Part 32: Nyerah

52.3K 1.7K 3
                                        

Tok

Tok

Tok

Ceklek, pintu terbuka menampilkan Kanaya dan Zayyan.

Kebetulan hari ini adalah hari weekend, Grizelle berniat ingin berkunjung kerumah kedua saudaranya yaitu Kanaya dan Zayyan.

"Ngapain lo kesini!" Sentak Kanaya bersedekap dada.

"A-aku k-kangen sama kalian kak, makanya aku main kesini." Jawab Grizelle memilin jari telunjuknya.

"Kita gak nerima hama!" Sentak Zayyan menatap Grizelle jijik.

"Dan jangan harap lo bisa balik lagi kerumah ini!" Timpal Kanaya.

Tidak terasa air mata sudah membendung di pelupuk matanya Grizelle. Harapannya seketika kandas mendengar ucapan Kanaya. Ia berniat main kerumah mereka hanya karena dirinya sangat merindukan kedua saudaranya.

"Apa sebegitu bencinya kalian sama aku kak, bang? Cuma kalian keluarga yang aku punya. Aku gak punya siapa-siapa lagi selain kalian. Tapi entah kenapa setiap perkataan kalian atau pun perlakuan kalian ke aku, aku sama sekali gak pernah merasa benci sedikit pun ke kalian." Ucap Grizelle mengeluarkan semua unek-unek dalam hatinya dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"Lo harusnya sadar diri!" Ucap Zayyan dengan pelan.

"Lo bukan adik kandung kita, jadi buat apa kita ngurusin lo. Lo hanya benalu buat kita! Lo pembawa sial bitch!" Ketus Zayyan menjambak rambut Grizelle ke belakang.

Grizelle meringis kesakitan, dirinya tidak bisa melawan. Dengan air mata yang terus mengucur deras, semakin membuat Zayyan menjadi gencar ingin menyiksa gadis itu.

Setelah puas menjambak, Zayyan langsung menghempaskan tubuh Grizelle ke tanah hingga membuat gadis itu terjatuh dengan kencang. Tidak hanya itu, Kanaya pun ikut mencengkram kuat rahang Grizelle dan mencekik lehernya yang putih.

Kanaya tertawa kecil, ia menatap lekat wajah Grizelle yang sudah memerah dengan air mata yang mengalir deras.

"Mana pahlawan kesiangan lo? Gak nolongin lo lagi? Apa jangan-jangan lo juga udah dibuang begitu aja sama dia setelah lo di pakeknya?" Ucap Kanaya tersenyum miring menatap Grizelle.

"Lo itu memang benalu dihidup siapapun Grizelle! Bahkan dia aja udah ngebuang lo! Atau jangan-jangan dia memang jadiin lo hanya mainan doang." Sambung Kanaya.

Cekikan di leher Grizelle membekas hingga membuat lehernya yang putih itu menjadi merah. Bahkan cengkraman Kanaya di pipinya pun bercap merah.

"Pergi lo dari sini! Udah muak gue liat muka lo!" Ketus Kanaya menendang punggung Grizelle.

Grizelle mencoba untuk berdiri. Badan gadis itu terasa sangat remuk. Lebam ditangannya akibat ulah Kiran saja belum sembuh, sudah ditambah kekerasan dari Kanaya dan Zayyan.

Grizelle berjalan meninggalkan rumah Kanaya dengan jalan sedikit tertatah. Akibat dari hempasan Zayyan yang begitu kencang sepertinya mengakibatkan kaki gadis itu sedikit keseleo. Jambakan dari Kanaya yang membuat kepala gadis itu sedikit pusing. Belum lagi bekas cekikan dan juga cengkraman Kanaya yang membuat pipi dan lehernya panas.

Grizelle menangis dibawah air hujan yang turun. Ia tidak menghiraukan kondisinya saat ini. Ia berjalan ditemani air hujan dan juga lampu jalan kota Jakarta.

Kehidupan dirinya begitu menyedihkan, dulu disaat Kanaya dan Zayyan yang membencinya ia begitu bahagia dengan kehadiran Atalaric disisinya. Akibat keputusannya sendiri, pria itu ikut menjauhinya bahkan membenci dirinya.

Sekarang ia benar-benar tidak memiliki siapapun. Eitss tidak, ia hanya memiliki Luna saat ini. Tapi ia tidak ingin selalu merepotkan temannya itu. Semenjak Grizelle ngekost, Luna selalu membelikannya bahan-bahan makanan untuk dirinya.

Atalaric (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang