46

191 19 2
                                    

"Joooon" pria kecil berlari masuk kedalam rumah dengan tas kuning dipunggungnya. Penuh semangat Joongi menghampiri Namjoon yang ada ruang kerjanya. 

Sedikit informasi, Joon adalah panggilan yang diberikan khusus oleh Joongi untuk Namjoon.. Entah itu terdengar imut saat Joongi memanggilnya. 

"Woooh ada apa? kenapa berlari seperti itu?" ucap Namjoon sedikit terkejut karena Joongi tiba-tiba lonjat keatas pangkuannya. 

"Apa hali ini ibu menelpon lagi?" tanyanya penuh antusias

"tentu saja, kami banyak mengobrol" 

"apa yang ibu celitakan?" tanyanya lagi

"hmmm... katanya dia sangat mencintai Namjoon" goda pria dewasa itu

"bagaimana dengan ku, apa ibu tidak mencintai ku?" tanya dengan nada kesal 

"dia mencintai mu, tapi dia jauh lebih mencintai ku" 

"bohong! cepat telpon ibu, Joongi mau plotes" 

"ibu mu sudah tidur, diluar negri sudah malam" balas Namjoon berbohong 

"Lual negli itu dimana sih?" tanyanya heran

"sangat jauh, kau tidak akan bisa pergi kesana" 

"Kenapa?" tanyanya lagi 

"tiketnya sangat mahal"

"mahal? aku akan minta uang ke kakek" 

"memangnya kau berani?" 

"Belanii" ucap Joongi penuh semangat. 

"Yah baiklah, Joongi memang yang paling berani. Sekarang mandi sebentar lagi kakek dan nenek pulang" 

"Ayayaya Ciap kapten" 

Joongi turun dari pangkuan Namjoon. Masuk kedalam kamarnya dan mengurus sendiri keperluannya. Joongi terbilang sangat mandiri untuk anak seusianya, dia jauh lebih hebat dari pria dewasa yang ada didalam rumah kediam Kim. 

Matahari perlahan memudar, meninggalkan cahaya orange yang memikat mata. Satu persatu penghuni rumah berdatangan. Meninggalkan segala sesuatu yang membuat mereka lelah untuk bersandar sejenak. 

"Kakek pulaaang!" suara serak khas menggema diseisi rumah

"Kakeeeek!" sambut seorang pria kecil berbau khas minyak telon. 

"Ada apa? kenapa bersemangat sekali?" 

"kakek sini, kita halus belbicala" ucap Joongi menarik tangan tuan Kim menuju sofa ruang tengah. 

Tuan Kim menoleh menatap Namjoon yang berada tidak jauh darinya, seakan bertanya ada apa? apa yang terjadi?

Kedua pria berbeda usia itu duduk saling berhadapan, jujur saja tuan Kim sedikit gugup melihat wajah serius bocah yang mau berulang tahun yang lima. "jadi begini kakek" ucapnya dengan wajah serius. 

"Kakek, boleh Joongi berbicala?" tanyanya lagi, menunggu persetuajan dari tuan Kim.

"Tentu saja" 

"Telima kasih" ucapnya sopan, "kakek, uangnya banyak?" tanya Joongi mendapat anggukan dari tuan Kim. 

Namjoon yang berada tidak jauh dari mereka mulai tersenyum, seakan mengerti apa yang selanjutnya akan ditanyakan oleh Joongi.

"Kakek sayang Joongi kan?" tanyanya lagi dan mendapat anggukan dari tuan Kim. 

"bebelapa bulan lagi Joongi akan belulang tahun" ucap Joongi menatap lembuat kearah tuan Kim, "Joongi ingin hadiah?" ucap tuan Kim seakan mengerti arah pembicaran bocah dewasa itu. 

Boss! [Kim Namjoon]  [COMPLETED STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang