Hari pertama Grizelle sekolah online ia sangat gusar. Ia tidak bisa jika harus terus mendap di dalam rumah. Ia ingin segera menyelesaikan masalahnya. Handphone miliknya pun ada di tangan David, gadis itu bingung harus gimana sekarang.
Dirumah pun tidak ada siapa-siapa. David pergi bekerja sedangkan kedua abangnya sudah pergi sejak pagi tadi entah kemana.
"Aku harus gimana? Ata gimana sekarang, apa dia udah dapet bukti?" Gumam Grizelle masih duduk di meja belajarnya.
Otak Grizelle tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini. Ia tidak bisa mendapatkan informasi apapun. Ia tidak bisa melihat perkembangan masalah Atalaric. Akhhh..... Dirinya begitu lelah.
"Aku harus bertindak. Aku gak bisa kalo harus diam diri begini. Masalah aku gak akan selesai kalo terus diam begini."
"Kiran. Apa aku cari bukti teror itu kepada Kiran?"
Tanpa berpikir panjang, Grizelle langsung mengganti pakaiannya. Ia menggunakan outfit serba hitam. Dengan menggunakan jeans hitam panjang ketat, hoodie hitam polos dan ia juga menggunakan masker, topi dan kacamata hitam.
"Pak Toni, Grizelle boleh minta tolong gak?"
Pak Toni, sang supir kepercayaan David menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
"Apa non?"
"Grizelle mau pergi, pak Toni bisa tolong anterin Grizelle gak?"
"Boleh-boleh non. Saya siapkan mobil dulu, non tunggu sebentar."
Toni langsung bergegas menuju garasi mobil. Ia mengeluarkan mobil Alphard berwarna hitam.
"Ayo non."
Grizelle langsung masuk ke bangku penumpang. Didalam mobil gadis itu melepaskan topi, kacamata dan maskernya.
"Mau kemana non?"
"Jalanin mobilnya dulu pak nanti Grizelle kasih tau tempatnya."
"Baik non."
Toni melajukan mobil meninggalkan perkarangan mansion elite dan mewah itu. Pria paruh baya itu menjalankan perintah Grizelle untuk mengantarkannya ke tempat yang sudah Grizelle suruh. Grizelle juga menyuruh Toni untuk mengunci pintu mobil, agar tidak terjadi apa-apa kedepannya.
Ketika sudah sampai ditempat tujuan, Grizelle menatap semua area sekitar. Hingga tatapannya beralih kepada pria yang sangat tidak asing bersama dengan perempuan. Perempuan disamping pria itu tampak sangat manja. Bahkan tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.
Tidak terasa air mata Grizelle jatuh membasahi pipinya. Rasa sesak didadanya, bahkan debaran jantung berdegup sangat kencang.
"Pak, kita jangan terlalu dekat dengan mereka ya." Ucap Grizelle dengan bergetar.
"Baik non."
Toni menatap Grizelle dari kaca spion depan. Pria paruh baya itu menyadari jika majikannya itu sedang menangis.
"Non Izell baik-baik aja?"
"Saya gakpapa pak, tenang aja." Ucap Grizelle tersenyum getir.
Ketika perempuan yang sedang bersama pria tadi masuk kedalam taksi. Toni langsung menjalankan tugasnya untuk mengikuti taksi tersebut, tetapi jarak mereka tidak begitu dekat.
"Pak, stop. Kita berhenti disini aja. Jangan terlalu deket nanti kita ketauan."
Grizelle menatap perempuan tadi turun di sebuah pertokoan. Perempuan itu menghampiri seorang pria dengan pakaian yang sangat tertutup. Bahkan Grizelle tidak bisa melihat siapa pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atalaric (END)
Teen FictionSeorang gadis bernama Grizelle Adlyn Queensha yang sejak kecil tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang, baik dari orangtua maupun saudaranya. Grizelle tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Atalaric Tristan Felix yang hampir mena...
