puri sebelah tangannya membantu gadis itu membuka sealtbelt.
"Sangking senangnya kamu malah buru-buru."
Tanpa sadar Puri menahan nafas, momen Alam berada didepannya sukses membuat Puri kaget maksimal. Indera penciumannya dapat mencium aroma Citrus dari parfum yang pria itu pakai. Belakangan wangi ini familiar di hidungnya.
Mengakui ia mengalami kesulitan karena jarinya malah selalu melesat ketika membuka seatbelt.
Bukan berlebihan tapi semuanya seperti slow motion dimatanya hingga Alam menarik diri.
Puri menyengir canggung, "Makasih, mas."
"Hmmm, sana turun kayaknya kakakmu udah nunggu."
Tidak menunggu lama ia segera turun dari mobil Alam tanpa menoleh kebelakang lagi.
Iris gadis berusia tujuh belas tahun itu berpendar dan menemukan Reno duduk disofa ruang tamu. Laki-laki yang berusia satu tahun lebih tua dari Puri itu belum menyadari kehadiran sang adik, ia masih asyik dengan ponsel digenggamannya.
"Kak."
Puri duduk di samping Reno, ia meneliti wajah Reno. Saat ini Reno sedang mengenakan kaos hitam polos dengan celana pendek berwarna coklat. Mereka berdua tidak bertemu sebulan belakangan namun rasa rindu Puri sudah menggebu. Padahal ketika Saras dan Tama masih bersama kakak adik itu bukanlah tipe saudara yang sangat lengket namun hubungan mereka terjalin sangat baik. Reno peduli dan sayang pada adiknya.
Diam-diam Puri menyetujui kalau seseorang akan terasa sangat berharga jika sudah berjauhan.
"Lo pulang sekolah emang jam segini?"
"Nggak. Tiba-tiba banget lo disini? Gue kaget tau tapi senang juga."
"Kangen, kan lo?"
Puri mendengus kecil. Selalu ada rasa gengsi antar dua bersaudara untuk mengungkapkan kasih sayang.
"Memangnya lo nggak sekolah, kak? Jangan banyak bolos nya deh, kan lo udah kelas 12."
"Sehari dua hari mah nggak apa-apa, Ri."
Puri berdecak, "Lo udah makan nggak, kak?"
"Udah, gue kangen tau masakan bik Sari."
Pernyataan Reno barusan bagai alarm pengingat untuk Puri bahwa semuanya memang sudah berbeda. Mereka keluarga tapi berpencar.
"Rasanya masih enak, kan Kak?"
"Pasti. Btw Mamah kok belum balik? Padahal udah jam segini."
"Biasa, lagi ngurusin pekerjaan. Tapi lo udah kasih tau mamah kan datang kesini?"
"Belum."
"Lah? Kok belum?" Sungguh Puri tidak mengerti jalan pikir Reno.
"Ceritanya mau ngasih surprise."
Puri mangut-mangut saja, walaupun didalam kepalanya ia tahu Reno sedang mengeles.
"Ajak gue keliling, dong kayaknya besok gue udah balik."
"Kok cepat, sih Kak? Seminggu lagi aja disini." Puri merenggut lucu.
"Tadi katanya jangan bolos-bolos."
"Iyain, deh. Tapi kak gue beneran nggak tau kalau tempat yang bagus disini soalnya gue emang belum pernah keliling."
Reno mengacak rambut, ia melupakan fakta bahwa adiknya adalah Puri. Gadis pendiam dan jarang keluar rumah kalau tidak penting-penting amat.
"Gue berharap apa sama lo." Ucap Reno frustasi.
"Ajak kenalan lo biar gue nggak rugi-rugi amat udah bolos." Lanjut Reno.
Puri memutar otak mencari siapa yang kira-kira akan ia ajak dan mintai tolong.
"Jangan bilang kalo lo belum dapat teman di Bandung yang luas ini."
"Ada, kok. Tapi kalau gue ajak mereka kayaknya pada nggak bisa. Mungkin mereka masih dimall." Monolog Puri.
"Teman lo yang lain, pacar lo, tetangga, teman sekelas, siapa gitu yang bisa jadi tour guide." Reno mengabseni satu per satu kemungkinan.
Tiba-tiba saja seseorang muncul dipikiran Puri. Tapi Puri sedikit segan untuk mengajak dan meminta tolong tapi ia juga tidak mungkin membiarkan Reno hanya di rumah malam ini. Lagian ia juga ingin bersenang-senang dengan kakaknya.
_____________
Halo...
Sorry banget kalau cerita ini masih banyak kurangnya. Karena aku juga masih proses belajar.
Untuk itu aku sangat menerima saran dan kritik.
Thank you.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
RomancePuri Riane menyadari ketertarikannya pada Alam Sagara. Masalahnya Alam bukanlah pria single. Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu sudah memiliki kekasih. Bagaimana Puri mengatasi perasaannya?