Grizelle mengerjapkan matanya, ia menatap ke sekelilingnya. Tempat yang begitu asing. Grizelle mendudukkan tubuhnya perlahan. Kepalanya begitu sedikit pusing. Kejadian semalam berputar diotaknya. Apa Atalaric yang membawanya ketempat ini. Hanya Atalaric yang ia temui semalam. Tapi dimana ini? Pikirnya.
Grizelle berjalan mendekati pintu. Ia menggerakan knop pintu. Pintu tersebut terkunci. Grizelle menggedor pintu tersebut dengan kencang tetapi tidak ada satupun yang menyahutinya.
Grizelle menatap ke tubuhnya, bukan pakaian ini yang ia pakai semalam. Siapa yang menggantikan pakaiannya.
"Siapapun tolong bukain pintunya!" Teriak Grizelle menggedor pintu dengan kencang agar orang bisa mendengarnya.
Ceklek
Pintu tersebut terbuka, Grizelle memundurkan dirinya sejauh 3 langkah. Ia menatap 3 pria yang sedang membawa nampan berisi makanan.
"Zel, lo sarapan dulu." Ucap seorang pria meletakkan nampan tersebut ke atas nakas.
"Kalian siapa? Kalian mau apa? Kalian orang jahat ya? Kalian mau bunuh aku? Bunuh aja gakpapa. Aku ikhlas, ayo bunuh aku sekarang." Cerocos Grizelle menjulurkan kedua pergelangan tangannya kepada 3 pria itu.
"Kita anggota Wolfrsh. Lo disuruh bos buat sarapan."
Grizelle mengernyitkan dahinya, "Ngapain dia bawa aku kesini! Aku mau pulang!" Ucap Grizelle ia sudah berancang-ancang ingin kabur tetapi anggota Wolfrsh lainnya sudah menghadang di depan pintu.
"Tolong lepasin aku! Aku mau pulang! Aku gak mau disini!" Berontak Grizelle mencoba melepaskan pegangan dari anggota Wolfrsh.
"Zell, lo harus makan. Lo lagi gak enak badan. Lo harus makan sekarang, kita gak mau kalo bos marah liat lo belum makan." Ucap salah satu anggota.
2 anggota Wolfrsh yang sedang memegangi kedua tangan Grizelle melepaskan gadis itu. Semua anggota pun langsung meninggalkan Grizelle di dalam kamar tersebut, tidak lupa juga menguncinya dari luar.
"Aku mau pulang! Aku gak mau disini! Tolong bukain pintunya!"
Grizelle menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Ia menyandarkan badannya ke pintu. Ia harus berpikir sekarang. Ia harus keluar dari sini secepatnya.
Grizelle menatap seluruh penjuru kamar. Hingga tatapannya berhenti di sebuah pintu balkon. Grizelle berdiri lalu berjalan menghampiri pintu balkon tersebut. Dan yahh, pintunya tidak dikunci dari luar juga. Grizelle langsung mencari cara agar bisa keluar dari balkon tersebut.
"Lompat." Gumamnya dengan mengeluarkan sebuah senyuman.
Grizelle membuka pintu balkon, lalu berjalan mendekati pinggiran penyangga.
Seakan sudah di kuasai bisikkan-bisikkan setan, Grizelle menaikki penyangga balkon. Ia tersenyum lebar sembari duduk dipenyangga tersebut.
Tidak ada rasa takut sedikit pun di dalam benaknya. Ia sudah lelah dengan kehidupannya itu. Untuk apa ia hidup jika harus terus menderita. Lebih baik dia mati bukan?
Tanpa ia sadari, gadis itu sudah berdiri di atas penyangga. Seolah sebentar lagi ia akan mendapatkan kebahagian, gadis itu mengukirkan sebuah senyuman yang lebar.
"Dunia gak adil! Kenapa aku selalu di takdirkan untuk dibenci! Kenapa aku gak pernah merasakan kebahagiaan sedikit pun! Apa aku memang seburuk itu." Lirihnya menatap kosong ke depan.
Grizelle merentangkan kedua tangannya. Ia sudah siap untuk melompat. Tetapi percobaannya digagalkan seseorang. Orang tersebut adalah Atalaric. Pria itu langsung menarik Grizelle hingga membuat gadis itu jatuh di atas tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atalaric (END)
Teen FictionSeorang gadis bernama Grizelle Adlyn Queensha yang sejak kecil tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang, baik dari orangtua maupun saudaranya. Grizelle tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Atalaric Tristan Felix yang hampir mena...
