E04

1.5K 160 10
                                    

Mew Point Of View On

Aku tiba-tiba terbangun dari tidurku dan  langsung melihat kearah seseorang yang tidur disampingku. Seketika itu aku merasa lega, namun seketika itu juga aku merasa cemas.
Aku merasa lega karena orang itu bukanlah orang lain, tapi aku tiba-tiba merasa cemas karena telah melukai anak itu. Anak yang selama ini aku benci.

Apakah ini cemas atau perasaan khawatir? Aku bingung mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini.

Keadaan orang itu sungguh mengenaskan dengan kissmark di beberapa bagian tubuhnya dan juga noda darah diantara kedua kakinya.

Darah?

Dia masih perawan?

Tentu saja bodoh! Pertanyaan bodoh yang tidak seharusnya terlintas dalam pikiranku!

"Gulf, apakah kau baik-baik saja?" Kata yang seharusnya tidak aku ucapkan, namun aku malah mengucapkannya, padahal aku tahu keadaannya sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Aku merasa sangat terkejut ketika melihat penampilan orang yang masih tertidur dengan nyenyak disampingku itu.  Aku langsung bangkit lalu berjalan masuk menuju ke dalam kamar mandi. Aku kini membersihkan tubuhku. Aku berdiri dibawah shower sambil menutup kedua mataku dan menyesali sesuatu.

Apa yang aku lakukan semalam?
Harusnya aku bisa mengendalikan diriku semalam! Bodoh, kamu bodoh Mew!

Kenangan semalam kini kembali terekam di dalam otakku. Aku terlihat seperti harimau yang sedang kelaparan saat disuguhi makanan yang sangat nikmat.

Aku menyesali kebodohanku semalam. Aku terlalu terprovokator oleh kata-kata Off sehingga aku mabuk berat. Ingin rasanya aku mengulang waktu itu lagi dan memperbaikinya, tapi tidak bisa.

Sial, kenapa perasaanku menjadi begini? Campur aduk rasanya..

Apa kau tahu bagaimana perasaanku saat hati dan pikiranku tidak sejalan? Bingung...
Bagaimana tidak? Pikiranku mengatakan bahwa aku menyesal melakukannya, tapi hatiku berbeda. Hatiku justru merasa lega. Aku rasa aku hampir gila memikirkan hati dan pikiranku yang berbeda pendapat seperti ini.

Setelah aku membersihkan diriku sendiri, kini aku berniat untuk membersihkan tubuh Gulf. Aku merasa bersalah dan harus bertanggungjawab dengan apa yang telah aku lakukan. Aku sudah mengisi air di dalam bathub dengan air hangat lalu menyuruh Gulf bangun untuk mandi.

"Gulf, bangun!" Ucapku sambil menggoyangkan tubuhnya.

Dia tidak juga bangun dan aku merasa kesal. Usianya sudah menginjak usia 25 tahun, tapi sikapnya seperti anak-anak berusia 5 tahun.

"...."

"Gulf, bangun!" Ucapku sekali lagi.

"Gulf tidak mau bangun Phi! Tubuh Gulf sakit semua!" Keluh anak itu.

"Kamu harus bangun!"

"Gulf sedang sakit!" Keluhnya.

Pada akhirnya aku memaksanya mandi dengan menggendong dan membawanya ke dalam bathub. Setelah menaruhnya didalam bathub, aku langsung menutup pintu kamar mandi dan menelpon salah satu asistenku untuk membersihkan sisa-sisa persetubuhanku dan Gulf semalam.

"Phi, aku ngga mau mandi! Ngga mau mandi!" Ucap Gulf sambil merengek.

Dia ingin beranjak pergi, namun aku menahannya. Bajuku sampai basah karena menahannya agar tetap berada di dalam bathub.

"Kau harus mandi supaya tidak sakit! Aku tidak mau terjadi sesuatu kepadamu!"

"Ini semua karena ulah Phi! Phi memakan tubuhku semalam! Uuuu.. sakit..."

Delicious You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang